Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 27 Oktober 2020 |
Sebagai makhluk sosial, wajar jika manusia memiliki kecenderungan untuk membandingkan dan mengomentari hal-hal yang berbeda dengan dirinya termasuk pola asuh dan cara mendidik anak. Hal inilah yang kerap kali memicu terjadinya perang ibu masa kini atau yang hits dengan istilah Mom War. Apakah ada Geng Sehat ada yang pernah mengalaminya?
Mom War umumnya berawal dari rasa tidak terima seorang ibu ketika dikomentari oleh ibu lain tentang berbagai hal, terutama perihal cara merawat dan mendidik buah hati. Tak jarang komentar tersebut disampaikan dengan cara dan kata-kata yang kurang baik sehingga ibu merasa terpojok dan disalahkan. Alhasil terjadilah adu komentar, adu pembenaran, hingga tak sedikit yang berlanjut menjadi adu fisik.
Tapi kini fenomena Mom War sudah semakin berkurang. Pasalnya semakin banyak ibu yang sadar untuk menjaga cakapnya ketika melihat sesuatu yang berbeda baginya. Tentu hal ini sangat dipengaruhi oleh himbauan-himbauan di media sosial untuk menghentikan Mom War yang tidak baik bagi kesehatan mental seorang ibu.
Akan tetapi, di tengah berkembangnya seruan dan ajakan untuk menghentikan Mom War ternyata ada satu potensi bahaya yang mengintai. Meskipun tidak membuat komentar secara langsung, namun secara diam-diam ibu mulai membandingkan pencapaian dan kehidupannya dengan ibu lainnya, ujung-ujungnya untuk mendapat pengakuan siapa yang “ter-“.
Disadari atau tidak, kompetisi ini sudah ada sejak masa kehamilan dan terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Ada beberapa cara jitu yang dapat Mums lakukan untuk menghindar dari pusaran Mompetition, yaitu:
1. Berdamai dengan diri sendiri
Menjalani peran sebagai seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan, jangan berlama-lama menyalahkan diri.
Semua ibu pasti berusaha memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, namun perlu diingat tidak ada ibu yang sempurna. Ibu juga manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan dan itu adalah hal yang wajar. Karena itu berdamai dengan diri sendiri dan menerima keterbatasan akan menghindarkan ibu dari perasaan insecure yang selalu menghantui.
2. Memberikan waktu istirahat bagi diri sendiri
Merawat dan mendidik anak tidak hanya menguras tenaga tapi juga emosi. Belum lagi urusan rumah tangga yang tidak ada habisnya sehingga tak jarang ibu memiliki waktu istirahat yang kurang. Untuk itu, ibu perlu mengambil waktu untuk beristirahat sejenak.
Komunikasikan pada pasangan agar mau mengerti dan memberikan sedikit bantuan untuk mengambil alih sedikit pekerjaan rumah tangga saat ibu beristirahat. Ingat, jiwa dan hati yang tenang akan menghasilkan pikiran dan perilaku yang rasional.
3. Menyadari bahwa setiap anak memiliki kelebihannya masing-masing sehingga tidak sepatutnya bersikap sombong
Setiap anak diciptakan unik dan berbeda satu sama lainnya. Mereka lahir dengan kelebihannya masing-masing. Jadi jangan merasa bangga berlebihan atas apa yang sudah dicapai.
4. Memiliki topik bahasan selain tentang keluarga dan peran ibu
Seorang ibu harus tetap memiliki dunianya sendiri sehingga masih memiliki topik bahasan yang jauh dari tema keluarga. Ibu yang terjebak dalam perbincangan ala Mompetition bisa mengalihkan topik bahasan dengan berbagi informasi lain yang tidak bertema keluarga, misalnya tentang gosip selebriti,trend fashion, atau lainnya.
Setiap ibu dan anak memiliki latar belakang yang berbeda sehingga tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lain. Jangan lupa merawat dan mendidik anak adalah sebuah tahapan kehidupan, bukan perlombaan.
Referensi
Phycologytoday.com. Do you suffer from Mompetition?
Today.com. Mompetition: 8 tips on how to survive it
Sebagai makhluk sosial, wajar jika manusia memiliki kecenderungan untuk membandingkan dan mengomentari hal-hal yang berbeda dengan dirinya termasuk pola asuh dan cara mendidik anak. Hal inilah yang kerap kali memicu terjadinya perang ibu masa kini atau yang hits dengan istilah Mom War. Apakah ada Geng Sehat ada yang pernah mengalaminya?
Mom War umumnya berawal dari rasa tidak terima seorang ibu ketika dikomentari oleh ibu lain tentang berbagai hal, terutama perihal cara merawat dan mendidik buah hati. Tak jarang komentar tersebut disampaikan dengan cara dan kata-kata yang kurang baik sehingga ibu merasa terpojok dan disalahkan. Alhasil terjadilah adu komentar, adu pembenaran, hingga tak sedikit yang berlanjut menjadi adu fisik.
Tapi kini fenomena Mom War sudah semakin berkurang. Pasalnya semakin banyak ibu yang sadar untuk menjaga cakapnya ketika melihat sesuatu yang berbeda baginya. Tentu hal ini sangat dipengaruhi oleh himbauan-himbauan di media sosial untuk menghentikan Mom War yang tidak baik bagi kesehatan mental seorang ibu.
Akan tetapi, di tengah berkembangnya seruan dan ajakan untuk menghentikan Mom War ternyata ada satu potensi bahaya yang mengintai. Meskipun tidak membuat komentar secara langsung, namun secara diam-diam ibu mulai membandingkan pencapaian dan kehidupannya dengan ibu lainnya, ujung-ujungnya untuk mendapat pengakuan siapa yang “ter-“.
Disadari atau tidak, kompetisi ini sudah ada sejak masa kehamilan dan terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Ada beberapa cara jitu yang dapat Mums lakukan untuk menghindar dari pusaran Mompetition, yaitu:
1. Berdamai dengan diri sendiri
Menjalani peran sebagai seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Jika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan, jangan berlama-lama menyalahkan diri.
Semua ibu pasti berusaha memberikan yang terbaik bagi buah hatinya, namun perlu diingat tidak ada ibu yang sempurna. Ibu juga manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan dan itu adalah hal yang wajar. Karena itu berdamai dengan diri sendiri dan menerima keterbatasan akan menghindarkan ibu dari perasaan insecure yang selalu menghantui.
2. Memberikan waktu istirahat bagi diri sendiri
Merawat dan mendidik anak tidak hanya menguras tenaga tapi juga emosi. Belum lagi urusan rumah tangga yang tidak ada habisnya sehingga tak jarang ibu memiliki waktu istirahat yang kurang. Untuk itu, ibu perlu mengambil waktu untuk beristirahat sejenak.
Komunikasikan pada pasangan agar mau mengerti dan memberikan sedikit bantuan untuk mengambil alih sedikit pekerjaan rumah tangga saat ibu beristirahat. Ingat, jiwa dan hati yang tenang akan menghasilkan pikiran dan perilaku yang rasional.
3. Menyadari bahwa setiap anak memiliki kelebihannya masing-masing sehingga tidak sepatutnya bersikap sombong
Setiap anak diciptakan unik dan berbeda satu sama lainnya. Mereka lahir dengan kelebihannya masing-masing. Jadi jangan merasa bangga berlebihan atas apa yang sudah dicapai.
4. Memiliki topik bahasan selain tentang keluarga dan peran ibu
Seorang ibu harus tetap memiliki dunianya sendiri sehingga masih memiliki topik bahasan yang jauh dari tema keluarga. Ibu yang terjebak dalam perbincangan ala Mompetition bisa mengalihkan topik bahasan dengan berbagi informasi lain yang tidak bertema keluarga, misalnya tentang gosip selebriti,trend fashion, atau lainnya.
Setiap ibu dan anak memiliki latar belakang yang berbeda sehingga tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lain. Jangan lupa merawat dan mendidik anak adalah sebuah tahapan kehidupan, bukan perlombaan.
Referensi
Phycologytoday.com. Do you suffer from Mompetition?
Today.com. Mompetition: 8 tips on how to survive it
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini