Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Minggu, 24 Januari 2021 |
KalbarOnline.com–Pelaku tabrak lari di Kota Xianyang, Provinsi Shaanxi, Tiongkok, hingga menewaskan seorang santri asal Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, telah memberikan santunan kepada keluarga korban senilai 132.928 dolar AS atau sekitar Rp 1,86 miliar.
”Santunan ditransfer langsung ke rekening orang tua korban di Paiton tanpa ada potongan apa pun,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI di Beijing Yaya Sutarya seperti dilansir dari Antara, Sabtu (23/1).
Selain santunan dari pelaku, keluarga korban masih akan mendapatkan asuransi jiwa yang nilainya sekitar Rp 200 juta dan biaya pengembalian SPP dari pihak Shaanxi Polytechnic Institute, Xianyang, tempat korban, Muhammad Rendra Sampurna Wijayadi, 21, menempuh pendidikan S1 Teknik Elektronik.
”Kalau asuransi sudah cair, Bapak akan kami kontak lagi untuk pengirimannya,” kata Yaya saat menelepon Hatim, ayah korban, yang tinggal di Paiton.
Sebelumnya, Atdikbud dan staf Protokol dan Kekonsuleran KBRI Beijing telah menemui keluarga pelaku, pihak kepolisian, pihak kampus, dan mahasiswa Indonesia lain di kota itu. Atas nama keluarga korban, Yaya sudah menerima permintaan maaf dari orang tua pelaku.
”Kami telah bertemu para pihak tersebut di kepolisian Xianyang. Permintaan maaf sudah kami terima, namun kami tetap menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang sudah berjalan,” ujar Yaya mendampingi Koordinator Fungsi Protokol dan Kekonsuleran KBRI Beijing Victor Harjono.
Selain bertemu dengan para pihak, Yaya juga mendatangi pengurus masjid di Xianyang yang telah memberikan lahan untuk pemakamakan Rendra pada 7 Januari.
Sementara itu, Hatim dalam percakapan telepon dengan Atdikbud itu menyatakan akan menggunakan sebagian uang santunan tersebut untuk membangun musala di lingkungan sekitar PP Mambaul Ulum, Paiton, tempat Rendra menimba ilmu agama sebelum melanjutkan pendidikan sarjana di wilayah barat Tiongkok itu.
”Saya sudah berembuk sama istri, rencana mau dibuatkan musala di pondoknya Rendra,” tutur Hatim didampingi ibunda korban, Ismaimunah.
Rendra meninggal dunia di rumah sakit Kota Xianyang pada 5 Januari setelah ditabrak kendaraan roda empat yang melaju tak terkendali pada 30 Desember. Rekan korban yang sama-sama dari Paiton dan sekampus di Xianyang, Faiq Iqbal Ainun, mengalami luka ringan dalam kecelakaan di sekitar lingkungan kampus mereka itu.
Pelaku sempat melarikan diri sebelum akhirnya menyerahkan diri kepada pihak kepolisian pada 1 Januari. Kasus kematian warga negara asing di Kota Xianyang merupakan yang pertama kali dalam 40 tahun terakhir.
Oleh karena rumitnya proses pengiriman jenazah dari Xianyang ke Paiton di tengah pandemi, pihak keluarga mengikhlaskan korban dimakamkan secara Islam di Xianyang. Pengurus masjid di Xianyang bersedia memberikan lahan pemakaman karena mengenali korban yang rajin beribadah di masjid tersebut.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com–Pelaku tabrak lari di Kota Xianyang, Provinsi Shaanxi, Tiongkok, hingga menewaskan seorang santri asal Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, telah memberikan santunan kepada keluarga korban senilai 132.928 dolar AS atau sekitar Rp 1,86 miliar.
”Santunan ditransfer langsung ke rekening orang tua korban di Paiton tanpa ada potongan apa pun,” kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI di Beijing Yaya Sutarya seperti dilansir dari Antara, Sabtu (23/1).
Selain santunan dari pelaku, keluarga korban masih akan mendapatkan asuransi jiwa yang nilainya sekitar Rp 200 juta dan biaya pengembalian SPP dari pihak Shaanxi Polytechnic Institute, Xianyang, tempat korban, Muhammad Rendra Sampurna Wijayadi, 21, menempuh pendidikan S1 Teknik Elektronik.
”Kalau asuransi sudah cair, Bapak akan kami kontak lagi untuk pengirimannya,” kata Yaya saat menelepon Hatim, ayah korban, yang tinggal di Paiton.
Sebelumnya, Atdikbud dan staf Protokol dan Kekonsuleran KBRI Beijing telah menemui keluarga pelaku, pihak kepolisian, pihak kampus, dan mahasiswa Indonesia lain di kota itu. Atas nama keluarga korban, Yaya sudah menerima permintaan maaf dari orang tua pelaku.
”Kami telah bertemu para pihak tersebut di kepolisian Xianyang. Permintaan maaf sudah kami terima, namun kami tetap menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang sudah berjalan,” ujar Yaya mendampingi Koordinator Fungsi Protokol dan Kekonsuleran KBRI Beijing Victor Harjono.
Selain bertemu dengan para pihak, Yaya juga mendatangi pengurus masjid di Xianyang yang telah memberikan lahan untuk pemakamakan Rendra pada 7 Januari.
Sementara itu, Hatim dalam percakapan telepon dengan Atdikbud itu menyatakan akan menggunakan sebagian uang santunan tersebut untuk membangun musala di lingkungan sekitar PP Mambaul Ulum, Paiton, tempat Rendra menimba ilmu agama sebelum melanjutkan pendidikan sarjana di wilayah barat Tiongkok itu.
”Saya sudah berembuk sama istri, rencana mau dibuatkan musala di pondoknya Rendra,” tutur Hatim didampingi ibunda korban, Ismaimunah.
Rendra meninggal dunia di rumah sakit Kota Xianyang pada 5 Januari setelah ditabrak kendaraan roda empat yang melaju tak terkendali pada 30 Desember. Rekan korban yang sama-sama dari Paiton dan sekampus di Xianyang, Faiq Iqbal Ainun, mengalami luka ringan dalam kecelakaan di sekitar lingkungan kampus mereka itu.
Pelaku sempat melarikan diri sebelum akhirnya menyerahkan diri kepada pihak kepolisian pada 1 Januari. Kasus kematian warga negara asing di Kota Xianyang merupakan yang pertama kali dalam 40 tahun terakhir.
Oleh karena rumitnya proses pengiriman jenazah dari Xianyang ke Paiton di tengah pandemi, pihak keluarga mengikhlaskan korban dimakamkan secara Islam di Xianyang. Pengurus masjid di Xianyang bersedia memberikan lahan pemakaman karena mengenali korban yang rajin beribadah di masjid tersebut.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini