Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 25 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Salah satu cara menekan laju persebaran Covid-19 adalah memelototi transportasi umum. Mewajibkan penumpang kereta api rapid test antigen dan penumpang pesawat swab test diharapkan bisa mencegah munculnya klaster baru.
Tapi, selama ini yang banyak dikeluhkan adalah mahalnya biaya rapid test antigen dan swab test. Nah, kabar baiknya, mulai 5 Februari keluhan itu bakal terjawab.
Pemerintah akan mulai menggunakan alat deteksi Covid-19 GeNose untuk perjalanan kereta api. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, dengan alat buatan dalam negeri itu, harga tes hanya Rp 20 ribu (sekali cek).
”Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp 15 ribu, jadi lebih terjangkau. Kami sudah pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera,” tutur Budi kemarin (24/1).
Budi mengatakan, pihaknya akan membuat surat edaran kepada para operator transportasi kereta api. Sementara transportasi udara akan menyusul.
GeNose adalah alat pendeteksi Covid-19 buatan Indonesia, yang diinisiatori tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada. Alat ini telah mendapatkan persetujuan edar dari Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19.
Lalu, bagaimana dengan bus? Transportasi publik ini selama ini tak mewajibkan penumpangnya menjalani tes apa pun. Padahal, bus-bus antarkota tiap hari hilir mudik antarkota dalam provinsi maupun antarprovinsi.
Budi menyatakan, pemerintah akan menerapkan pengujian acak (random testing) penumpang bus di berbagai terminal. ”Akan dimulai di Pulau Jawa terlebih dahulu,” jelasnya.
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi sudah diminta untuk berkoordinasi dengan para Kadishub di seluruh Indonesia untuk persiapan pengecekan secara acak (random) tersebut. ”Jika seseorang dinyatakan positif, yang bersangkutan tidak dibolehkan berangkat,” katanya.
Budi mengimbau kepada masyarakat yang akan bepergian menggunakan transportasi bus agar tidak memaksakan diri berangkat jika merasa tidak enak badan atau sakit.
”Keinginan dari Bapak Presiden yaitu untuk memastikan konektivitas itu tetap berjalan, tetapi protokol kesehatan juga dijalankan secara baik. Kita ingin semua masyarakat tertib dan membantu pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik,” jelas Budi.
Baca juga: Deteksi Covid-19, Tes Acak GeNose Pada Penumpang Bus Mulai 5 Februari
Tentang alasan mengapa moda transportasi kereta api dan bus menjadi yang pertama untuk diterapkan pengecekan Covid-19 menggunakan GeNose, itu karena harga tiket bus pada rute tertentu lebih murah daripada tes Covid-19 rapid test antigen atau swab test. Sehingga moda bus diprediksi lebih diminati masyarakat.
”Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta−Bandung Rp 100 ribu, kalau mesti antigen Rp 100 ribu lagi itu kan mahal. Apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp 40 ribu−Rp 50 ribu,” katanya.
Budi menyebutkan, terminal pertama yang akan menggunakan GeNose adalah Terminal Pulo Gebang. ”Secara bertahap kita sudah pesan 100 alat GeNose yang akan segera kita distribusikan ke (terminal) daerah-daerah,” ucapnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Salah satu cara menekan laju persebaran Covid-19 adalah memelototi transportasi umum. Mewajibkan penumpang kereta api rapid test antigen dan penumpang pesawat swab test diharapkan bisa mencegah munculnya klaster baru.
Tapi, selama ini yang banyak dikeluhkan adalah mahalnya biaya rapid test antigen dan swab test. Nah, kabar baiknya, mulai 5 Februari keluhan itu bakal terjawab.
Pemerintah akan mulai menggunakan alat deteksi Covid-19 GeNose untuk perjalanan kereta api. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, dengan alat buatan dalam negeri itu, harga tes hanya Rp 20 ribu (sekali cek).
”Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp 15 ribu, jadi lebih terjangkau. Kami sudah pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera,” tutur Budi kemarin (24/1).
Budi mengatakan, pihaknya akan membuat surat edaran kepada para operator transportasi kereta api. Sementara transportasi udara akan menyusul.
GeNose adalah alat pendeteksi Covid-19 buatan Indonesia, yang diinisiatori tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada. Alat ini telah mendapatkan persetujuan edar dari Kementerian Kesehatan dan Satgas Penanganan Covid-19.
Lalu, bagaimana dengan bus? Transportasi publik ini selama ini tak mewajibkan penumpangnya menjalani tes apa pun. Padahal, bus-bus antarkota tiap hari hilir mudik antarkota dalam provinsi maupun antarprovinsi.
Budi menyatakan, pemerintah akan menerapkan pengujian acak (random testing) penumpang bus di berbagai terminal. ”Akan dimulai di Pulau Jawa terlebih dahulu,” jelasnya.
Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi sudah diminta untuk berkoordinasi dengan para Kadishub di seluruh Indonesia untuk persiapan pengecekan secara acak (random) tersebut. ”Jika seseorang dinyatakan positif, yang bersangkutan tidak dibolehkan berangkat,” katanya.
Budi mengimbau kepada masyarakat yang akan bepergian menggunakan transportasi bus agar tidak memaksakan diri berangkat jika merasa tidak enak badan atau sakit.
”Keinginan dari Bapak Presiden yaitu untuk memastikan konektivitas itu tetap berjalan, tetapi protokol kesehatan juga dijalankan secara baik. Kita ingin semua masyarakat tertib dan membantu pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik,” jelas Budi.
Baca juga: Deteksi Covid-19, Tes Acak GeNose Pada Penumpang Bus Mulai 5 Februari
Tentang alasan mengapa moda transportasi kereta api dan bus menjadi yang pertama untuk diterapkan pengecekan Covid-19 menggunakan GeNose, itu karena harga tiket bus pada rute tertentu lebih murah daripada tes Covid-19 rapid test antigen atau swab test. Sehingga moda bus diprediksi lebih diminati masyarakat.
”Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta−Bandung Rp 100 ribu, kalau mesti antigen Rp 100 ribu lagi itu kan mahal. Apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp 40 ribu−Rp 50 ribu,” katanya.
Budi menyebutkan, terminal pertama yang akan menggunakan GeNose adalah Terminal Pulo Gebang. ”Secara bertahap kita sudah pesan 100 alat GeNose yang akan segera kita distribusikan ke (terminal) daerah-daerah,” ucapnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini