KalbarOnline.com – Presiden Joko Widodo menunjuk Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri Dante Saksono menggantikan Terawan Agus Putranto. Mereka memiliki beban yang berat di tengah pandemi Covid-19 untuk melandaikan kurva kasus dan tantangan untuk melaksanakan vaksinasi.
Dekan FKUI, Prof Ari Fahrial Syam menjelaskan dari sisi pengetahuan, dokter Dante memang tak diragukan lagi sebagai seorang spesialis penyakit dalam, ahli diabetes, dan biomolekuler. Namun untuk jabatan struktural atau manajerial, memang pengalaman dokter Dante masih kurang.
“Artinya, dari segi knowledge segala macam oke. Hanya memang wawasan selama ini beliau (dokter Dante) urusan-urusan struktural memang tak pernah. Divisi, pengalaman struktural masih belum. Tapi dari dia sebagai pakar kesehatan tak diragukan lagi,” kata Prof Ari kepada KalbarOnline.com, Rabu (23/12).
“Tapi pengalaman di dalam kemasyarakatan untuk bidang-bidang itu belum teruji, karena belum di struktural,” tambahnya.
Namun untuk mengatasi pandemi, dokter Dante ternyata memiliki pengalaman sebagai pemimpin riset obat Avigan, salah satu obat untuk mengobati pasien Covid-19. “Beliau terjun langsung di era Covid-19 ini sebagai pemimpin riset multicenter obat Avigan. Beliau terlibat riset itu,” kata Prof Ari.
Untuk mengatasi tantangan beban penyakit tidak menular di Indonesia seperti diabetes, stroke, darah tinggi dan gagal ginjal, kata Prof Ari, tentu dokter Dante adalah ahlinya. Maka diyakini, dari segi kesehatan dan pengetahuan, dokter Dante bisa mengatasi tantangan itu.
“Dan dokter Dante ini runner, seorang pelari. Gaya hidupnya juga bagus dan pakar di bidang penyakit,” ungkapnya.
Lalu bagaimana duetnya dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin? Menurut Prof Ari, mereka berdua duet yang pas dan cocok untuk dipasangkan dalam mengatasi berbagai isu kesehatan. Untuk posisi struktural dan jabatan manajerial, Menkes Budi memang jagonya.
“Terlepas urusan teknis kesehatan, beliau (Budi Gunadi Sadikin) mumpuni untuk manajerial,” katanya.
Prof Ari menyebut sosok menteri baru memiliki kekuatan baik dalam mengatur dan manajerial dengan latar belakang lulusan Fisika Institut Teknologi Bandung. Jika memang bicara soal teknis kesehatan, kata dia, Indonesia punya banyak pakar yang siap membantu. “Kami welcome saja jika bicara manajerial. Kesehatan butuh CEO,” jelasnya.
“Mungkin dokter Dante dari segi teknis medis, dia kan klinisi, akademisi, researchers. Kalau masalah struktural itu kemampuan Pak Budi tak disanksikan lagi. Saya rasa mereka jadi duet cukup baik, pas lah,” tegas Prof Ari.
Hanya saja, Prof Ari mengusulkan bahwa keduanya tetap harus didampingi oleh staf khusus yang mumpuni di masing-masing bidang. Staf khusus itu di luar jabatan struktural seperti Dirjen.
“Di dalam tim ini, masing-masing musti mengambil staf khusus yang memang mengetahui permasalahan. Menteri kan boleh punya staf khusus menteri. Seperti pak Terawan bawa staf khusus sendiri yang tahu masalah. Yang lebih detail,” tandasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment