Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 17 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Sektor pendidikan internasional yang menguntungkan di Australia akan memperoleh dukungan melalui rencana kedatangan ratusan mahasiswa dari Asia.
Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham pada Minggu (16/8) mengatakan 300 mahasiswa akan datang ke Australia Selatan sebagai bagian dari program percobaan guna memulai kembali sektor pendidikan internasional, yang terdampak parah oleh pandemi Covid-19.
Para pelajar tersebut akan melakukan perjalanan ke Australia dari Singapura pada awal September mendatang, dan kemudian menjalani masa karantina wajib selama dua pekan, dengan semua biaya ditanggung oleh pihak universitas dan mahasiswa.
Mereka akan menjadi rombongan mahasiswa internasional pertama yang memasuki Australia sejak Maret lalu.
Birmingham memaparkan Negara Bagian Australia Selatan, yang hanya mencatatkan 18 kasus terkonfirmasi Covid-19 sejak awal Juli, akan digunakan sebagai lokasi uji coba untuk melanjutkan kembali sektor pendidikan internasional. “Kami ingin memastikan bahwa apa pun yang terjadi terkait dengan kedatangan internasional yang memasuki Australia dilaksanakan dengan standar keamanan paling ketat,” ujar Birmingham.
“Saya juga ingin menekankan bahwa dana para pembayar pajak tidak akan digunakan untuk mendukung biaya perjalanan mahasiswa ke Australia maupun karantina wajib.”
Universities Australia, badan tertinggi yang mewakili universitas-universitas di negara tersebut, mengungkapkan universitas berpotensi kehilangan laba hingga 16 miliar dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.627) hingga 2023 sebagai imbas merebaknya pandemi Covid-19.
Terdapat lebih dari 500.000 mahasiswa internasional di Australia pada awal merebaknya pandemi Covid-19, tetapi mereka dianggap tidak memenuhi syarat untuk menerima sejumlah stimulus ekonomi dari pemerintah. (*)
KalbarOnline.com – Sektor pendidikan internasional yang menguntungkan di Australia akan memperoleh dukungan melalui rencana kedatangan ratusan mahasiswa dari Asia.
Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham pada Minggu (16/8) mengatakan 300 mahasiswa akan datang ke Australia Selatan sebagai bagian dari program percobaan guna memulai kembali sektor pendidikan internasional, yang terdampak parah oleh pandemi Covid-19.
Para pelajar tersebut akan melakukan perjalanan ke Australia dari Singapura pada awal September mendatang, dan kemudian menjalani masa karantina wajib selama dua pekan, dengan semua biaya ditanggung oleh pihak universitas dan mahasiswa.
Mereka akan menjadi rombongan mahasiswa internasional pertama yang memasuki Australia sejak Maret lalu.
Birmingham memaparkan Negara Bagian Australia Selatan, yang hanya mencatatkan 18 kasus terkonfirmasi Covid-19 sejak awal Juli, akan digunakan sebagai lokasi uji coba untuk melanjutkan kembali sektor pendidikan internasional. “Kami ingin memastikan bahwa apa pun yang terjadi terkait dengan kedatangan internasional yang memasuki Australia dilaksanakan dengan standar keamanan paling ketat,” ujar Birmingham.
“Saya juga ingin menekankan bahwa dana para pembayar pajak tidak akan digunakan untuk mendukung biaya perjalanan mahasiswa ke Australia maupun karantina wajib.”
Universities Australia, badan tertinggi yang mewakili universitas-universitas di negara tersebut, mengungkapkan universitas berpotensi kehilangan laba hingga 16 miliar dolar Australia (1 dolar Australia = Rp10.627) hingga 2023 sebagai imbas merebaknya pandemi Covid-19.
Terdapat lebih dari 500.000 mahasiswa internasional di Australia pada awal merebaknya pandemi Covid-19, tetapi mereka dianggap tidak memenuhi syarat untuk menerima sejumlah stimulus ekonomi dari pemerintah. (*)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini