KalbarOnline.com – Indonesia hingga saat ini belum mampu memenuhi jumlah tes PCR minimal versi WHO. Yakni, 1 per 1.000 orang tiap pekan atau dalam ukuran Indonesia 267 ribu orang per pekan.
Meski begitu, pemerintah mengklaim progres testing Covid-19 terus meningkat, khususnya di beberapa provinsi.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menuturkan, saat ini ada lima provinsi yang kemampuan tesnya sudah melampaui jumlah minimal versi WHO. Yakni, DKI Jakarta, Sumbar, Bali, Sulsel, dan Papua.
Berdasar laporan Satgas Penanganan Covid-19, sepekan terakhir Indonesia hanya mampu memeriksa 188.689 orang atau rata-rata 26.956 orang per hari. Setara dengan 70,67 persen dari jumlah tes minimal. Bila ingin memenuhi standar minimal WHO, rata-rata tes harian harus menembus angka 38.143 orang.
Wiku mengatakan, pihaknya terus mendorong lima provinsi itu dan daerah-daerah lain untuk meningkatkan kapasitas tes. ’’Ini pasti akan berkontribusi dengan kasus aktif yang rendah di Indonesia,’’ lanjutnya.
Mengenai tes cepat yang direkomendasikan WHO, yakni rapid test antigen, Wiku menyatakan sudah mendengar informasi tersebut. Menurut dia, rapid test antigen bisa digunakan di Indonesia sesuai rekomendasi WHO. ’’Agar bisa menggantikan rapid test antibodi,’’ katanya.
Baca juga: Bamsoet Dorong Pemerintah Tetapkan Standar Harga Tes PCR
Yang juga harus ditekan, menurut dia, adalah angka kematian. Caranya dengan menekan angka penularan di tengah masyarakat lewat penegakan protokol kesehatan. Sebab, angka kematian yang besar biasanya terjadi pada kelompok-kelompok rentan. Mereka tinggal dengan keluarga yang berpotensi jadi perantara akibat tidak patuh protokol kesehatan. Bila kelompok rentan bisa dilindungi, angka kematian bisa ditekan.
Sementara itu, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mengklaim pertumbuhan kasus positif cenderung menurun setelah dua pekan mandat penanganan Covid-19 di delapan provinsi diserahkan kepada Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Delapan provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
Jubir Kemenko Marves Jodi Mahardi mengatakan, dilihat dari indikator di delapan provinsi secara mingguan, terjadi penurunan pertambahan kasus konfirmasi dan angka kematian, kecuali Jawa Barat.
Jodi menyebutkan, secara rata-rata wilayah Bogor, Bekasi, dan Depok berkontribusi terhadap lebih dari 60 persen total peningkatan kasus di Jawa Barat dalam dua minggu terakhir. ”Karena itu, penanganan kasus di Jabodetabek akan dilakukan secara terintegrasi,” kata Jodi.
Baca juga: Tracing dan Swab 48 Orang usai Menag Positif Covid, Hasilnya Negatif
Dengan perkembangan positif itu, Luhut mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan seluruh gubernur delapan provinsi, jajaran polda, kodam, Kemenkes, Satgas Covid-19, serta tim lain yang terlibat. ’’Tapi, Pak Menko meminta pemerintah pusat dan daerah tidak lengah dan terus fokus pada upaya penurunan pertambahan kasus harian, peningkatan angka kesembuhan, dan penurunan angka kematian sesuai perintah presiden,” sebut Jodi.
Pertumbuhan kasus positif nasional nyatanya masih terus menunjukkan kenaikan. Dalam sepekan terakhir, pertumbuhan kasus positif per hari masih berada di atas 4.000 dengan puncak tertinggi terjadi pada 25 September sebanyak 4.823 kasus. Pada 27 dan 28 September, kenaikan sempat menurun ke angka 3.874 dan 3.509 kasus. Namun, kemarin (29/9) naik lagi ke angka 4.002.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment