KalbarOnline.com – Twitter resmi meluncurkan pengaturan percakapan untuk semua pengguna. Dengan menggunakan pengaturan ini, pengguna dikatakan dapat menghindari balasan yang tidak diinginkan yang mungkin saja mengganggu esensi sebuah percakapan.
Pengaturan percakapan ini sudah dapat dinikmati oleh pengguna yang menggunakan Twitter melalui perangkat dengan sistem operasi iOS dan Android, serta twitter.com. Dengan menggunakan pengaturan percakapan ini, sebelum memulai Tweet baru, pengguna bisa memilih siapa yang dapat membalas Tweet mereka dengan tiga opsi berikut seperti semua orang (pengaturan default), hanya orang yang diikuti oleh pengguna, atau hanya orang yang disebutkan pengguna dalam Tweet.
Tweet dengan dua pengaturan terakhir akan diberi label, dan ikon untuk membalas Tweet akan berwarna abu-abu bagi orang yang tidak dapat membalas. Orang yang tidak dapat membalas masih dapat melihat, Retweet, Retweet dengan Komentar, berbagi, dan menyukai Tweet tersebut.
Pihak Twitter menjelaskan, sejak Twitter melakukan uji coba pengaturan percakapan ini pada bulan Mei, banyak orang menggunakannya untuk melakukan wawancara dan diskusi, membagikan pendapat mereka, serta berbagi tentang banyak hal. “Kami mendapat banyak insight dari penggunaan, wawancara umpan balik, dan survei terkait uji coba ini,” beber pihak Twitter Indonesia melalui keterangan tertulisnya kepada KalbarOnline.com.
Lebih jauh, pengaturan baru ini diklaim dapat membantu sebagian orang merasa lebih aman dan dapat menjadikan percakapan lebih bermakna sambil tetap memungkinkan mereka melihat beragam sudut pandang dari orang lain. Terkait keamanan, lewat pengaturan ini, pengguna dikatakan dapat merasa lebih nyaman menge-Tweet serta lebih terlindungi dari spam dan kekerasan atau komentar yang tak diinginkan lainnya.
Pengguna yang memiliki keinginan membalas sebuah Tweet untuk mengganggu esensi dari percakapan, pada akhirnya tidak berniat mencari cara lain untuk membalas Tweet tersebut, pengaturan ini lah yang pada akhirnya mencegah rata-rata tiga orang yang berpotensi membalas Tweet dengan konten kasar, dan juga hanya menambah satu Retweet dengan Komentar yang berpotensi memiliki konten kasar.
Twitter juga tidak melihat adanya peningkatan pada jumlah pengiriman Direct Message yang tidak diinginkan oleh penerima pesan. Orang yang mengalami tindak kekerasan di Twitter merasa pengaturan ini membantu mereka pengguna yang melaporkan adanya tindak kekerasan terhadap mereka akan tiga kali lipat cenderung menggunakan pengaturan ini.
Pengaturan ini juga disebut menjadi metode baru untuk meredam balasan yang mengganggu. Dikatakan sebanyak 60 persen pengguna yang menggunakan pengaturan ini saat masa uji coba tidak menggunakan fitur Bisukan atau Blok.
Pada akhirnya, media sosial berlogo burung biru itu menyebut kalau perubahan ini dapat mengarah pada percakapan yang lebih bermakna di Twitter. Pengguna cenderung berbagi lebih banyak tentang pemikiran mereka. Selain itu, tweet yang menggunakan pengaturan percakapan saat sedang mendiskusikan tentang topik tertentu seperti Black Lives Matter dan Covid-19 rata-rata lebih panjang daripada Tweet yang tidak menggunakan pengaturan percakapan ini.
Sebagian orang juga dilaporkan menggunakan pengaturan ini untuk melakukan percakapan tentang topik-topik sensitif seperti politik dan masalah sosial. Mereka yang memiliki banyak pengikut menggunakan pengaturan ini untuk berbagi lebih banyak tentang perasaan mereka, opini, dan berita pribadi.
“Twitter akan terus berupaya memudahkan pengguna menemukan dan terlibat dalam seluruh percakapan melalui Retweet dengan Komentar.Selain itu, Twitter juga melakukan uji coba penggunaan label baru untuk memudahkan pengguna mengetahui saat pengaturan percakapan ini digunakan,” tandas pihak Twitter Indonesia.
Comment