Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 26 November 2020 |
KalbarOnline.com – ”Foto saya di atas cantik toh??”
Susi Pudjiastuti menulis cuitan itu beberapa jam setelah penggantinya di kursi Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, ditangkap KPK. Di atas twit tersebut ada flyer acaranya di salah satu stasiun televisi.
Susi tentu sadar banyak pihak, terutama media, ingin mengontak dia. Tapi, dia rupanya memilih untuk menghindar meski jejak perbedaan sikapnya dengan Edhy terkait impor benur menjulur panjang.
Kemarin (25/11) Jawa Pos berusaha menghubungi Susi Pudjiastuti berkali-kali. Baik lewat WhatsApp maupun sambungan telepon. Namun, tidak membalas. Upaya mengontak lewat sejumlah orang dekatnya juga tak membuahkan hasil.
Baru di acara ”Susi Cek Ombak” yang ditayangkan langsung di Metro TV dia buka suara terkait kasus yang menimpa Edhy. Itu pun perempuan kelahiran Pangandaran, Jawa Barat, tersebut terlihat tidak nyaman.
”Saya tenang-tenang saja. Santai-santai saja. Sama sekali tidak kepikiran apa-apa,” jawabnya.
Menurut Susi, bertentangan dengan kebijakan pemerintah adalah hal lumrah. Biasa saja.
”Saya orang yang cinta lingkungan, mengerti tentang ekologi laut, ya saya mencoba untuk mempertahankan apa yang saya pikir baik,” ungkapnya.
Saat ditanya mengenai sejumlah politikus yang bermain dan memperoleh perizinan ekspor benih lobster (benur), Susi menyebut, isu itu sudah lama. Dia mengaku sudah lupa, tidak mau mikir lagi.
Seperti terekam di akun Twitter pribadinya, setelah lepas dari jabatan menteri, Susi lebih suka mengunjungi beberapa pulau, bermain paddle, mengampanyekan kebersihan pantai dan laut, serta makan ikan laut.
Menurut dia, budi daya lobster terbaik adalah di laut. Bukan dengan tangan manusia. Meski saat ini teknologi budi daya sudah berkembang pesat, dia tetap berpendirian lobster akan lebih baik besar dan berkembang alami.
”Kalau saya pikir, Tuhan lebih baik membudidayakan lobster itu di laut. Manusia mengambil pada saat sudah besar,” ujarnya.
Baca juga:
Dia juga menyindir, bahwa saat ini tidak ada penyelundupan benur sudah tidak ada. Karena semua sudah legal. Kasus penyelundupan hanya cerita zaman dulu.
”Sedih saja saya. Karena benihnya sudah dibawa ke Vietnam. Di sana banyak lobster besar,” imbuhnya.
Susi menegaskan, ekosistem yang berkelanjutan akan menciptakan kemakmuran dengan sendirinya. Memang butuh waktu lama. Harus sabar. ”Yang sabar itu kekasih Tuhan, agama mengatakan itu,” celetuknya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – ”Foto saya di atas cantik toh??”
Susi Pudjiastuti menulis cuitan itu beberapa jam setelah penggantinya di kursi Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, ditangkap KPK. Di atas twit tersebut ada flyer acaranya di salah satu stasiun televisi.
Susi tentu sadar banyak pihak, terutama media, ingin mengontak dia. Tapi, dia rupanya memilih untuk menghindar meski jejak perbedaan sikapnya dengan Edhy terkait impor benur menjulur panjang.
Kemarin (25/11) Jawa Pos berusaha menghubungi Susi Pudjiastuti berkali-kali. Baik lewat WhatsApp maupun sambungan telepon. Namun, tidak membalas. Upaya mengontak lewat sejumlah orang dekatnya juga tak membuahkan hasil.
Baru di acara ”Susi Cek Ombak” yang ditayangkan langsung di Metro TV dia buka suara terkait kasus yang menimpa Edhy. Itu pun perempuan kelahiran Pangandaran, Jawa Barat, tersebut terlihat tidak nyaman.
”Saya tenang-tenang saja. Santai-santai saja. Sama sekali tidak kepikiran apa-apa,” jawabnya.
Menurut Susi, bertentangan dengan kebijakan pemerintah adalah hal lumrah. Biasa saja.
”Saya orang yang cinta lingkungan, mengerti tentang ekologi laut, ya saya mencoba untuk mempertahankan apa yang saya pikir baik,” ungkapnya.
Saat ditanya mengenai sejumlah politikus yang bermain dan memperoleh perizinan ekspor benih lobster (benur), Susi menyebut, isu itu sudah lama. Dia mengaku sudah lupa, tidak mau mikir lagi.
Seperti terekam di akun Twitter pribadinya, setelah lepas dari jabatan menteri, Susi lebih suka mengunjungi beberapa pulau, bermain paddle, mengampanyekan kebersihan pantai dan laut, serta makan ikan laut.
Menurut dia, budi daya lobster terbaik adalah di laut. Bukan dengan tangan manusia. Meski saat ini teknologi budi daya sudah berkembang pesat, dia tetap berpendirian lobster akan lebih baik besar dan berkembang alami.
”Kalau saya pikir, Tuhan lebih baik membudidayakan lobster itu di laut. Manusia mengambil pada saat sudah besar,” ujarnya.
Baca juga:
Dia juga menyindir, bahwa saat ini tidak ada penyelundupan benur sudah tidak ada. Karena semua sudah legal. Kasus penyelundupan hanya cerita zaman dulu.
”Sedih saja saya. Karena benihnya sudah dibawa ke Vietnam. Di sana banyak lobster besar,” imbuhnya.
Susi menegaskan, ekosistem yang berkelanjutan akan menciptakan kemakmuran dengan sendirinya. Memang butuh waktu lama. Harus sabar. ”Yang sabar itu kekasih Tuhan, agama mengatakan itu,” celetuknya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini