KalbarOnline.com – Perayaan Tahun Baru Imlek 2021 di Singapura akan lebih sepi karena banyak pembatasan untuk mencegah penyebaran virus Korona. Khawatir muncul klaster Covid-19 pasca Imlek, Singapura bahkan memberlakukan aturan ketat untuk pertunjukan barongsai.
Meski mampu menahan pandemi Covid-19 dan memasuki fase 3 dalam membuka kembali ekonomi setelah semilockdown tahun lalu, banyak pembatasan pertemuan sosial terus diberlakukan di negara itu. Orang-orang masih diharuskan memakai masker di tempat umum, dan pemerintah meningkatkan vaksinasi dan pengujian Covid-19.
Pemerintah mendorong orang untuk bertemu secara virtual dalam merayakan Tahun Baru Imlek, yang jatuh pada Jumat (12/2), untuk meminimalkan pertemuan sosial. Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengimbau warga Singapura melalui postingan Facebook pada awal pekan untuk membatasi kunjungan rumah mereka selama festival hanya untuk anggota keluarga. Etnis Tionghoa menyumbang 74 persen dari total populasi Singapura sebesar 5,69 juta.
Baca juga: Chinatown Singapura Ramai Jelang Imlek, Dikhawatirkan Klaster Covid-19
Dilansir dari Kyodo News, Kamis (11/2), jumlah pengunjung yang dapat diterima setiap rumah per hari dibatasi hanya delapan orang maksimal dan orang tidak diperbolehkan mengunjungi lebih dari dua rumah per hari. Sehingga diperkirakan akan mempengaruhi tradisi makan malam reuni pada malam dan tradisi kunjungan.
Restoran tidak diizinkan lebih dari delapan pengunjung yang menempati satu meja dan pembauran antarmeja dilarang. Dari keluarga yang sama tidak berkumpul di restoran yang sama, menempati lebih dari satu meja dan berbaur dengan satu sama lain.
Masyarakat diminta mengganti hadiah uang tunai yang biasanya diberikan dengan angpao warna merah dengan transfer uang elektronik melalui aplikasi smartphone. “Mari kita bersiap mental bahwa Tahun Baru Imlek tahun ini tidak akan sama seperti sebelumnya, akan lebih tenang, sekali lagi akan lebih tenang,” kata Menteri Pendidikan Lawrence Wong, yang juga salah satu ketua Satgas Multi Kementerian terkait Covid-19, baru-baru ini dalam konferensi pers.
“Kami akan meningkatkan pemeriksaan penegakan hukum dan pembatasan,” imbuhnya.
Barongsai Dibatasi
Salah satu yang terdampak adalah tradisi barongsai selama berabad-abad. Banyak rumah Tionghoa Singapura tidak akan bisa menyambut tahun baru dengan kemeriahan simbal dan tabuhan drum yang mengiringi pemandangan anak muda melakukan aksi akrobatik di dalam kostum laiknya singa.
Federasi Tarian Singa dan Naga Wushu Singapura bulan lalu mengumumkan bahwa akan ada pembatasan pertunjukan barongsai pada Tahun Baru Imlek tahun ini, sejalan dengan kebijakan pemerintah saat ini. Rombongan barongsai tidak akan diizinkan tampil di daerah pemukiman tetapi hanya di pusat perbelanjaan besar dan tempat komersial serta kuil. Jumlah penampil dibatasi delapan, sedangkan penyelenggara acara harus memastikan bahwa penonton tidak lebih dari 50 orang.
“Tahun ini, kami tidak berniat berpartisipasi karena alasan keamanan. Kami harus berdiri terpisah 1 meter, tapi kami tidak bisa mengendalikan penonton. Cukup sulit dan juga cukup berbahaya,” kata pengurus Singapore Chin Woo (Athletic) Association, Jack Tan.
Diperkirakan ada sekitar 200 hingga 300 barongsai di Singapura. Selama Tahun Baru Imlek, sebagian besar tim barongsai akan pergi ke pertunjukan, mereka akan mendapatkan cukup pendapatan untuk menutupi biaya sewa dan pengeluaran sepanjang tahun ini. Dan mereka akan sangat terpukul sekarang.
Tahun lalu, Singapura mengalami lonjakan kasus Covid-19 setelah Tahun Baru Imlek dengan beberapa klaster terkait dengan perayaan. “Kami tidak ingin hal itu terulang kembali dan itulah mengapa kami memperketat tindakan,” kata Wong.
Situs web Festival Chinatown telah disiapkan yang menyediakan tur virtual sejak awal Februari. Sementara parade jalanan tahunan juga akan diganti dengan versi digital sepenuhnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment