Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 30 Desember 2020 |
Data statistik menyebutkan jika orang dewasa lebih banyak yang terkena COVID-19 dibandingkan anak-anak. Namun akhir-akhir ini, kasus positif COVID-19 di Indonesia yang dilaporkan terdapat anak-anak.
Apakah anak-anak kebal dengan virus COVID-19? Dari data studi kasus menunjukkan bahwa hanya 1 – 5% anak-anak yang terinfeksi COVID-19. Gejala yang ditimbulkan umumnya ringan bahkan tanpa gejala. Studi epidemiologi di Cina menunjukkan bahwa sebanyak 4% anak-anak tidak menunjukkan gejala, 51% memiliki penyakit ringan dan 39% memiliki penyakit sedang.
Mengapa bisa demikian? Hal ini diduga adanya kelenjar thymus yang pada masa anak-anak bekerja aktif. Sepanjang masa kanak-kanak, kelenjar thymus berperan dalam produksi dan pematangan sel-T limfosit, sejenis sel darah putih spesifik yang melindungi tubuh dari ancaman tertentu, termasuk virus dan infeksi.
Gejala COVID-19 pada anak umumnya ringan diduga juga karena alasan berikut. Paparan virus yang berulang pada anak malah meningkatkan sistem imun mereka terhadap virus COVID-19. Selain itu, protein virus COVID-19 (SARS-CoV-2) berikatan dengan Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE 2) dan pada anak-anak, enzim ini masih kurang matang.
Walaupun gejala COVID-19 pada anak-anak umumnya ringan namun orang tua tidak boleh mengabaikan tindakan pencegahan terhadap risiko penularan virus. Ada beberapa faktor pemicu anak menjadi lebih rentan untuk tertular COVID-19.
Anak-anak dapat tertular COVID-19 umumnya berasal dari orang dewasa. Studi menujukkan bahwa anak-anak di bawah usia 10 tahun yang berada dalam kontak dekat dengan orang positif COVID-19 menunjukkan tingkat infeksi sebesar 7,4%. Tingkat infeksi semakin meningkat pada anak yang tinggal bersama dengan orang dewasa yang positif terinfeksi.
Studi di Cina menunjukkan bahwa anak-anak usia bayi (0 - 1 tahun) lebih rentan untuk mengalami gejala klinis yang lebih berat, yaitu sebesar 10.6% dibandingkan anak-anak usia di atasnya. Usia bayi lebih rentan tertular COVID-19 karena sistem imunnya yang belum berkembang (immature). Risiko lebih tinggi pada bayi yang lahir prematur.
Anak-anak dengan imunitas rendah (immunocompromised) seperti penderita kanker atau dengan penyakit penyerta seperti diabetes, asma lebih rentan mengalami gejala yang berat jika terinfeksi COVID-19. Mereka menjadi kelompok yang berisiko tinggi.
Ternyata anak-anak tidak kebal dengan COVID-19. Geng Sehat sebagai orang tua perlu untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah anak untuk tertular COVID-19.
Tidak kalah penting, tindakan pencegahan juga harus dilakukan oleh Mums dan Dads karena orang dewasa menjadi sumber penularan utama kepada anak-anak. Keep healthy and safety !
Referensi
Data statistik menyebutkan jika orang dewasa lebih banyak yang terkena COVID-19 dibandingkan anak-anak. Namun akhir-akhir ini, kasus positif COVID-19 di Indonesia yang dilaporkan terdapat anak-anak.
Apakah anak-anak kebal dengan virus COVID-19? Dari data studi kasus menunjukkan bahwa hanya 1 – 5% anak-anak yang terinfeksi COVID-19. Gejala yang ditimbulkan umumnya ringan bahkan tanpa gejala. Studi epidemiologi di Cina menunjukkan bahwa sebanyak 4% anak-anak tidak menunjukkan gejala, 51% memiliki penyakit ringan dan 39% memiliki penyakit sedang.
Mengapa bisa demikian? Hal ini diduga adanya kelenjar thymus yang pada masa anak-anak bekerja aktif. Sepanjang masa kanak-kanak, kelenjar thymus berperan dalam produksi dan pematangan sel-T limfosit, sejenis sel darah putih spesifik yang melindungi tubuh dari ancaman tertentu, termasuk virus dan infeksi.
Gejala COVID-19 pada anak umumnya ringan diduga juga karena alasan berikut. Paparan virus yang berulang pada anak malah meningkatkan sistem imun mereka terhadap virus COVID-19. Selain itu, protein virus COVID-19 (SARS-CoV-2) berikatan dengan Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE 2) dan pada anak-anak, enzim ini masih kurang matang.
Walaupun gejala COVID-19 pada anak-anak umumnya ringan namun orang tua tidak boleh mengabaikan tindakan pencegahan terhadap risiko penularan virus. Ada beberapa faktor pemicu anak menjadi lebih rentan untuk tertular COVID-19.
Anak-anak dapat tertular COVID-19 umumnya berasal dari orang dewasa. Studi menujukkan bahwa anak-anak di bawah usia 10 tahun yang berada dalam kontak dekat dengan orang positif COVID-19 menunjukkan tingkat infeksi sebesar 7,4%. Tingkat infeksi semakin meningkat pada anak yang tinggal bersama dengan orang dewasa yang positif terinfeksi.
Studi di Cina menunjukkan bahwa anak-anak usia bayi (0 - 1 tahun) lebih rentan untuk mengalami gejala klinis yang lebih berat, yaitu sebesar 10.6% dibandingkan anak-anak usia di atasnya. Usia bayi lebih rentan tertular COVID-19 karena sistem imunnya yang belum berkembang (immature). Risiko lebih tinggi pada bayi yang lahir prematur.
Anak-anak dengan imunitas rendah (immunocompromised) seperti penderita kanker atau dengan penyakit penyerta seperti diabetes, asma lebih rentan mengalami gejala yang berat jika terinfeksi COVID-19. Mereka menjadi kelompok yang berisiko tinggi.
Ternyata anak-anak tidak kebal dengan COVID-19. Geng Sehat sebagai orang tua perlu untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah anak untuk tertular COVID-19.
Tidak kalah penting, tindakan pencegahan juga harus dilakukan oleh Mums dan Dads karena orang dewasa menjadi sumber penularan utama kepada anak-anak. Keep healthy and safety !
Referensi
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini