KalbarOnline.com – Wali Kota Bogor Bima Arya menilai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total bukan solusi utama dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Banyak variabel yang harus diperhatikan ketika kebijakan dibuat.
“Apakah ada single solution? Saya kira tidak. Apakah PSBB total jawaban semuanya? Saya kira juga belum tentu,” kata Bima dalam diskusi bertajuk, PSBB Lagi?, Sabtu (12/9).
Bima tak memungkiri jika kasus Covid-19 memang melonjak drastis terutama di ibu kota dan sekitarnya. Namun, dampak ekonomi yang ditimbulkan dari PSBB total sangat dahsyat. Selain itu, edukasi kepada warga sangat rendah. sehingga justru membahayakan kehidupan warga.
“Artinya apa, dalam kondisi seperti ini tindakan yang melakukan lockdown terhadap ekonomi warga tanpa cukup resources dan logistik saya rasa tidak pas,” jelasnya.
Bima mengatakan, pemerintah harus berkaca pada PSBB yang diterapkan beberapa bulan ke belakang. Menurutnya, semuanya masih banyak kekurangan. Seperti dari tingkat petugas pemda tidak mampu meng-cover semua warga di daerahnya.
Kemudian, warga yang dirumahkan juga harus dipikirkan bantuan ekonominya. Sedangkan seperti di Kota Bogor, APBD tidak mampu untuk membantu semua warganya. Pemprov dan Kementerian juga belum tentu bisa memberikan dukungan penuh.
“Poinnya adalah konsistensi kita. Kalau PSBB dilakukan secara total, lockdown, oke. Tapi urusan ekonomi selesai nggak? Personelnya kuat nggak? Kalau nggak, nggak konsisten kita,” kata Bima.
“Bayangkan, warga bilang begini, ‘Pak Wali kita disamperin aja nggak pernah untuk diberikan edukasi, dijelaskan apa itu Covid kemudian diawasi aparat juga nggak pernah, tapi tiba-tiba diminta tutup, kita nggak bisa makan, ya jangan begitu lah pemerintah’,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan menarik PSBB masa transisi dan memberlakukan lagi PSBB total. Keputusan ini diambil karena penyebaran Covid-19 di Jakarta yang masih terus meninggi.
Comment