KalbarOnline, Pontianak – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson meminta kepada semua pihak untuk terus waspada dan siaga terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di provinsi itu. Pasalnya, berdasarkan laporan yang ia terima dari BMKG, potensi terjadinya karhutla bakal meningkat pada penghujung September ini.
“Jadi dua hari ke depan udara kami akan relatif baik, namun nanti pada (tanggal) 22 sampai 26 (September) hanya sebagian wilayah yang akan hujan ringan sampai sedang. Jadi pada 22 sampai 26 kembali kami harus waspada, (karena) di Kalbar akan mudah terjadi karhutla di sebagian besar wilayahnya, menurut laporan BMKG,” katanya.
Hal itu disampaikan Harisson dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Karhutla di Provinsi Kalimantan Barat bersama Kepala BNPB, di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, Rabu (20/09/2023).
“Jumlah desa yang rawan karhutla di Kalbar ada 322 desa, dan yang paling tinggi itu di (kabupaten) Ketapang, Sintang dan Bengkayang,” lanjutnya.
Harisson menegaskan, bahwa penanggulangan karhutla di Provinsi Kalbar memang tidak mudah. Salah satu faktornya karena kontur tanah yang sebagian adalah gambut. Tantangan tersebut bahkan sudah disaksikan sendiri oleh Panglima TNI saat berkunjung pada 23 Agustus lalu.
“Panglima TNI juga melakukan kunjungan kerja ke Kalbar, dan saya waktu itu berkesempatan untuk mendampingi kunjungan kerja beliau. Kami mencoba ke Mempawah dengan menggunakan helikopter dan memadamkan titik api. Memang tidak semudah yang dibayangkan,” tuturnya.
Ia mencontohkan, terdapat satu lokasi titik api yang sudah disemprot berkali-kali dan bahkan lahannya seolah sudah menjadi bubur karena terlalu banyak disemprot. Namun ketika baru ditinggal pergi selama sekitar 15 menit, asap kembali muncul dari tanah tersebut.
“Jadi memang gambutnya (memiliki) kedalaman 14 sampai 20 meter, dan lahan gambut di Kalbar ini 2,8 juta hektare dari 14 juta hektare luas lahan Kalbar, jadi hampir 20 persen di Kalbar ini adalah lahan gambut,” jelasnya.
Selanjutnya, Harisson juga menjelaskan soal status siaga bencana asap yang sudah ditetapkan oleh Pemprov Kalbar melalui Keputusan Gubernur Kalbar Nomor 355 BPBD 2023.
“Keputusan ini berangkat dari keputusan tiga dari kabupaten yang sudah menetapkan (terlebih dahulu), sehingga kita menetapkan status siaga darurat bencana,” katanya.
Kemudian untuk status tanggap darurat bencana juga sudah diterbitkan pada 1 September 2023. Untuk pengendalian penanganan bencana karhutla sendiri, sambungnya, turut dibantu dengan 3 unit heli patroli dan heli water bombing sebanyak 4 unit.
“Wilayah operasi di Pontianak dua unit patroli dan tiga unit water bombing, kemudian ketapang satu unit patroli dan satu unit water bombing,” katanya.
Sementara untuk kegiatan penanganan karhutla yang telah dilaksanakan, yakni pembentukan komando satuan tugas penanganan bencana asap kebakaran hutan dan lahan 2023, penetapan posko pengendalian karhutla di BPBD Provinsi Kalbar, briefing pagi dan malam di BPBD Provinsi Kalbar, apel siaga dan kesiapan sarana prasarana di polda dan kodam, kesiapan personel pengendalian karhutla yang berasal dari unsur TNI, Polri, BPBD, Destana Pokmas Brigade Damkarhutla BMPG, Manggala Agni MPA dan BMK.
Selain itu, juga telah dilakukan penyebaran informasi hotspot oleh BMKG dan pengecekan lapangan hotspot oleh satgas udara dan satgas darat operasi bina karuna oleh Polda Kalbar, operasi pembasahan lahan gambut pemadaman darat.
“(Selanjutnya) pemadaman udara dengan heli patroli 3 unit dan heli water bombing 4 unit, kemudian kita juga melakukan teknologi modifikasi cuaca,” tuntasnya. (Jau)
Comment