KalbarOnline.com – Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Abdul Rakhman Baso serta Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf menegaskan, tidak ada bangunan gereja yang terbakar atau dibakar dalam kejadian kekerasan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah seperti beredar di media sosial sebelumnya.
“Saya ingin meluruskan bahwa di situ tidak ada gereja yang dibakar,” kata Baso didampingi Komandan Korem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, dan Wakil Kepala Polda Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Polisi Hery Santoso, dalam jumpa pers di Palu, Minggu (29/11/20).
Baso mengatakan yang dibakar oleh pelaku orang tidak dikenal (OTK) hanya rumah yang dijadikan tempat pelayanan umat. “Di lokasi TKP ada 50 rumah transmigrasi setempat dan 50 rumah itu ada sembilan yang dihuni tetap kalau yang lainnya kembali,” katanya.
la menjelaskan dari sembilan rumah ini dihuni bukan hanya warga dari satu suku dan agama saja, namun terjalin toleransi yang sangat bagus di lokasi itu.
la mengatakan, pada 09.00 WIB Jumat (27/11), salah satu rumah didatangi sekitar delapan OTK, yang masuk lewat belakang mengambil beras kurang 40 kilogram. “Setelah itu melakukan penganiayaan tanpa ada pernyataan apa pun, menggunakan senjata tajam tanpa perikemanusiaan mengakibatkan empat orang korban,” katanya.
“Sételah itu OTK membakar rumah sebanyak kurang lebih enam rumah dan saya sendiri sudah cek langsung ke TKP kemarin dan dari enam rumah ini empat yang terbakar habis dua hanya dapur bagian belakang itu pun bukan rumah inti rumah tambahan beratapkan alang-alang,” katanya.
Di tempat sama, Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf dalam keterangannya memastikan informasi itu adalah hoaks, atau berita tidak benar.
“Saya berharap, bila menerima informasi tolong cek dulu. Seperti kami harus mengklarifikasi tidak adanya gereja yang dibakar. Karena efeknya sangat besar kalau ada gambar atau video hoaks mengatakan gereja dibakar. Ini akan menimbulkan konflik SARA, dan kami tidak ingin itu terjadi,” terang Danrem.
Ditegaskan salah satu tujuan dari kelompok MIT Poso melakukan penyerangan khususnya kepada masyarakat sipil, selain untuk mendapatkan logistik juga menimbulkan keresahan ditengah masyarakat.
Hal tersebut dapat tercapai bila masyarakat terus menyebar berita ataupun informasi hoaks yang menimbulkan keresahan dan perpecahan ditengah masyarakat.
Dia minta masyarakat tidak menyebarkan informasi yang menimbulkan keresahan.
“Saya mengimbau masyarakat, jangan menshare foto atau video yang tidak benar adanya. Hanya akan membuat kelompok MIT Poso ini tambah eksis. Hentikan penyebaran video-video yang tidak bertanggungjawab tersebut,” jelasnya. [ind]
Comment