Kapolri Pengganti Idham Azis Sepenuhnya di Tangan Jokowi

KalbarOnline.com – Bursa calon Kapolri terus mencuat. Walaupun Kapolri Jenderal Pol Idham Azis akan memasuki purna pada 1 Februari 2021 mendatang. Sejumlah nama-nama jenderal yang akan memuncaki posisi di struktur kepolisian pun mulai ramai dibicarakan.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Sebelumnya, informasi dari Indonesia Police Watch (IPW) yang menyebut bahwa Kapolri yang akan menggantikan Idham Azis bakal diambil dari bintang dua. Karena penunjukan Kapolri adalah hak prerogatif Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi II DPR Sarifuddin Sudding menyerahkan sepenuhnya calon Kapolri baru pengganti Idham Azis kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menunjuk orang nomor satu di Korps Bhayangkara tersebut.

“Sangat sulit untuk memberikan atau memprediksi karena ini hak mutlak Presiden untuk memilih. DPR hanya memberikan persetujuan, ya atau tidak terhadap pilihan Presiden itu,” ujar Sudding kepada KalbarOnline.com, Senin (3/8).

Menurut Sudding semua perwira tinggi mempunyai peluang untuk menjadi Kapolri menggantikan Idham Azis. Sehingga DPR hanya menunggu siapa yang nanti bakal ditunjuk oleh Presiden Jokowi.

“Nah saya kira semua perwira tinggi yang memiliki senioritas dengan pangkatnya itu punya peluang yang sama,” katanya.

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan, saat Idham Azis ditunjuk menjadi Kapolri banyak yang tidak menduga. Karena itu semua adalah hak prerogatif Presiden Jokowi dalam menunjuk jajaran di bawahnya.

Baca Juga :  Pj Gubernur Harisson Lepas Kafilah Kalbar Ikuti MTQ Korpri ke-7 di Palangkaraya

“Saya kira sangat sulit untuk memprediksi siapa yang akan jadi Kapolri nanti. Kalau kita ambil contoh Kapolri Pak Idham. Orang juga tidak pernah memprediksi. Kalau untuk menduga-duga saat ini masih sulitlah,” ungkapnya.

Namun demikian, Sudding berharap Kapolri pengganti Idham Azis bisa melakukan reformasi birokrasi. Sehingga kejadian ada jenderal polisi yang terlibat dalam kasus Djoko Tjandra tidak ada lagi di kemudian hari.

‎”Ya saya kira semua kita berharap komitmen dalam konteks penegakan hukum betul-betul menjadi pijakan. Seperti kejadian kemarin dalam kasus Djoko Tjandra itu sedapat mungkin tidak terulang kembali,” ungkapnya.

“Kapolri di masa akan datang, harus betul-betul melakukan revolusi mental‎ di kepolisian. Sehingga punya komitmen dalam mekanisme yang tinggi. Dan profesionalitas yang tinggi dalam menjalankan tupoksinya, sebagai pengayom, pelindung, pelayan dalam konteks penegakan hukum‎,” tambahnya.

Selain informasi dari IPW mengenai jenderal dua yang bakal ditunjuk ‎Presiden Jokowi. Ada juga delapan nama yang menjadi calon kuat menggantikan Idham Azis. Mereka adalah:

1. Kabaharkam Komjen Agus Andrianto yang dijagokan alumni Akpol 98 dan dekat dengan keluarga besan Presiden Jokowi.

Baca Juga :  Dari 41 Ribu Tes, Kasus Baru Positif Covid-19 Tambah 4.265 Orang

2. Kabaintelkam Komjen Rycko yang dijagokan sebagian Akpol 88 karena Adimakayasa dan pernah menjadi ajudan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

3. Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar yang dijagokan sebagian Akpol 88 karena sangat populer saat menjadi Kepala Divisi Humas Polri dan dianggap sebagai kuda hitam.

4. Kabareskrim Komjen Listyo Sigit yang merupakan lulusan Akpol 1991 dijagokan karena sangat dekat dengan Jokowi dan kerap disebut sebagai geng Solo.

5. Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana, lulusan Akpol  lulusan Akpol 1988 dijagokan karena sangat dekat dengan Jokowi dan kerap disebut sebagai geng Solo.

6. Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Lufthi yang dijagokan karena sangat dekat dengan Jokowi dan kerap disebut sebagai geng Solo. Ahmad Luthfi adalah  lulusan Sepamilsuk Polri 1989.

7. Kapolda Jawa Timur Irjen Fadil Imran dijagokan Akpol 91 karena sangat dekat dengan Kapolri Idham Azis.

8. Komjen Gatot Eddy Pramono yang merupakan lulusan Akpol 1988 juga dijagokan karena jabatannya sebagai Wakapolri.

Comment