Diabetes tipe 1 merupakan salah satu penyakit kronis yang lebih sering ditemukan pada anak-anak, bahkan bayi. Setiap tahun, lebih dari 15.000 anak didiagnosis menderita diabetes tipe 1 di Amerika Serikat. Diabetes tipe 1 terkadang disebut diabetes juvenile diabetes, yakni merupakan jenis diabetes yang memengaruhi bayi dan balita.
Belum diketahui pasti penyebab pastinya, namun diyakini bahwa tubuh diabetes tipe 1 termasuk penyakit autoimun di mana tubuh menghancurkan sel-sel yang biasa menghasilkan insulin. Tanpa insulin, gula yang masuk ke tubuh tidak bisa dikelola dan didistribusikan ke seluruh sel tubuh, Kadar gula darah dalam darah menjadi sangat tinggi.
Sayangnya, hanya kurang dari 1 persen dari semua anak yang menderita diabetes tipe 1 didiagnosis pada tahun pertama kehidupannya dan kurang dari 2 persen anak-anak di usia di bawah tiga tahun. Anak-anak dengan riwayat keluarga diabetes tipe 1 berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini. Namun, sebagian besar anak-anak yang didiagnosis dengan diabetes tipe 1 tidak memiliki riwayat keluarga dengan diabetes.
Baca juga: Didiagnosis Diabetes di Usia 17 Tahun, Apa yang Dilakukan?
Gejala Diabetes Tipe 1 pada Bayi
Pada penderita diabetes tipe 1, karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin, kadar gula darah dapat meningkat yang menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh. Namun, jika kadar gula darah dapat dikontrol dengan baik, risiko kerusakan organ pada anak sangatlah rendah. Insulin menjadi satu-satunya pengobatan, ditambah pengelolaan diet.
Nah, agar bisa dideteksi sejak dini, berikut ini beberapa gejala diabetes tipe 1 pada bayi yang harus Mums waspadai.
Berat Badan Merupakan Gejala Utama Diabetes Tipe 1 pada Bayi
Pada saat didiagnosis, bayi dan balita tidak menunjukkan gejala klasik diabetes. Namun begitu, turunnya berat badan sering menjadi gejala diabetes tipe 1 pada bayi dan anak-anak.
Berat badan merupakan tanda vital pada bayi dan anak-anak. Biasanya, mereka yang menderita diabetes tipe 1 akan makan secara teratur, bahkan mungkin lebih dari rata-rata. Namun, berat badannya tidak bertambah.
Diagnosis lain dapat berupa infeksi saluran pernapasan atas atau infeksi saluran kemih. Jika bayi tiba-tiba muntah, mungkin juga merupakan gejala diabetes. Ketika gula darah anak naik karena tidak ada cukup insulin dalam tubuh untuk mengendalikannya, dapat menyebabkan muntah tanpa alasan jelas selama tiga atau empat hari berturut-turut.
Apabila si Kecil muntah namun tidak memiliki gejala penyakit perut, demam, atau diare, segera bawa ke dokter untuk diperiksa. Terutama jika mereka mengalami penurunan berat badan. Jika dokter mencurigai si Kecil mengidap diabetes, mereka akan mengambil sampel darah untuk memeriksa kadar gula darah anak.
Jika kadar gula darah si Kecil berkisar 200 mg/dL atau lebih tinggi, ada kemungkinan bayi Mums menderita diabetes. Sebelumnya, sampel darah akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa hemoglobin A1c anak, kadar gula darah anak selama beberapa bulan terakhir.
Baca juga: 6 Perbedaan Mendasar Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 yang Perlu Kamu Tahu
Tantangan Mengelola Diabetes pada Anak
Setelah didiagnosis diabetes, tantangan utama ialah mengelola diabetes pada anak-anak. Jangan khawatir Mums, saat si Kecil dinyatakan memiliki diabetes tipe 1. Saat ini, diabetes tipe 1 sudah dianggap sebagai kondisi kronis yang dapat dikelola.
Mengidap diabetes bukan berarti si Kecil tidak dapat melakukan kegiatan apapun ketika ia besar nanti. Bukan berarti mereka tidak dapat memiliki keturunan di kemudian hari. Mereka dapat sepenuhnya berpatisipasi dalam semua aspek kehidupan seperti yang dilakukan orang sehat.
Setelah anak terdiagnosis diabetes tipe 1, ia harus menjalani terapi insulin sepanjang hidupnya. Diabetes tipe 1 disebabkan pankreas yang tidak mampu memproduksi cukup insulin sehingga terapi satu-satunya hanya insulin. Sampai saat ini belum ada terapi pengganti insulin.
Prinsip mengelolaan diabetes tipe 1 pada anak, secara umum harus memerhatikan 5 hal yaitu pola makan yang benar, terapi insulin, menjaga aktivitas fisik, cek gula darah teratur, dan edukasi. Semuanya akan memengaruhi pengendalian gula darah ke kisaran normal, agar terhindar dari komplikasi yang berbahaya.
Pemeriksaan gula darah anak dilakukan setiap hari, bahkan bisa 6 hingga 7 kali per hari yaitu setiap sebelum dan sesudah makan dan menjelang tidur atau pagi hari.
Selama mengelola diabetes pada anak, waspada kontrol gula darah yang terlalu ketat karena dapat membuat mereka terkena hipoglikemia berat, yang dapat menyebabkan gangguan kognitif di kemudian hari.
Hingga saat ini, tidak ada cara untuk mencegah diabetes tipe 1. Namun, Mums dan Dads dapat mencegah komplikasi yang menyertainya. Apabila Mums dan seluruh keluarga bisa saling mendukung menjaga kadar gula darah si Kecil agar terkendali, akan mengurangi peluang anak mengalami komplikasi seperti gagal ginjal, kebutaan, atau kerusakan organ lainnya.
Baca juga: 5 Prinsip Mengelola Diabetes Tipe 1 pada Anak
Referensi:
theBUMP. Diabetes in Babies
NCBI. The infant and toodler wiith diabetes: Challenges of diagnosis and management
Comment