KalbarOnline.com – Kasus Covid-19 harian di Malaysia menembus rekor tertinggi mencapai 2.593 kasus pada Rabu (6/1). Kementerian Kesehatan Malaysia memberi sinyal untuk melakukan kembali penguncian atau lockdown parsial di beberapa wilayah negara tersebut.
Dilansir dari Straits Times, Jumat (8/1), Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah mengatakan sistem kesehatan negara berada pada titik puncak. Hal itu karena jumlah kasus aktif membuat tempat tidur rumah sakit hampir mencapai kapasitas penuh. Dirinya menyerukan penguncian atau CMCO (lockdown versi Malaysia) yang ditargetkan di beberapa wilayah.
“Kekhawatiran kami adalah peningkatan kasus setiap hari. CMCO (perintah kontrol gerakan bersyarat) yang diterapkan pada 14 Oktober 2020 mencegah kasus mencapai 4 ribu kasus. Kami berhasil menghindarinya, tetapi dengan 1,1 R0 (tingkat reproduksi), kami masih belum bisa menurunkan kasusnya,” kata Noor Hisham dalam briefing harian.
Dirinya merujuk pada penutupan sebagian wilayah dan melarang perjalanan antarnegara dan pengetatan jarak sosial. Lalu pertemuan dilarang dan menutup sekolah.
Perintah pengendalian pergerakan dilakukan di Kuala Lumpur, Selangor, Sabah, Johor, Penang, dan Melaka. Itu berarti orang diharuskan untuk tinggal di rumah kecuali untuk kegiatan penting seperti membeli makanan atau mendapatkan perawatan medis. Sementara itu sekolah, restoran, dan tempat kerja akan ditutup.
Selangor terus mencatat infeksi terbanyak pada Rabu (6/1) dengan 965 kasus baru. Diikuti Johor yang melaporkan 571 kasus. Sabah mencatat 405 kasus, sedangkan Kuala Lumpur mencatat 256 kasus baru. Total kasus Covid-19 aktif juga terus meningkat, mencapai 24.347 kasus atau hampir 85 persen dari 28.674 tempat tidur rumah sakit yang disisihkan untuk pasien Covid-19. Kasus kumulatif sekarang mencapai 125.438 kasus sejak pandemi dimulai.
Malaysia secara konsisten melaporkan infeksi harian empat digit sejak awal gelombang ketiga pandemi yang dimulai pada September tahun lalu setelah pemilihan legislatif negara bagian Sabah. Puncak infeksi harian sebelumnya adalah 2.525 kasus.
Noor Hisham mengatakan kasus diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa minggu mendatang. Di bawah gelombang ketiga ini, Malaysia awalnya memberlakukan penguncian sebagian yang mencakup sepertiga dari populasinya dari pertengahan Oktober 2020 hingga Desember 2020. Namun, pemerintah mencabut pembatasan perjalanan pada 7 Desember 2020 karena kekhawatiran tentang dampaknya terhadap ekonomi, memungkinkan perjalanan antarnegara bagian tepat waktu untuk perayaan Natal dan Tahun Baru.
Jumlah kasus secara konsisten menembus angka 2.000 selama sebulan terakhir, dengan kasus aktif berlipat ganda dalam periode tersebut. Malaysia sejauh ini mencatat 513 kematian akibat Covid-19.
Batch pertama vaksin yang diharapkan mencakup sekitar 80 persen dari 32 juta populasi negara itu diharapkan tiba pada Februari 2021. Dan, Perdana Menteri Muhyiddin Yassin akan menjadi yang pertama diinokulasi.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment