KalbarOnline.com – Belum lama ini, kabar baik soal penemuan obat Covid-19 yang terdiri dari beberapa kombinasi obat memberi harapan bagi masyarakat. Meski diklaim memiliki efektivitas menyembuhkan Covid-19, obat yang ditemukan peneliti gabungan Universitas Airlangga, Badan Intelejen Negara (BIN), TNI AD dan Polri itu ternyata masih diteliti hingga saat ini. Dengan kata lain, kemungkinan untuk diproduksi massal masih panjang prosesnya.
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN Prof Ali Ghufron Mukti dalam diskusi bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (18/8), menjelaskan pihaknya memang membentuk konsorsium riset dan inovasi terkait Covid-19 untuk melakukan berbagai persoalan. Terutama ada 5 hal yakni baik prevention termasuk inovasi immunomodulator, vaksin, dan juga alat-alat kesehatan. Selain itu, juga obat dan terapi.
“Obat yang sedang kita teliti banyak hal termasuk Retonavir, gabung-gabung dosis lain. Kami juga tak hanya berhenti pada obat tapi juga terapi, termasuk plasma Convalescent. Selain terapi kami juga gunakan stem cell. Jaringan paru yang sudah rusak diberikan stem cell kemudian diganti jaringannya dengan yang baru. Sudah terbukti di beberapa pasien yang kami amati,” katanya.
Konsorsium dibentuk sejak 4 bulan lalu. Anggotanya baik tim dari Kemenkes, Ristekdikti, LIPI, BPPT, BATAN termasuk RS dan perguruan tinggi dan industri, termasuk Biofarma. Kini ada 61 inovasi baru dari hasil analisis penelitian dan inovasi anak bangsa.
“Terakhir, kami tak hanya berhenti pada pencegahan, vaksin, tapi juga obat. Obat yang terstandar ada acuannya, baik dari Kemenkes atau yang dikembangkan BPOM atas obat Covid-19 di Indonesia,” kata Prof Ali Ghufron.
“Sekarang masih penelitian, termasuk immunomodulator itu banyak jenisnya,” tambahnya.
Maka Prof Ali Ghrufron menegaskan bahwa sampai sekarang belum ada satu pun yang bisa diklaim sebagai obat Covid-19. Begitu pula obat yang sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Meskipun banyak klaim-klaim dari beberapa, entah katakan penelitian atau tidak, tapi yang termasuk konsorsium belum ada satu pun obat spesifik khusus untuk Covid-19. Termasuk immunomodulator kemarin yang dikembangkan dan sudah mulai dibuka di wisma atlet itu masih dalam proses,” tegasnya.
Sebelumnya masyarakat dihebohkan dengan harapan adanya obat Covid-19 yang ditemukan pemerintah dan peneliti. Obat baru itu merupakan hasil kombinasi dari tiga jenis obat. Pertama, Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin. Kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromyci.
Di luar negeri tiga obat itu diberikan satu per satu kepada pasien. Kemudian tiga obat itu dikombinasikan oleh Unair menjadi satu obat. Hasilnya efektivitas obat itu diklaim lebih dari 90 persen.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment