KalbarOnline.com – TNI Angkatan Laut (AL) banyak melahirkan pasukan air yang tangguh. Misalnya, Komando Pasukan Katak (Kopaska), Detasemen Jala Mangkara, Korps Marinir, dan lain sebagainya. Sehingga sudah tidak aneh lagi jika laut Indonesia adalah kekuasaan operasi mereka.
Namun, tidak banyak yang tahu jika TNI Angkatan (AD) pun memiliki prajurit air. Namanya, Satuang Angkutan Air (Sat Ang Air) di bawah Pusat Pembekalan Angkutan Angkatan Darat (Pusbengkangad). Satuan ini jarang sekali bahkan hampir tidak pernah terdengar eksis di telinga masyarakat. Namun, siapa sangka mereka ternyata salah satu komponen penting dalam operasional tugas TNI AD.
Sat Ang Air bermarkas di Jalan Pulau Payung Nomor 2b Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Satuan ini dipimpin oleh perwira berpangkat Kolonel. Satuan ini ternyata belum lama diresmikan. Sebelumnya mereka hanya berstatus Batalyon dengan pimpinan berpangkat Letnan Kolonel.
“Ini adalah reorganisasi baru, karena kita lihat tadi dengan kita melihat orientasi alutsista yang dimiliki oleh Satuan Angkutan Air ini kita melihat begitu besar, sehingga dipimpin oleh seorang Kolonel,” kata Kadispenad Brigjen TNI Nefra Firdaus di Markas Sat Ang Air, Selasa (29/9).
Kolonel Winarno adalah komandan Sat Ang Air saat ini. Menurutnya, satuannya bertugas untuk mengangkut prajurit maupun logistik TNI AD, ke seluruh penjuru Indonesia.
“Tugas pokok satuan ini adalah mendukung TNI AD dalam rangka pemindahan pasukan kemudian materil di seluruh NKRI, khususnya di daerah terpencil yang tidak bisa dilayani oleh kapal-kapal umum,” kata Winarno.
Sat Ang Air saat ini memiliki tiga rute besar pelayaran. Yakni jalur barat dari Jakarta ke Aceh, jalur tengah sampai ke Bitung dan jalur timur sampai ke Merauke.
Pasukan Sat Ang Air dilatih keterampilan di air. Seperti melakukan penyelaman, mengoperasikan Kapal Motor Cepat (KMC), melakukan penyelamatan orang di air, hingga mengoperasikan kapal besar pengakut prajurit dan logistik.
Belum lama ini, Sat Ang Air baru saja memiliki 2 kapal baru yang diberi nama ADRI 51 (LI) dan 52 (LII). Satu kapal mampu mengangkut 8 tank Leopard dan 1 Batalyon prajurit untuk dibawa ke penjuru tanah air. Keberadaan 2 kapal baru ini menjadi jawaban kebingungan TNI AD ketika hendak membawa alutsistanya ke lokasi operasi.
Secara keseluruhan, Sat Ang Air memiliki 14 armada kapal dengan bobot mati bervariasi. Mulai dari 150-1.500 DWT. Armada tersebut belum termasuk KMC, Landing Craft Rubber (LCR), jet ski dan kompi pendaratan taktis lainnya.
Menurut Winarno, Sat Ang Air belum sempurna. Perlu dilakukan penambahan armada seperti pengadaan kapal dengan bobot mati 2.000-3.500 DWT yang belum dimiliki. “Seperti kapal-kapal angkatan laut, sehingga apabila tidak bisa mendarat di daerah sulit, mendarat menggunakan LCVP,” ucapnya.
Kendati semikian, Sat Ang Air ini dipastikan bukan saingan dari prajurit TNI AL. Sebab, keduanya memiliki tugas berbeda. Sat Ang Air bukan satuan serbu untuk sebuah peperangan. Sat Ang Air tergolong sebagai alat bertahan dan pemasok logistik maupun prajurit ke sebuah area operasi. Kapal-kapal miliknya pun tidak dilengkapi dengan senapan serbu. Hanya Senapan Mesin Ringan (SMR) dan senjata personal untuk setiap prajurit di dalam kapal.
Berdasarkan catatan TNI AD, Sat Ang Air sudah menbantu mensukseskan misi-misi besar. Seperti Operasi Di/Tii di Aceh, Sulawesi Selatan dan Jawa Barat; Operasi Trikora; Operasi Dwikora; Operasi Penumpasan G.30S/PKI; Operasi Pemulihan keamanan Maluku; Operasi Kemanusiaan gempa dan tsunami Aceh; dan masih banyak lainnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment