Ingin cepat hamil? Pertanyaan pertama semua dokter pastinya akan menanyakan bagaimana siklus menstruasi Mums. Apakah lancar, apakah selalu tepat waktu, dan kapan hari pertama haid terakhir (HPHT). Nah, bagaimana jika jadwal menstruasi selalu maju beberapa hari setiap bulannya? Apakah itu pertanda baik atau sebaliknya untuk kesuburan? Yuk, ikuti pembahasannya di sini.
Siklus Menstruasi, Bukan Sekadar Menstruasi
Sudah pahamkah Mums dengan siklus menstruasi? Jangan salah, siklus menstruasi bukan hanya menghitung menstruasi, lho. Siklus menstruasi adalah serangkaian perubahan yang dialami tubuh wanita setiap bulan saat indung telur (ovarium) melepaskan sel telur dan rahim bersiap untuk kehamilan. Siklus ini dibagi menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal.
Fase menstruasi dimulai di hari pertama haid dan menjadi saat dimulainya fase folikuler. Selama fase ini, follicle stimulating hormone (FSH), dilepaskan dari otak untuk merangsang perkembangan folikel dominan tunggal yang berisi satu telur. Selama pematangannya, folikel melepaskan estrogen yang merangsang penebalan lapisan rahim. Fase folikuler berakhir pada awal ovulasi. Lamanya fase ini dapat bervariasi, sehingga total panjang siklus antara satu wanita dan wanita lainnya akan berbeda.
Setelah itu, dilanjutkan dengan fase luteal yang dimulai dengan ovulasi dan berlanjut hingga menstruasi. Selama fase ini, ovarium melepaskan progesteron yang mematangkan lapisan rahim dan mempersiapkannya untuk implantasi embrio. Jika kehamilan tidak terjadi, tingkat progesteron turun dan terjadi perdarahan. Fase luteal biasanya sekitar 14 hari.
Pada umumnya, siklus menstruasi adalah 28 hari, tetapi setiap wanita berbeda-beda. Selain itu, panjang siklus menstruasi wanita mungkin berbeda dari bulan ke bulan. Siklus menstruasi Mums tergolong teratur jika berlangsung selama 21 sampai 38 hari. Bagaimana cara menghitungnya? Mums cukup menghitung dari hari pertama haid terakhir hingga dimulainya haid berikutnya. Dari situ bisa diketahui berapa lama siklus menstruasi Mums, apakah pas 21 hari atau lebih dari 38 hari.
Keuntungan utama memiliki siklus menstruasi sangat teratur adalah Mums dapat memprediksi hari dan waktu menstruasi akan dimulai, sehingga akan mudah menentukan kapan ovulasi berlangsung dan peluang kehamilan lebih besar.
Baca juga: Studi: Nyeri Menstruasi Mirip Serangan Jantung!
Yang Mana Siklus Menstruasi Mums?
Apakah panjang siklus menstruasi itu penting? Tentu saja penting. Lamanya siklus menstruasi menjadi indikator utama ketidakseimbangan hormon dan apakah ovulasi terjadi secara teratur atau tidak. Ketidakseimbangan hormon inilah yang sangat memengaruhi bagaimana dan kapan ovulasi terjadi selama siklus menstruasi. Tanpa ovulasi, kehamilan tidak dapat terjadi.
Jika dijabarkan, setidaknya ada 3 jenis siklus menstruasi yang bisa terjadi, yaitu:
1. Siklus menstruasi normal
Jumlah hari: 21 sampai 35 hari.
Siklus menstruasi dengan jumlah hari yang ideal dan teratur ini, menunjukkan bahwa ovulasi teratur terjadi setiap bulannya dan semua hormon seks berlangsung seimbang untuk mendukung konsepsi alami.
2. Siklus menstruasi pendek
Jumlah hari: Kurang dari 21 hari.
Jika siklus menstruasi seperti ini, ovulasi mungkin tidak terjadi atau terjadi lebih awal dari biasanya. Secara medis, siklus yang lebih pendek dapat menjadi indikasi bahwa ovarium mengandung lebih sedikit sel telur dan kemungkinan menopause akan segera tiba. Atau, siklus pendek dapat mengindikasikan bahwa ovulasi tidak terjadi. Jika pemeriksaan darah menegaskan hal ini, konsepsi alami bisa lebih sulit.
Apa penyebab siklus menstruasi lebih pendek? Seiring bertambahnya usia seorang wanita, siklus menstruasi memang akan semakin pendek. Ketika jumlah sel telur yang tersedia di ovarium berkurang, otak melepaskan lebih banyak hormon perangsang folikel (FSH) untuk merangsang ovarium mengembangkan folikel. Hal ini menghasilkan perkembangan folikel yang lebih awal dan ovulasi yang lebih awal, sehingga siklusnya menjadi lebih pendek. Selain itu, terkadang perdarahan dapat terjadi bahkan ketika ovulasi tidak terjadi, dan ini mungkin muncul sebagai siklus yang dipersingkat.
Baca juga: Apa Sih Penyebab Menstruasi Terlambat?
3. Siklus menstruasi panjang atau tidak teratur
Jumlah hari: Lebih dari 35 hari.
Jika memiliki siklus menstruasi yang panjang atau tidak teratur, merupakan indikator bahwa ovulasi tidak terjadi atau setidaknya tidak secara teratur, sehingga pembuahan sulit terjadi.
Penyebab siklus ini adalah akibat kurangnya ovulasi yang teratur. Selama siklus normal, terjadi penurunan progesteron yang menyebabkan pendarahan. Jika folikel tidak matang dan berovulasi, progesteron tidak pernah dilepaskan dan lapisan rahim terus terbentuk sebagai respons terhadap estrogen.
Akhirnya, lapisan rahim menjadi sangat tebal sehingga menjadi tidak stabil. Jika diibaratkan, penebalan lapisan rahim ini seperti menumpuk balok secara terus-menerus, hingga pada akhirnya “runtuh”. Ketika ini terjadi, maka akan berlangsung pendarahan. Pendarahan ini tidak dapat diprediksi, seringkali sangat berat, dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Ada banyak penyebab anovulasi (ovarium tidak melepaskan sel telur matang secara teratur), seperti kelainan pada kelenjar tiroid atau peningkatan hormon prolaktin. Keduanya dapat mengganggu kemampuan otak untuk berkomunikasi dengan ovarium dan mengakibatkan anovulasi. Selain itu, polycystic ovarian syndrome (PCOS), yaitu sindrom yang disebabkan oleh hormon seks yang tidak seimbang, juga dapat menyebabkan gagal ovulasi. Ketidakseimbangan hormon ini tidak hanya menyebabkan masalah ovulasi dan kesuburan, tetapi juga dapat meningkatkan risiko keguguran.
Nah, dari ketiga siklus menstruasi yang sudah disebutkan di atas, manakah yang rutin terjadi pada Mums? Jika tanggal menstruasi Mums selalu maju beberapa hari, namun masih termasuk dalam siklus menstruasi yang normal, maka Mums tak perlu khawatir.
Yang penting, pastikan Mums berhubungan intim tanpa kontrasepsi tiga hari sebelum dan sampai hari ovulasi. Karena, sperma seorang pria dapat hidup selama 3-5 hari di organ reproduksi wanita, tetapi sel telur wanita hanya hidup selama 12-24 jam setelah ovulasi.
Di masa singkat inilah, sel telur dan sel sperma berpeluang lebih besar untuk bertemu di tuba falopi dan terjadi pembuahan, lalu menempel di rahim, atau yang umum disebut sebagai kehamilan. (IS)
Baca juga: 9 Perubahan yang Terjadi pada Tubuh saat Sedang PMS
Referensi
NHS. Menstrual Cycle.
Women’s Health. Menstrual Cycle.
Shady Grove Fertility. Menstrual Cycle and Fertility.
Comment