Bos Muda Jaringan Seks Ini Dihukum 40 Tahun Penjara Karena Peras 74 Wanita Termasuk 16 Remaja

KalbarOnline.com – Pengadilan Korea Selatan pada Kamis (26/11/2020) menjatuhkan hukuman 40 tahun penjara kepada pemimpin jaringan seks online, Cho Ju-bin (24). Cho Ju-bin dinyatakan bersalah menjalankan jaringan seks online yang memeras setidaknya 74 wanita, termasuk 16 remaja.

Melansir kantor berita Yonhap,  pengadilan menyebut apa yang dilakukan Cho Ju sebagai bentuk “perbudakan virtual” dengan memaksa mereka untuk mengirimkan citra seksual diri mereka yang semakin merendahkan dan terkadang disertai kekerasan antara bulan Mei 2019 dan Februari 2020.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Pengadilan Distrik Pusat Seoul menghukum Cho karena melanggar hukum pidana dan perlindungan anak dengan membuat dan merilis pornografi dan menjalankan organisasi kriminal, kata Yonhap.

Baca Juga :  Jokowi Copot Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Ini Sepak Terjang Mantan Petinggi GAM Itu

Pengacara Cho tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Namun, saat ditahan polisi pada Maret lalu, Cho mengatakan ingin meminta maaf kepada para korban.

“Terdakwa telah memikat dan mengancam banyak korban dengan berbagai cara untuk memproduksi pornografi dan menyebarkannya dalam waktu lama kepada banyak orang,” lapor Yonhap, mengutip hakim tak dikenal yang menjatuhkan putusan dan hukuman.

“Dia secara khusus menyebabkan kerusakan yang tidak dapat dipulihkan kepada banyak korban dengan memublikasikan identitas mereka.”

Kasus tersebut memicu protes nasional, dengan jutaan warga Korea Selatan menandatangani petisi yang mendesak pihak berwenang untuk melepaskan identitas Cho dan menyelidiki tidak hanya penyelenggara, tetapi juga peserta jaringan yang membayar sebanyak 1,5 juta won (US $ 1.360) untuk melihat video maupun yang melecehkan tersebut.

Baca Juga :  Prestasi di Penghujung Tahun 2020, Kemendikbud Raih Empat Rekor MURI  

Polisi mengatakan setidaknya 124 tersangka telah ditangkap dan 18 operator ruang obrolan di Telegram dan media sosial lainnya, termasuk Cho, ditahan menyusul penyelidikan atas kejahatan seksual serupa sejak akhir tahun lalu. [ind]

Comment