Ketapang    

Sejak September Kasus DBD di Ketapang Terus Meningkat

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 29 November 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Ketapang – Kepala ruang anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Agoesdjam

Ketapang, Imel mengatakan sejak September lalu, penderita Demam Berdarah Dengue

(DBD) mengalami peningkatan mencapai dua kali lipat.

RSUD dr. Agoesdjam Ketapang sendiri telah merawat lebih dari

100 pasien DBD. Namun, hingga saat ini belum ada korban jiwa dari penyakit yang

disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini.

“September itu kita hanya merawat 16 pasien DBD saja. Di

bulan Oktober meningkat menjadi 43 pasien dan sampai 26 November sudah ada 67

pasien DBD. Ini baru di RSUD, belum lagi di Rumah Sakit Fatima dan Anugerah Bunda.

Karena disini semua kamar sudah full,” ujarnya.

Menurutnya jumlah pasien DBD diperkirakan akan terus

bertambah. Mengingat saat ini musim hujan yang merupakan waktu berkembang biak

nyamuk Aedes Aegypti.

“Berdasarkan perkiraan, dimungkinkan jumlahnya masih akan

terus bertambah. Karena memang trennya sedang meningkat. Mungkin sampai awal

tahun,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan Pasien DBD yang dirawat di RSUD

paling banyak adalah anak-anak dan kebanyakan berasal dari dalam kota Ketapang.

“Untuk penanganannya itu Dinas Kesehatan. Termasuk pembagian

abate dan fogging. Rumah sakit hanya menyampaikan data ke dinas,” ucapnya.

Untuk itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat dapat menjaga

kebersihan lingkungan. Diantaranya tidak membiarkan ada genangan air hujan yang

dapat menjadi sarang bagi nyamuk DBD.

“Nyamuk DBD ini menyerang di pagi dan sore. Sebisa mungkin

lindungi anak-anak dengan lotion. Dan yang terpenting lagi adalah menjaga

kebersihan lingkungan,” pesannya.

Terkait ketersediaan ruang perawatan pasien, Imel mengaku

memang mengalami kekurangan. Setiap kali memasuki musim hujan, jumlah pasien

selalu meningkat. Tidak hanya pasien DBD, namun pihaknya juga merawat pasien

penyakit lain.

“Ruangan kita hanya mampu menampung 27 tempat tidur saja. Jika

lebih dari itu terpaksa dirawat di lorong. Di lorong sendiri tidak bisa banyak.

Paling banyak 8 kasur. Karena keterbatasan tempat, jadi yang kita anggap sudah

bisa rawat jalan, kita perbolehkan untuk pulang. Jika memang tidak muat lagi,

kita arahkan ke rumah sakit lain,” pungkasnya. (Adi LC)

Artikel Selanjutnya
Tak Kunjung Diperbaiki Pemda, Jembatan Petai Patah Jadi Lokasi Pungli
Kamis, 29 November 2018
Artikel Sebelumnya
Nasib Kadis PUTR Ketapang Masih Menunggu Inkrah Pengadilan
Kamis, 29 November 2018

Berita terkait