Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Sabtu, 26 September 2020 |
KalbarOnline.com – Berdasarkan data laporan terbaru yang diberikan Omdia kepada GSA pada 24 September lalu, dilaporkan bahwa hingga kuartal II tahun 2020 jumlah pengguna LTE global mencapai 5,55 miliar. Di antara mereka, hampir 800 juta pengguna LTE telah meningkat dalam 12 bulan terakhir.
Jumlah pengguna LTE saat ini adalah 60,4 persen dari semua pengguna seluler di dunia. Selain itu, yang lebih penting dari ini adalah laporan mengenai jumlah pengguna 5G yang kian meningkat dengan mencatatkan dua kali lipat pada kuartal kedua tahun 2020.
Dan jumlah pengguna smartphone 5G di seluruh dunia mencapai setidaknya 137,7 juta (terhitung 1,5 persen dari keseluruhan pasar seluler global). Omdia memprediksikan pada akhir 2025, jumlah pengguna ponsel global mendekati 10,3 miliar.
LTE diharapkan mencapai pangsa pasar teknologi puncaknya pada akhir 2021 (terhitung 63,3 persen), dan mencapai jumlah puncak pengguna (6,07 miliar pengguna) pada akhir 2022. Mulai tahun 2023, saat pengguna beralih ke 5G, pasar LTE diperkirakan akan mulai menurun secara perlahan.
Dari akhir tahun 2020 hingga akhir tahun 2025, pangsa pasar pengguna GSM akan turun dari 15,1 persen menjadi 5,6 persen dan pangsa pasar pengguna WCDMA akan turun dari 19,4 persen menjadi 11,3 persen. Pada akhir tahun 2025, 5G diprediksi akan menguasai hampir 30 persen pasar seluler global (3,03 miliar pengguna), dan LTE akan tetap mendominasi dengan 53,5 persen pangsa pengguna seluler global.
Untuk diketahui, tidak semua pasar mampu membeli jaringan 5G saat ini. Atau semua negara termasuk Indonesia mengadopsinya. Meski demikian, disebut ada beberapa raksasa yang berkembang pesat.
Salah satu negara yang paling pesat adopsi 5G-nya adalah Tiongkok dan dilaporkan negara tersebut adalah pemimpinnya. Di Negeri Tirai Bambu itu, beberapa waktu lalu diketahui kalau Tiongkok memiliki lebih dari 160.000 BTS 5G yang ditempatkan di lebih dari 50 kota.
Pada saat yang sama, operator masih berupaya untuk memperluas cakupan dan kapasitas 5G untuk mempromosikan penyebaran jaringan independen. Untuk sepenuhnya melepaskan manfaat yang dibawa oleh 5G, merumuskan kebijakan yang fleksibel dalam hal spektrum dan infrastruktur memiliki signifikansi strategis yang besar untuk mendukung transisi Tiongkok yang berkelanjutan menuju ekonomi digital yang matang dan adopsi 5G yang massif.
KalbarOnline.com – Berdasarkan data laporan terbaru yang diberikan Omdia kepada GSA pada 24 September lalu, dilaporkan bahwa hingga kuartal II tahun 2020 jumlah pengguna LTE global mencapai 5,55 miliar. Di antara mereka, hampir 800 juta pengguna LTE telah meningkat dalam 12 bulan terakhir.
Jumlah pengguna LTE saat ini adalah 60,4 persen dari semua pengguna seluler di dunia. Selain itu, yang lebih penting dari ini adalah laporan mengenai jumlah pengguna 5G yang kian meningkat dengan mencatatkan dua kali lipat pada kuartal kedua tahun 2020.
Dan jumlah pengguna smartphone 5G di seluruh dunia mencapai setidaknya 137,7 juta (terhitung 1,5 persen dari keseluruhan pasar seluler global). Omdia memprediksikan pada akhir 2025, jumlah pengguna ponsel global mendekati 10,3 miliar.
LTE diharapkan mencapai pangsa pasar teknologi puncaknya pada akhir 2021 (terhitung 63,3 persen), dan mencapai jumlah puncak pengguna (6,07 miliar pengguna) pada akhir 2022. Mulai tahun 2023, saat pengguna beralih ke 5G, pasar LTE diperkirakan akan mulai menurun secara perlahan.
Dari akhir tahun 2020 hingga akhir tahun 2025, pangsa pasar pengguna GSM akan turun dari 15,1 persen menjadi 5,6 persen dan pangsa pasar pengguna WCDMA akan turun dari 19,4 persen menjadi 11,3 persen. Pada akhir tahun 2025, 5G diprediksi akan menguasai hampir 30 persen pasar seluler global (3,03 miliar pengguna), dan LTE akan tetap mendominasi dengan 53,5 persen pangsa pengguna seluler global.
Untuk diketahui, tidak semua pasar mampu membeli jaringan 5G saat ini. Atau semua negara termasuk Indonesia mengadopsinya. Meski demikian, disebut ada beberapa raksasa yang berkembang pesat.
Salah satu negara yang paling pesat adopsi 5G-nya adalah Tiongkok dan dilaporkan negara tersebut adalah pemimpinnya. Di Negeri Tirai Bambu itu, beberapa waktu lalu diketahui kalau Tiongkok memiliki lebih dari 160.000 BTS 5G yang ditempatkan di lebih dari 50 kota.
Pada saat yang sama, operator masih berupaya untuk memperluas cakupan dan kapasitas 5G untuk mempromosikan penyebaran jaringan independen. Untuk sepenuhnya melepaskan manfaat yang dibawa oleh 5G, merumuskan kebijakan yang fleksibel dalam hal spektrum dan infrastruktur memiliki signifikansi strategis yang besar untuk mendukung transisi Tiongkok yang berkelanjutan menuju ekonomi digital yang matang dan adopsi 5G yang massif.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini