Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 17 November 2020 |
KalbarOnline.com – Obat pasti untuk pasien Covid-19 hingga saat ini belum ditemukan. Sejumlah uji klinis menunjukkan beberapa obat terbukti efektif untuk mengatasi keparahan pasien. Salah satunya obat antidepresi yang ternyata bisa membantu pemulihan pasien Covid-19.
Dilansir dari Science Times, Selasa (17/11), eksperimen ini dilakukan oleh peneliti AS yakni tim studi dari Fakultas Kedokteran Universitas Virginia dan Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis. Uji coba ini masih dalam ukuran sampel yang terbatas. Peneliti Dr. Alban Gaultier dari UVA Health mengatakan masih permulaan.
Temuannya, sebanyak 152 pasien Covid-19 dewasa ditawarkan plasebo atau antibiotik, Fluvoxamine. Enam dari 72 yang mendapat plasebo mengalami kondisi berat, termasuk 4 dibawa ke rumah sakit dan satu menggunakan ventilator. Fluvoxamine diberikan kepada 80 orang yang tersisa dan tidak ada yang sakit kritis. “Hasilnya menunjukkan kemajuan,” katanya.
Namun, studi ini memiliki beberapa kelemahan, termasuk fakta bahwa sekitar 20 persen responden berhenti bereaksi. Pemantauan lebih lanjut akan dilakukan pada fase berikutnya.
Obat Antidepresi
Fluvoxamine banyak digunakan untuk mengobati gangguan obsesif-kompulsif, gangguan kecemasan sosial, dan depresi, menurut penelitian. Beberapa ilmuwan mengandalkan obat tersebut untuk menghindari infeksi Covid-19 menjadi lebih buruk. Mayoritas orang yang terkena penyakit ini, terutama orang muda, menghadapi gejala yang ringan dan tidak berbahaya.
Dokter Gaultier mulai meneliti efeknya pada individu sesegera mungkin. Gaultier ingin tahu bagaimana molekul ini memengaruhi otak. Oleh karena itu, dia dan timnya perlu mereplikasi penelitian tersebut, yang akan masuk dalam uji klinis Fase 3.
Sementara beberapa orang menunggu vaksin, Gaultier mengatakan kemajuan uji klinis obat itu terlihat signifikan. Gaultier menyarankan bahwa obat itu dibutuhkan untuk pasien yang belum masuk dalam kondisi berat atau diinkubasi di rumah sakit.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Obat pasti untuk pasien Covid-19 hingga saat ini belum ditemukan. Sejumlah uji klinis menunjukkan beberapa obat terbukti efektif untuk mengatasi keparahan pasien. Salah satunya obat antidepresi yang ternyata bisa membantu pemulihan pasien Covid-19.
Dilansir dari Science Times, Selasa (17/11), eksperimen ini dilakukan oleh peneliti AS yakni tim studi dari Fakultas Kedokteran Universitas Virginia dan Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis. Uji coba ini masih dalam ukuran sampel yang terbatas. Peneliti Dr. Alban Gaultier dari UVA Health mengatakan masih permulaan.
Temuannya, sebanyak 152 pasien Covid-19 dewasa ditawarkan plasebo atau antibiotik, Fluvoxamine. Enam dari 72 yang mendapat plasebo mengalami kondisi berat, termasuk 4 dibawa ke rumah sakit dan satu menggunakan ventilator. Fluvoxamine diberikan kepada 80 orang yang tersisa dan tidak ada yang sakit kritis. “Hasilnya menunjukkan kemajuan,” katanya.
Namun, studi ini memiliki beberapa kelemahan, termasuk fakta bahwa sekitar 20 persen responden berhenti bereaksi. Pemantauan lebih lanjut akan dilakukan pada fase berikutnya.
Obat Antidepresi
Fluvoxamine banyak digunakan untuk mengobati gangguan obsesif-kompulsif, gangguan kecemasan sosial, dan depresi, menurut penelitian. Beberapa ilmuwan mengandalkan obat tersebut untuk menghindari infeksi Covid-19 menjadi lebih buruk. Mayoritas orang yang terkena penyakit ini, terutama orang muda, menghadapi gejala yang ringan dan tidak berbahaya.
Dokter Gaultier mulai meneliti efeknya pada individu sesegera mungkin. Gaultier ingin tahu bagaimana molekul ini memengaruhi otak. Oleh karena itu, dia dan timnya perlu mereplikasi penelitian tersebut, yang akan masuk dalam uji klinis Fase 3.
Sementara beberapa orang menunggu vaksin, Gaultier mengatakan kemajuan uji klinis obat itu terlihat signifikan. Gaultier menyarankan bahwa obat itu dibutuhkan untuk pasien yang belum masuk dalam kondisi berat atau diinkubasi di rumah sakit.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini