Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 17 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Kasus penularan Covid-19 masih tinggi di atas 5-6 ribuan kasus sehari. Maka selain tentunya wajib protokol 3M yakni wajib memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun, masyarakat juga diimbau untuk membatasi mobilitas berlibur.
Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan menjelang libur akhir tahun, secara alamiah, antusiasme masyarakat adalah memanfaatkan waktu senggang untuk bepergian, baik untuk silaturahmi, maupun untuk tujuan pariwisata. Namun dia mengingatkan bahwa pergerakan manusia atau mobilitas memiliki risiko untuk menigkatkan penularan Covid-19.
“Berdasarkan penelitian mengenai dampak mobilitas libur imlek di Tiongkok tahun ini, ditemukan bahwa kota yang letaknya lebih dekat dengan wilayah pusat epidemik Covid-19 sekaligus lebih dekat dengan perkotaan yang padat penduduk, akan memiliki risiko kemunculan kasus baru yang lebih tinggi,” tegasnya dalam konferensi pers, Selasa (15/12).
Sementara pembatasan mobilitas antarkota dapat menekan risiko penularan sebesar 70 persen. Untuk pembatasan mobilitas dalam kota sebesar 40 persen harus diikuti dengan monitoring dan evaluasi yang baik.
“Berdasarkan penelitian lain tahun 2020, mengenai dampak mobilitas penduduk pada wabah di Taiwan, ditemukan bahwa waktu, durasi, dan tingkat pembatasan perjalanan memiliki andil dalam menentukan besar jumlah kasus,” tuturnya.
Selain itu, sudah jelas, berdasarkan data, setiap liburan yang meningkatkan mobilitas penduduk akan mengakibatkan lonjakan kasus pada 2 sampai 4 minggu setelahnya. Walaupun ada masyarakat yang merasa sudah aman karena telah melewati hari-hari tersebut tanpa terjangkit Covid19, menurut Prof Wiku itu hanya keamanan yanag palsu.
“emakin tinggi mobilitas, semakin tinggi risiko kita tertular atau lebih parah lagi menulari orang-orang yang kita sayangi. Maka, masyarakat diharapkan mampu mengenali dengan baik risiko jenis mobilitas dan kegiatan yang dilakukan. Saya imbau, jika perjalanan yang akan dilakukan tidak mendesak, diharapkan tidak melakukan perjalanan dan tetap selalu patuhi protokol kesehatan,” katanya.
KalbarOnline.com – Kasus penularan Covid-19 masih tinggi di atas 5-6 ribuan kasus sehari. Maka selain tentunya wajib protokol 3M yakni wajib memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun, masyarakat juga diimbau untuk membatasi mobilitas berlibur.
Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan menjelang libur akhir tahun, secara alamiah, antusiasme masyarakat adalah memanfaatkan waktu senggang untuk bepergian, baik untuk silaturahmi, maupun untuk tujuan pariwisata. Namun dia mengingatkan bahwa pergerakan manusia atau mobilitas memiliki risiko untuk menigkatkan penularan Covid-19.
“Berdasarkan penelitian mengenai dampak mobilitas libur imlek di Tiongkok tahun ini, ditemukan bahwa kota yang letaknya lebih dekat dengan wilayah pusat epidemik Covid-19 sekaligus lebih dekat dengan perkotaan yang padat penduduk, akan memiliki risiko kemunculan kasus baru yang lebih tinggi,” tegasnya dalam konferensi pers, Selasa (15/12).
Sementara pembatasan mobilitas antarkota dapat menekan risiko penularan sebesar 70 persen. Untuk pembatasan mobilitas dalam kota sebesar 40 persen harus diikuti dengan monitoring dan evaluasi yang baik.
“Berdasarkan penelitian lain tahun 2020, mengenai dampak mobilitas penduduk pada wabah di Taiwan, ditemukan bahwa waktu, durasi, dan tingkat pembatasan perjalanan memiliki andil dalam menentukan besar jumlah kasus,” tuturnya.
Selain itu, sudah jelas, berdasarkan data, setiap liburan yang meningkatkan mobilitas penduduk akan mengakibatkan lonjakan kasus pada 2 sampai 4 minggu setelahnya. Walaupun ada masyarakat yang merasa sudah aman karena telah melewati hari-hari tersebut tanpa terjangkit Covid19, menurut Prof Wiku itu hanya keamanan yanag palsu.
“emakin tinggi mobilitas, semakin tinggi risiko kita tertular atau lebih parah lagi menulari orang-orang yang kita sayangi. Maka, masyarakat diharapkan mampu mengenali dengan baik risiko jenis mobilitas dan kegiatan yang dilakukan. Saya imbau, jika perjalanan yang akan dilakukan tidak mendesak, diharapkan tidak melakukan perjalanan dan tetap selalu patuhi protokol kesehatan,” katanya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini