KalbarOnline.com – Ancaman separatisme dengan menggunakan media sosial dengan tujuan menyebarkan propaganda untuk memisahkan diri dari NKRI ternyata juga marak dilakukan. Aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata, tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan media sosial di dunia maya.
Demikian hal itu disampaikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ketika menjadi Keynote Speaker dalam acara Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, bertempat di Jakarta, kemarin.
Marsekal Hadi mengatakan, semua yang ada di dunia maya memiliki kelebihan berupa kecepatan dan jangkauan yang lebih cepat, lebih luas, dan lebih mudah. Selanjutnya juga disadari bahwa dampak yang ditimbulkan di dunia maya, baik positif maupun negatif, ternyata dapat lebih masif dari dunia fisik.
“Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf,” ujar Marsekal Hadi seperti disampaikan melalui keterangan pers.
Lebih lanjut Marsekal Hadi menuturkan bahwa dengan penggunaan dan jangkauan luas, media sosial menjadi media yang efektif untuk melakukan perang informasi ataupun perang psikologi. “Sekarang kita mengenal hastag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Marsekal Hadi juga menyampikan bahwa dalam beberapa minggu terakhir ini dunia maya di Indonesia diramaikan dengan beberapa isu yang cukup hangat. “Isu-isu tersebut bila kita lihat membuat masyarakat menjadi terkotak-kotak, terpolarisasi dan dibenturkan satu sama lain. Terdapat pula narasi yang membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah dan tidak percaya kepada berbagai upaya pemerintah untuk kepentingan rakyat,” ucapnya.
Karenanya, diperlukan kesatuan pandangan dan persepsi untuk mensinergikan keselarasan dalam tindakan, kebijakan dan rencana aksi yang utuh. Menghadapi hal ini, diperlukan partisipasi lintas sektoral dan tidak mungkin hanya bisa dihadapi oleh satu instansi semata. “Oleh karena itu, dibutuhkan langkah penanganan yang dilakukan secara komprehensif, integral dan terpadu. Diperlukan sinergi untuk negeri,” imbuhnya.
“Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita saat ini, sebagai generasi penerus perjuangan tersebut, untuk memelihara dan menjaga semangat persatuan dan kesatuan serta keutuhan bangsa dan negara tercinta,” pungkasnya.
Diketahui, narasumber dalam acara webinar ini antara lain Letjen TNI Joni Supriyanto (Kabais TNI) menyampaikan tema “Bahaya Separatisme Papua”, Wahyu Permana (SIMAN Polhukam) menyampaikan tema “Identifikasi Disinformasi (Hoax)”, Arief Noviandi (Praktisi TIK) dengan tema “Strategi Bermedia Sosial”, Yadi Hendriana (Ketua IJTI/ Tokoh Pers) dengan tema “Urgensi Sinergi Kebangsaan”. Dan bertindak sebagai moderator Natalia Angellica New (Reporter & Presenter). [ind]
Comment