Peneliti Singapura Ungkap Tubuh Pendek Lebih Rentan Tertular Covid-19

KalbarOnline.com – Orang gemuk selama ini disebut paling berisiko tertular Covid-19. Tapi ternyata, tak hanya itu, tinggi badan juga bisa mempengaruhi risiko seseorang tetular Covid-19. Penelitian baru-baru ini mengungkapkan orang bertubuh pendek bisa lebih berisiko terinfeksi Covid-19. Mengapa?

IKLANSUMPAHPEMUDA

Sebuah penelitian di Singapura mengamati bagaimana virus Korona menyebar dari orang yang terinfeksi ketika mereka bersin atau batuk. Mereka menemukan bahwa partikel bertahan di udara sebelum akhirnya jatuh perlahan ke tanah. Kondisi ini menempatkan orang yang lebih pendek pada risiko lebih besar karena lintasan di area bawah yang jatuh dan dilalui partikel.

  • Baca juga: Kembali dari Indonesia, Pria Singapura Tak Akui Tertular Covid-19

Penemuan ini mendorong tim peneliti untuk merekomendasikan bahwa remaja, perempuan , an siapa pun di bawah ketinggian di bawah 5 kaki atau 1,5 meter harus menjaga jarak lebih dari dua meter dari orang lain. Penelitian ini dilakukan oleh Singapore’s Agency of Science, Technology and Research.

Baca Juga :  Satu PDP Covid-19 di Ketapang Meninggal Dunia

“Remaja dan dewasa bertubuh pendek disarankan untuk menjaga jarak sosial lebih dari dua meter dari orang yang lebih tinggi,” kata peneliti seperti dilansir dari Diabetes.co.uk, Senin (23/11).

“Anak-anak kecil mungkin berisiko lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa berdasarkan lintasan batuk ke bawah atau tanah,” jelasnya.

  • Baca juga: Ilmuwan Singapura Sebut Virus Korona Bertahan 3 Minggu di Makanan Beku

Berdasar itu, masker bedah dikenal efektif dalam menjebak tetesan droplet. Seseorang bertubuh pendek harus lebih patuh lagi mematuhi protokol kesehatan.

Dengan menggunakan animasi model komputer, peneliti dapat melihat dengan tepat sejauh mana partikel dan tetesan Covid-19 bergerak. Dan bagaimana hal itu memengaruhi orang-orang dari ketinggian yang berbeda.

Baca Juga :  Datangi Markas FPI, Staf Kedubes Jerman Ditarik Pulang ke Negaranya

Simulasi menggunakan contoh seseorang dengan tinggi sekitar 170 cm (atau 5,5 kaki), mengobrol dengan seseorang yang tingginya 1,59 m (160cm atau 5,2 kaki). Mereka menemukan bahwa sebagian besar tetesan batuk mengenai orang orang lain. Itulah mengapa jarak sosial sangat penting.

“Kontaminasi pakaian atau kulit yang terbuka dapat menyebabkan penularan sekunder melalui sentuhan wajah, mulut, atau hidung. Hasil ini menyoroti potensi risiko untuk orang yang lebih pendek, termasuk anak-anak, yang jaraknya kurang dari satu meter dari orang yang batuk,” kata para peneliti lewat temuan yang telah dipublikasikan di jurnal Physics of Fluids.

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment