Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 08 September 2020 |
KalbarOnline.com – Ada dua operator yang hendak memanfaatkan program subsidi kuota gratis. Dua provider layanan telekomunikasi itu mengiming-imingi hadiah kepada satuan pendidikan jika para peserta didik menggunakan layanan jasanya.
Anggota Ombudsman RI Alvin Lie menjelaskan bahwa dua operator tersebut adalah XL dan Smartfren. Rencananya, kedua operator tersebut akan dilaporkan untuk ditelusuri lebih lanjut.
“Kami tentunya akan menyampaikan secara formal kepada Mendikbud (Nadiem Makrim) juga Menkominfo (Johny G Plate) agar mereka melakukan investigasi lebih lanjut serta memberikan teguran kepada dua operator (XL dan Smartfren),” terangnya kepada wartawan, Selasa (8/9).
Saat ini, baru diketahui dua operator yang hendak bermain dengan subsidi kuota gratis dengan anggaran Rp 7,2 triliun tersebut. Tidak menutup kemungkinan bahwa ada operator lain yang ingin melakukan praktik serupa.
“Yang sejauh ini kami ketahui ada dua operator. Kami sedang mencari bukti lagi, mengumpulkan bukti-bukti lagi apakah hanya dua operator itu atau ada operator lain,” jelas dia.
Pelaporan ini semoga dapat membuat operator tersebut, termasuk yang lain untuk tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan di kondisi seperti ini. “Supaya mereka memberhentikan praktek-praktek bisnis yang tidak etis ini dan jika ternyata kalau mereka tidak kooperatif agar dipertimbangkan dua operator ini untuk tidak ikut dalam program kuota internet untuk pelajar,” imbuhnya.
KalbarOnline.com – Ada dua operator yang hendak memanfaatkan program subsidi kuota gratis. Dua provider layanan telekomunikasi itu mengiming-imingi hadiah kepada satuan pendidikan jika para peserta didik menggunakan layanan jasanya.
Anggota Ombudsman RI Alvin Lie menjelaskan bahwa dua operator tersebut adalah XL dan Smartfren. Rencananya, kedua operator tersebut akan dilaporkan untuk ditelusuri lebih lanjut.
“Kami tentunya akan menyampaikan secara formal kepada Mendikbud (Nadiem Makrim) juga Menkominfo (Johny G Plate) agar mereka melakukan investigasi lebih lanjut serta memberikan teguran kepada dua operator (XL dan Smartfren),” terangnya kepada wartawan, Selasa (8/9).
Saat ini, baru diketahui dua operator yang hendak bermain dengan subsidi kuota gratis dengan anggaran Rp 7,2 triliun tersebut. Tidak menutup kemungkinan bahwa ada operator lain yang ingin melakukan praktik serupa.
“Yang sejauh ini kami ketahui ada dua operator. Kami sedang mencari bukti lagi, mengumpulkan bukti-bukti lagi apakah hanya dua operator itu atau ada operator lain,” jelas dia.
Pelaporan ini semoga dapat membuat operator tersebut, termasuk yang lain untuk tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan di kondisi seperti ini. “Supaya mereka memberhentikan praktek-praktek bisnis yang tidak etis ini dan jika ternyata kalau mereka tidak kooperatif agar dipertimbangkan dua operator ini untuk tidak ikut dalam program kuota internet untuk pelajar,” imbuhnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini