KalbarOnline.com – Perhelatan All England sedang terancam. Turnamen bulu tangkis tertua di dunia tersebut mungkin tidak bisa digelar pada 2021 mendatang. Hal itu terjadi karena pemerintah Inggris berencana menghentikan sementara semua event olahraga.
Dikutip dari situs resminya, Chief Executive All England Adrian Christy menyatakan bahwa pihaknya memang merencanakan beberapa skenario untuk turnamen yang diadakan sejak 1899 itu.
’’Semakin jelas bahwa kejuaraan (All England) 2021 dapat terancam. Setelah pengumuman pemerintah terbaru, kami melihat kemungkinan bahwa All England tidak berlangsung pertama kalinya sejak Perang Dunia II,’’ kata Christy.
Dia menambahkan, All England menjadi bagian utama perekonomian. Mereka mengaku telah mengalami kerugian yang sangat besar sejak pandemi Covid-19 melanda. Nominalnya mencapai GBP 1,75 juta atau setara dengan Rp 33 miliar.
Saat awal merebaknya pandemi, All England 2020 tetap berjalan pada 11–15 Maret lalu di Birmingham, Inggris. Itu menjadi turnamen terakhir yang diadakan BWF dalam enam bulan terakhir. Indonesia berhasil membawa satu gelar melalui Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Meski turnamen masih bisa berlangsung, Christy mengaku tetap merugi. Dia meminta pemerintah memberikan dukungan finansial sebesar GBP 1 juta.
Kabidbinpres PP PBSI Susy Susanti menyayangkan ancaman pembatalan itu. ’’Sulit dibilang. Semua bisa di luar prediksi. Selama vaksin belum ditemukan, kami juga belum tahu akan seperti apa pertandingan selanjutnya,’’ ungkap Susy.
Di sisi lain, pelatih ganda campuran Richard Mainaky tidak terlalu memikirkan ada atau tidaknya All England tahun depan. ’’Kalau tidak jadi, ya ganti mengincar medali Olimpiade. Jadi, lebih terfokus untuk targetnya.’’ ucap Richard.
Comment