Mums, apakah Mums tahu bahwa balita rentan terhadap radang tenggorokan jika sering berada di dekat anak-anak lain? Itu karena, infeksi virus dan bakteri dapat menyebar dengan cepat dari anak ke anak. Bahkan, risikonya bertambah apabila di Kecil sering berteriak, menangis, atau bernyanyi keras-keras lho. Radang tenggorokan bisa menyebabkan terbentuknya benjolan di pita suara balita.
Jadi, apabila suara si Kecil terdengar serak, lemah, atau mereka mengeluh jika tenggorokannya sakit, pastikan agar mereka tidak banyak berbicara untuk mengistirahatkan suaranya. Juga, pastikan agar mereka selalu minum cairan untuk meredakan kemungkinan radang tenggorokan akibat virus. Jika tidak membaik atau malah bertambah buruk, segera bawa ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Baca juga: Jangan Panik Atasi Gejala Faringitis pada Anak!
Epiglotitis, Infeksi di Tenggorokan yang Bisa Berbahaya
Dalam dunia medis, radang tenggorokan disebut laringitis. Terjadi ketika pita suara seseorang meradang karena penggunaan berlebihan, iritasi, atau infeksi. Bisa terjadi pada siapa saja, balita, remaja, maupun orang dewasa.
Laringitis bisa berlangsung dalam jangka pendek, kurang dari tiga minggu atau kronis (jangka panjang) karena terjadi lebih dari tiga minggu. Sebagian besar kasus radang tenggorokan dipicu oleh infeksi virus sementara dan tidak serius.
Ada banyak penyebab seseorang terkena radang tenggorokan, seperti infeksi virus, faktor lingkungan, dan juga infeksi bakteri. Pada balita, gejala tertentu dapat mengindikasikan anak Mums mengalami infeksi serius di sekitar kotak suara (laring), yaitu area yang disebut epiglotis.
Mums perlu tahu bahwa epiglotis adalah lipatan jaringan yang memisahkan laring (kotak suara) dan trakea (saluran pernapasan). Saat kita makan dan minum, epiglotis akan menutup sehingga tidak ada makanan dan cairan yang masuk ke paru-paru.
Sementara itu, epiglotitis adalah infeksi pada epiglotis dan jaringan di sekitarnya. Epiglotitis ditandai dengan jaringan membengkak dan bisa menutup tenggorokan. Jika tidak diobati, epiglotitis bisa berakibat fatal.
Maka dari itu, segera temui dokter anak jika di Kecil mengalami kesulitan menelan, bermasalah dengan pernapasan seperti harus mencondongkan tubuhnya ke depan agar bisa bernapas, mengeluarkan air liur yang berlebihan, mengeluarkan suara bernada tinggi saat bernapas, dan juga demam.
Biasanya, anak Mums harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Umumnya, epiglotitis menyerang anak-anak berusia 2 hingga 6 tahun. Namun begitu, seorang anak dari segala usia dapat terkena epiglotitis.
Vaksin Hib dapat melindungi anak-anak dari bakteri Haemophilus influenza tipe b. Vaksin tersebut terbukti telah membantu mengurangi jumlah kasus epiglotitis yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenza tipe b.
Baca juga: Mums, Berikut Tips agar Anak Tidak Takut Divaksin
Komplikasi Radang Tenggorokan
Pada balita, epoglotitis atau laringitis bisa berkembang menjadi serius. Maka dari itu, Mums dan Dads harus segera menghubungi dokter jika buah hati mengalami demam dengan suhu di atas 37 derajat Celsius (jika anak berusia kurang dari 3 bulan) dan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celsius (pada anak berusia lebih dari 3 bulan).
Radang tenggorokan yang terjadi pada balita dapat menyebabkan croup, infeksi pernapasan yang umum dialami anak usia 6 bulan hingga 3 tahun. Jika tidak segera diobati, bisa menyebabkan kematian buah hati tercinta lho, Mums! So, jika anak Mums mulai mengalami kesulitan bernapas atau terengah-tengah saat berjalan atau berbicara, segera kunjungi dokter ya!
Balita yang mengalami croup akan lebih sulit bernapas karena mencoba menghirup melalui laring yang bengkak dan sempit. Gejala croup bisa lebih parah di malam hari. Tidak heran jika croup sering diibaratkan sebagai “penyakit malam hari” karena kunjungan ke unit gawat darurat mencapai puncaknya setelah tengah malam dengan bayi dan anak-anak yang mengalami radang tenggorokan.
Setelah anak Mums sembuh, pastikan agar mereka merawat suaranya. Berikut beberapa saran yang dapat membantu anak Mums merawat suaranya dengan baik:
- Beritahu anak Mums untuk lebih dekat dengan orang yang ingin diajak bicara daripada berteriak dari kejauhan.
- Jadwalkan dengan teratur tidur siang agar anak bisa mengistirahatkan suaranya.
- Berbicara dengan suara yang berbeda dengan anak. Dengan demikian, anak menjadi lebih sadar akan berbagai tingkat kenyaringan dan kejernihan suara. Misalnya, mulailah bicara dengan sangat lembut, lalu tingkatkan secara bertahap sampai suara Mums lebih keras. Setelah itu, diskusikan tingkat kenyaringan mana yang paling baik untuk berbicara dalam situasi berbeda.
- Berikan pujian pada anak ketika Mums mendengar mereka berbicara dengan suara lembut.
- Cegah balita berteriak dengan memberi contoh, seperti mengecilkan volume TV jika Mums akan berbicara dengan mereka.
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Konjungtivitis pada Anak
Referensi:
Healthline. Laryngitis
WebMD. Should children go to the doctor for laryngitis?
MayoClinic. Laryngitis
MedicineNet. Laryngitis Home Remedies, Medications, Remedies, Medications, Treatments, and Cures in Adults and Children
RCH. Voice disorders
Comment