Psikolog AS Ungkap Alasan Covidiot Cuek Terkait Penularan Virus Korona

KalbarOnline.com – Istilah Covidiot saat ini semakin populer. Itu ditujukan bagi mereka yang tak percaya dan cuek terkait penyebaran virus Korona. Bagi sebagian orang, lebih mudah untuk tidak percaya sehingga membuat orang-orang tak peduli pada protokol kesehatan.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Seperti diketahui, banyak yang menyangkal bahwa Covid-19 hanya flu biasa. Hal itu membuat mereka menolak memakai masker dan terus menghadiri kerumunan orang. Sikap ini bisa berbahaya tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga orang lain.

Terkait hal itu, psikolog asal Ohio, Amerika Serikat, Eve Whitmore dan Mark Whitmore, yang telah berpengalaman selama lebih dari 30 tahun, menjelaskan mengapa masih banyak orang yang menyangkal adanya virus Korona. Eve Whitmore mengatakan bahwa penyangkalan sebagai konstruksi dalam psikologi yang menggambarkan bagaimana orang menghadapi kehidupan nyata.

Baca Juga :  Prediksi 100 Hari Pemerintahan Joe Biden, Perlu Cermat Ajukan Isu

Sementara, Mark Whitmore menambahkan hal itu adalah cara bagi orang untuk membela diri dari kecemasan. Selama pandemi, orang menjadi cemas dan menganggap stimulus sebagai ancaman. Hal itu lantas membuat mereka mencari strategi untuk melindungi diri.

“Salah satu caranya adalah dengan menyangkal adanya hal yang menyebabkan kecemasan mereka. Mereka akan mengatakan bahwa pandemi itu hanya hoax dan sebenarnya tidak ada,” ungkap Mark Whitmore seperti dilansir The Science Times.

“Mereka sering mengatakan bahwa Covid-19 hanyalah flu, mengakuinya namun menyangkal bahwa penyakit itu bisa parah,” imbuhnya.

Baca Juga :  Pemkab Sekadau Gandeng Ormas dan Komunitas Sukseskan Vaksinasi Covid-19

Ketika dalam penyangkalan, seseorang tidak akan bisa memikirkan cara atau tindakan pencegahan yang tepat untuk melindungi dirinya sendiri. Eve Whitmore menambahkan bahwa beberapa orang melaporkan bepergian ke seluruh Amerika Serikat dan tanpa sadar menularkan virus itu kepada keluarga mereka.

“Karena mereka tidak menunjukkan gejala, mereka akan berpikir bahwa mereka baik-baik saja, padahal bisa menularkan virus,” pungkas Eve Whitmore.

Comment