Ngobrol Via Telpon dengan Xi Jinping, Biden Kritik Kebijakan Tiongkok

KalbarOnline.com – Dalam pembicaraan telepon pertamanya dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Kamis ()11/2, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menekankan pentingnya perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan di kawasan Indo-Pasifik.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Biden mengatakan kepada Xi bahwa  prioritas AS adalah memastikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

’’Biden juga menggarisbawahi keprihatinan mendasar tentang praktik ekonomi Beijing yang memaksa dan tidak adil, tindakan keras di Hong Kong, pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, dan tindakan yang semakin tegas di wilayah tersebut, termasuk terkait Taiwan,’’ kata Gedung Putih dalam pernyataan.

Masih berdasarkan pernyataan Gedung Putih, Biden dan Xi juga bertukar pandangan tentang upaya melawan pandemi Covid-19, serta mengenai tantangan bersama menangani perubahan iklim dan mencegah proliferasi senjata yang merujuk pada keinginan AS untuk bekerja sama dengan Beijing dalam membujuk Korea Utara untuk menghentikan program nuklirnya.

Baca Juga :  Penyebar Super Covid-19 di Tiongkok Tulari 23 Penumpang Bus

Panggilan telepon antara Biden dan Xi dilakukan menyusul pembicaraan telepon antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dengan diplomat tinggi Tiongkok, Yang Jiechi pada Jumat (5/2).

Dalam seruannya, Blinken mengatakan Washington akan membela hak asasi manusia di Xinjiang, Tibet, dan Hong Kong, semua isu yang sebelumnya Tiongkok katakan harus dijauhi oleh AS.

Baca Juga :  Tolak Pakai Masker di Bus, Pria Singapura Bentak dan Ludahi Petugas

Xi mengucapkan selamat kepada Biden atas kemenangannya dalam pemilu AS pada November tahun lalu, meskipun Biden selama kampanye menyebutnya “preman” dan berjanji untuk memimpin upaya internasional untuk menekan, mengisolasi, dan menghukum Tiongkok.

Biden menyebut Beijing sebagai pesaing paling berat bagi AS, dan pemerintahannya telah mengindikasikan secara luas akan melanjutkan pendekatan keras yang diambil oleh mantan presiden AS Donald Trump. (Reuters/Antara)

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Comment