Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 13 Maret 2021 |
Perajin Gula Kelapa dari Sungai Kakap
KalbarOnline, Kubu Raya – Kepulan asap bukan pemandangan yang mengkhawatirkan bagi sebagian warga Dusun Wakbibah, Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Ialah Eend. Pria tiga anak ini, sehari-harinya menjadi perajin gula kelapa untuk dijadikan gula merah.
Eend harus berjibaku dengan asap untuk menjadikan gula kelapa itu menjadi gula merah yang siap dipasarkan, lantaran asap yang ditimbulkan dari bahan bakar pembuatan gula kelapa yakni dari serabut buahnya.
Produksi gula merah yang dikerjakannya ini sudah lama dilakoninya sejak ia masih duduk di sekolah dasar, sehingga ia begitu piawai dalam mengolah air nira hasil dari menyadap tandan bunga dari pohon kelapa.
Tidak hanya Eend yang berprofesi sebagai perajin gula kelapa, ada enam warga setempat yang masih setia menggeluti profesi sebagai pengolah air nira dari pohon kelapa muda. Yang masing-masingnya memiliki keahlian dalam memanjat pohon kelapa dengan ukuran tinggi, sedang, maupun rendah.
Untuk menghasilkan 20 kilogram gula merah, Eend mesti mengumpulkan 50 liter air nira dari 50 pohon kelapa yang diambilnya di lahan kebun pohon kelapa di belakang rumahnya. Gula merah yang telah selesai dari prosesi itu dihargai Rp14 ribu oleh pengepul gula merah setempat untuk dipasarkan ke masyarakat. (ian)
Perajin Gula Kelapa dari Sungai Kakap
KalbarOnline, Kubu Raya – Kepulan asap bukan pemandangan yang mengkhawatirkan bagi sebagian warga Dusun Wakbibah, Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Ialah Eend. Pria tiga anak ini, sehari-harinya menjadi perajin gula kelapa untuk dijadikan gula merah.
Eend harus berjibaku dengan asap untuk menjadikan gula kelapa itu menjadi gula merah yang siap dipasarkan, lantaran asap yang ditimbulkan dari bahan bakar pembuatan gula kelapa yakni dari serabut buahnya.
Produksi gula merah yang dikerjakannya ini sudah lama dilakoninya sejak ia masih duduk di sekolah dasar, sehingga ia begitu piawai dalam mengolah air nira hasil dari menyadap tandan bunga dari pohon kelapa.
Tidak hanya Eend yang berprofesi sebagai perajin gula kelapa, ada enam warga setempat yang masih setia menggeluti profesi sebagai pengolah air nira dari pohon kelapa muda. Yang masing-masingnya memiliki keahlian dalam memanjat pohon kelapa dengan ukuran tinggi, sedang, maupun rendah.
Untuk menghasilkan 20 kilogram gula merah, Eend mesti mengumpulkan 50 liter air nira dari 50 pohon kelapa yang diambilnya di lahan kebun pohon kelapa di belakang rumahnya. Gula merah yang telah selesai dari prosesi itu dihargai Rp14 ribu oleh pengepul gula merah setempat untuk dipasarkan ke masyarakat. (ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini