KalbarOnline.com – Film Tilik selama beberapa hari berhasil menduduki tangga trending topic di media sosial Twitter. Film yang diproduksi Ravacana Film di Yogyakarta ini, menceritakan budaya warga setempat yang biasa melakukan tradisi tilik, atau menjenguk tetangga yang sedang sakit secara beramai-ramai.
Dilengkapi satir komedi dengan kebiasaan emak-emak yang bergosip, film ini menjadi unik karena ceritanya menggelitik. Ditambah lagi film ini dibintangi pemain seniman lokal dengan kualitas akting bintang lima dan logat bahasa Jawa yang tidak dibuat-buat. Penggunaan dialek khas Jogja, khususnya Bantul, yang ditampilkan membuat penonton lebih nyaman dan menikmati alur cerita.
Terbukti beragam penghargaan di tingkat nasional hingga internasional diperoleh film ini, beberapa hal lainnya menjadi alasan kenapa film Tilik begitu dipuji dan digemari oleh masyarakat umum. Seperti pemenang untuk Kategori Film Pendek Terpilih pada Piala Maya 2018, Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2018, hingga Oficial Selection World Cinema Amsterdam 2019.
Namun di balik beragam pujian yang diberikan kepada film Tilik, ada juga beberapa pendapat kontra yang dilayangkan warganet. Salah satu yang menjadi bahasan adalah akhir cerita film ini.
Di akhir cerita diperlihatkan sosok Dian, yang di sepanjang jalan menjadi perbincangan warga, masuk ke dalam sebuah mobil jenis sedan. Di dalam mobil tersebut ada pria yang diduga mantan suami Bu Lurah. Tidak hanya bercakap, mereka berdua juga menunjukkan kemesraan.
Adegan itu cukup menjadi perdebatan di antara warganet. Ada yang menjadi bingung dengan akhir cerita tersebut. Namun, ada juga yang mengambil kesimpulan bahwa semua yang disampaikan Bu Tejo selama berada di perjalanan terbukti benar.
Ada yang memiliki pandangan sedikit berbeda tentang bagaimana menonton film. “Baca kritik soal Tilik bikin pengen bilang: yuk biasain nonton film tanpa nyari pesan morak. Kadang film itu cuma media ekspresi, hiburan, dan representasi sosial. Film gak harus selalu ada objektif soal pendidikan moralnya,” cuit @katrinahums.
Sutradara Angga Dwimas Sasongko pun ikut menanggapi tentang Tilik. “Dialektika antara film Tilik dan mas @hikmatdarmawan adalah situasi yang saya sebagai filmmaker impikan. Gagasan dari karya diuji oleh kritikus. Saya menikmati filmnya, dan menikmati tulisan kritiknya. Dari keduanya saya belajar. Asik kan!” cuit Angga, Sabtu (22/8/2020)
Sutradara Joko Anwar pun memberikan pendapatnya. “Seingat saya, baru kali ini ada film pendek mengundang begitu besar perhatian, diskusi serta perdebatan yang sangat ramai dan menarik di Indonesia. Ini saja sudah satu pencapaian besar buat film Tilik. Great job, buat kru dan pemain. Salut dan selamat,” katanya di akun twitternya.
Ide pembuatan film ini muncul sejak 2016 lalu. Setelah mendapat dukungan dari Pemkot Yogyakarta, barulah pada tahun 2018, film ini berhasil diproduksi dan viral hingga saat ini.
Hingga Minggu (23/8/2020), film ini sudah ditonton lebih dari 7,6 juta kali sejak tayang perdana di kanal Ravacana Films pada 17 Agustus 2020. Film sepanjang 32 menit ini menonjolkan karakter Bu Tejo yang nyinyir, doyan menggosip, tapi seperti katanya sendiri, solutif. [rif]
Comment