Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Minggu, 13 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Jika ketersediaan vaksin dianggap setara dengan perlindungan, penduduk Kanada bakal menjadi yang paling terlindung. Sebab, negara yang dipimpin Perdana Menteri Justin Trudeau itu sudah memesan vaksin Covid-19 untuk seluruh penduduknya plus menyetok sebanyak-banyaknya.
Bila dirata-rata, satu orang di Kanada bisa mendapatkan sembilan dosis. Padahal, satu orang membutuhkan dua dosis saja. Rekor tersebut disusul Amerika Serikat, yaitu tujuh dosis, dan Inggris serta Australia dengan lima dosis per orang.
Negara-negara maju itu memang lebih diuntungkan. Bukan hanya karena mereka memiliki uang untuk memesan lebih dulu. Mereka juga memiliki teknologi penyimpanan dan distribusi vaksin dengan cepat.
Vaksin buatan Pfizer-BioNTech harus disimpan di suhu minus 70 derajat Celsius. Negara-negara kurang mampu bakal kesulitan untuk menangani hal itu.
Masalah logistik memang menjadi pembahasan jauh sebelum ada vaksin yang lolos uji klinis tahap III. Sebab, banyak pesawat yang tidak memiliki alat pendingin khusus. Nicholas Lusiani dari Oxfam mengungkapkan, ada diskusi awal untuk mengatasi distribusi vaksin.
Salah satunya adalah produksi masal berbiaya rendah oleh banyak produsen farmasi di seluruh dunia. Konsekuensinya, perusahaan-perusahaan pemilik vaksin harus berbagi ”resep” pembuatan. Itu yang berat. Sejauh ini Pfizer dan Moderna tutup mulut terkait ide tersebut.
Baca Juga: Negara Kaya Borongan Vaksin Covid-19, Negara Miskin Tunggu Antrean
”Sejujurnya saat ini ada terlalu banyak celah antara paparan dan kenyataan untuk memberikan hasil yang adil dan merata bagi penduduk di seluruh dunia,” terang Direktur Eksekutif Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan seperti dikutip Fortune.
WHO sudah memiliki gambaran untuk menjembatani celah tersebut, tapi belum punya dana untuk merealisasikannya. Jadi, untuk sementara waktu, pilihan yang dimiliki penduduk negara miskin adalah menunggu –dengan terus melakukan pencegahan.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Jika ketersediaan vaksin dianggap setara dengan perlindungan, penduduk Kanada bakal menjadi yang paling terlindung. Sebab, negara yang dipimpin Perdana Menteri Justin Trudeau itu sudah memesan vaksin Covid-19 untuk seluruh penduduknya plus menyetok sebanyak-banyaknya.
Bila dirata-rata, satu orang di Kanada bisa mendapatkan sembilan dosis. Padahal, satu orang membutuhkan dua dosis saja. Rekor tersebut disusul Amerika Serikat, yaitu tujuh dosis, dan Inggris serta Australia dengan lima dosis per orang.
Negara-negara maju itu memang lebih diuntungkan. Bukan hanya karena mereka memiliki uang untuk memesan lebih dulu. Mereka juga memiliki teknologi penyimpanan dan distribusi vaksin dengan cepat.
Vaksin buatan Pfizer-BioNTech harus disimpan di suhu minus 70 derajat Celsius. Negara-negara kurang mampu bakal kesulitan untuk menangani hal itu.
Masalah logistik memang menjadi pembahasan jauh sebelum ada vaksin yang lolos uji klinis tahap III. Sebab, banyak pesawat yang tidak memiliki alat pendingin khusus. Nicholas Lusiani dari Oxfam mengungkapkan, ada diskusi awal untuk mengatasi distribusi vaksin.
Salah satunya adalah produksi masal berbiaya rendah oleh banyak produsen farmasi di seluruh dunia. Konsekuensinya, perusahaan-perusahaan pemilik vaksin harus berbagi ”resep” pembuatan. Itu yang berat. Sejauh ini Pfizer dan Moderna tutup mulut terkait ide tersebut.
Baca Juga: Negara Kaya Borongan Vaksin Covid-19, Negara Miskin Tunggu Antrean
”Sejujurnya saat ini ada terlalu banyak celah antara paparan dan kenyataan untuk memberikan hasil yang adil dan merata bagi penduduk di seluruh dunia,” terang Direktur Eksekutif Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan seperti dikutip Fortune.
WHO sudah memiliki gambaran untuk menjembatani celah tersebut, tapi belum punya dana untuk merealisasikannya. Jadi, untuk sementara waktu, pilihan yang dimiliki penduduk negara miskin adalah menunggu –dengan terus melakukan pencegahan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini