KalbarOnline.com – Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah mengadakan rapat koordinasi terkait Kasus Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah. Luhut menyampaikan, kini Kota Semarang memiliki kasus tertinggi di Jawa Tengah sebanyak 12.019 kasus dengan tingkat kematian tertinggi hingga 751 orang.
“Angka positif di Semarang, Kudus, Surakarta, Pati, dan Kudus agak naik dalam tujuh hari belakangan,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (2/12).
Luhut minta agar Pemprov Jateng meningkatkan pemanfaatan fasilitas isolasi terpusat untuk pasien tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan. Sehingga, pasien dapat dipantau secara optimal.
“Seperti di Wisma Atlet, pasien bergejala awal dan ringan cepat ditangani dan diisolasi, sehingga mencegah kondisi gawat yang menyebabkan kematian,” tuturnya.
Luhut khawatir, jika pasien yang sudah terkonfimasi positif tidak segera diisolasi, maka pasien itu justru akan menularkan kepada anggota keluarga terdekat. Seehingga memunculkan klaster keluarga.
“Tolong Pak Ganjar (Gubernur Jateng) dan Wali Kota yang kasusnya tinggi segera perbanyak fasilitas isolasi mandiri terpusat berkoordinasi dengan BNPB, nanti dananya dibantu mereka,” ucapnya.
Selain itu, Luhut juga meminta agar Pangdam Diponegoro dan Kapolda Jawa Tengah membantu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk melakukan sosialisasi terus-menerus kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan. Kampanye ini menurutnya penting agar masyarakat tidak menunda mencari pengobatan sekalipun masih bergejala ringan.
“Tolong bantu juga untuk mendorong supaya mereka yang kena atau positif segera ke tempat isolasi. Tidak usah malu,” imbuhnya.
Menanggapi hal ini Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan dalam tiga hari ini pihaknya akan menggenjot upaya-upaya menekan penyebaran Covid-19, termasuk dengan menambah fasilitas isolasi terpusat. “Dalam tiga hari ini kami minta untuk gas pol termasuk isolasi mandiri, karena kalau di rumah tidak merasa diisolasi. Saya minta kepada para Bupati kita cari hotel untuk isolasi mandiri, kita bayar,” tuturnya.
Guna mencegah semakin menyebarnya Covid-19, Ganjar mengaku telah meminta kepada Dinkes Jateng untuk terus melakukan tes, pelacakan, dan penelusuran. “Bersama dengan berbagai asosiasi, kami buat gerakan ‘Masuk ke Rumah’” jelasnya.
Mengenai tingginya angka kematian, sejumlah direktur RS di Jawa Tengah membeberkan bahwa salah satu penyebabnya adalah keterlambatan penanganan pasien. P erwakilan dari RSUD Temanggung menyebut, parahnya kondisi pasien saat masuk RS dan keterbatasan ruang ICU untuk isolasi pasien Covid-19 juga menjadi faktor penyebab.
“Pasien masuk ke kami kasusnya sudah sangat berat dan terlambat masuk ICU,” ujar Direktur RS Kariadi Semarang Agoes OP.
Comment