Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 15 Februari 2021 |
KalbarOnline.com — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta bantuan TNI-Polri terkait testing, tracing dan teknik isolasi dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal itu demi mencegah angka penularan semakin meluas.
Demikian disampaikan Budi Sadikin di dalam acara rapat pimpinan (Rapim) TNI-Polri 2021 di Gedung Rupatama, Jakarta Selatan, Senin (15/2/2021).
“Hanya TNI dan Polri yang memiliki kapasitas tersebut. Jadi itu teknik testing, tracing dan teknik isolasi itu butuh bantuan TNI-Polri. Nah itu butuh implementasinya sampai ke daerah-daerah,” kata Budi.
Terkait testing, Budi menargetkan personel TNI dan Polri turut membantu target Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan tes swab antigen ataupun PCR sebanyak 40.000 dalam sehari.
Menurutnya, Kemenkes memiliki kendala untuk mencapai target itu lantaran pihaknya tidak memiliki anggota yang mencakup hingga ke daerah.
“Kalau testing ini ada aturannya, 1 per 1.000 per hari. Jadi kalau orang Indonesia 269 juta dibagi 1.269 itu harus ditest. 40.000 harus ditest per hari. Kapasitas lab kita sebenarnya cukup, problemnya nggak merata. Kalau merata ke seluruh daerah itu yang bisa cuma TNI-Polri,” jelas Budi.
Selanjutnya, Budi menjelaskan bantuan TNI dan Polri terkait upaya pelacakan (tracing) kontak erat setiap orang yang terpapar Covid-19.
Sebab berdasarkan aturan WHO, setiap satu orang yang terpapar Covid-19 harus bisa dilacak sedikitnya 30 orang kontak eratnya dalam 72 jam.
“Tracing ini yang saya sangat butuh bantuan TNI-Polri. Aturan dari WHO dalam 72 jam maksimal semua kontak eratnya 30 orang harus teridentifikasi. Ini hanya Tni-Polri yang bisa. Intinya setiap orang yang kena harus dilacak 30 orangnya salam tempo 72 jam. Ini sipil tidak akan mampu,” ungkap dia.
Untuk hal tersebut, kata dia, Budi membutuhkan sedikitnya 89 ribu orang yang bertugas sebagai tracer Covid-19. Jumlah tersebut bisa terpenuhi jika TNI-Polri turut serta membantu.
“WHO bilang untuk setiap 100 ribu populasi dibutuhkan 30 tracer atau pelacak. Jadi saya hitung dibutuhkan 89 ribu. Saya nggak mungkin punya. Ini tinggal saya sowan ke panglima karena kalau nggak, nggak akan bisa (personel tracer). Alhamdulillah udah dapat izin dan kita mohon bantu menggerakkannya, tinggal gimana kita melacak 30 kontak erat setiap orang yang kena,” terang Budi Sadikin.
Lebih lanjut, ia menyampaikan peran TNI-Polri terakhir adalah bantuan pengamanan pasien Covid-19 yang telah diisolasi di rumah sakit. Dia meminta bantuan aparat keamanan membantu pengamanan.
“Begitu positif, dia masuk ke strategi berikutnya yaitu isolasi. Nah isolasi ini itu programnya PPKM Menko. Ini yang kita butuhkan juga kepada TNI Polri bahwa orang yang diisolasi itu dipastikan tidak kemana-mana,” tandasnya. (ind)
KalbarOnline.com — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta bantuan TNI-Polri terkait testing, tracing dan teknik isolasi dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal itu demi mencegah angka penularan semakin meluas.
Demikian disampaikan Budi Sadikin di dalam acara rapat pimpinan (Rapim) TNI-Polri 2021 di Gedung Rupatama, Jakarta Selatan, Senin (15/2/2021).
“Hanya TNI dan Polri yang memiliki kapasitas tersebut. Jadi itu teknik testing, tracing dan teknik isolasi itu butuh bantuan TNI-Polri. Nah itu butuh implementasinya sampai ke daerah-daerah,” kata Budi.
Terkait testing, Budi menargetkan personel TNI dan Polri turut membantu target Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk melakukan tes swab antigen ataupun PCR sebanyak 40.000 dalam sehari.
Menurutnya, Kemenkes memiliki kendala untuk mencapai target itu lantaran pihaknya tidak memiliki anggota yang mencakup hingga ke daerah.
“Kalau testing ini ada aturannya, 1 per 1.000 per hari. Jadi kalau orang Indonesia 269 juta dibagi 1.269 itu harus ditest. 40.000 harus ditest per hari. Kapasitas lab kita sebenarnya cukup, problemnya nggak merata. Kalau merata ke seluruh daerah itu yang bisa cuma TNI-Polri,” jelas Budi.
Selanjutnya, Budi menjelaskan bantuan TNI dan Polri terkait upaya pelacakan (tracing) kontak erat setiap orang yang terpapar Covid-19.
Sebab berdasarkan aturan WHO, setiap satu orang yang terpapar Covid-19 harus bisa dilacak sedikitnya 30 orang kontak eratnya dalam 72 jam.
“Tracing ini yang saya sangat butuh bantuan TNI-Polri. Aturan dari WHO dalam 72 jam maksimal semua kontak eratnya 30 orang harus teridentifikasi. Ini hanya Tni-Polri yang bisa. Intinya setiap orang yang kena harus dilacak 30 orangnya salam tempo 72 jam. Ini sipil tidak akan mampu,” ungkap dia.
Untuk hal tersebut, kata dia, Budi membutuhkan sedikitnya 89 ribu orang yang bertugas sebagai tracer Covid-19. Jumlah tersebut bisa terpenuhi jika TNI-Polri turut serta membantu.
“WHO bilang untuk setiap 100 ribu populasi dibutuhkan 30 tracer atau pelacak. Jadi saya hitung dibutuhkan 89 ribu. Saya nggak mungkin punya. Ini tinggal saya sowan ke panglima karena kalau nggak, nggak akan bisa (personel tracer). Alhamdulillah udah dapat izin dan kita mohon bantu menggerakkannya, tinggal gimana kita melacak 30 kontak erat setiap orang yang kena,” terang Budi Sadikin.
Lebih lanjut, ia menyampaikan peran TNI-Polri terakhir adalah bantuan pengamanan pasien Covid-19 yang telah diisolasi di rumah sakit. Dia meminta bantuan aparat keamanan membantu pengamanan.
“Begitu positif, dia masuk ke strategi berikutnya yaitu isolasi. Nah isolasi ini itu programnya PPKM Menko. Ini yang kita butuhkan juga kepada TNI Polri bahwa orang yang diisolasi itu dipastikan tidak kemana-mana,” tandasnya. (ind)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini