Midji Sebut Poltekkes Kemenkes Pontianak Ngade-ngade Jak!
KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji benar-benar dibuat berang oleh pengelola Poltekkes Kemenkes Pontianak. Hal ini diakibatkan sikap tanpa pikir panjang pengelola Poltekkes sebagai institusi pendidikan Kesehatan yang menggelar kuliah tatap muka tanpa penerapan protokol kesehatan dengan ketat.
“Inilah ngade-ngade (mengada-ada.red) Poltekkes nih. Ngadakan (menggelar) kuliah tatap muka tapi tak tanggung jawab, akhirnya semuanya hampir 50 orang itu positif. Sekarang siapa ngurusnya? Bisa kah mereka ngurusnya sendiri? Padahal itu kan institusi pendidikan di bidang kesehatan, harusnya tahu. Kan mereka diasramakan, jangan bolehkan keluar asrama,” ujar Midji tegas kepada wartawan, Senin (3/5/2021).
Sebelumnya, ditemukannya 42 mahasiswa dan dosen Poltekkes Kemenkes Pontianak yang positif Covid-19.
“Saya suruh telusuri, mereka itu ke mana. Poltekkes itu berani melakukan kuliah tatap muka, harusnya mereka yang di asrama itu jangan keluar asrama. Yang mereka lakukan itu, dari hasil penulusuran kita, mereka nongkrong di kafe Jalan Reformasi. Kalau tidak percaya, silahkan tanya saja yang bersangkutan. Viral load mereka tinggi, miliaran. Berbahaya itu,” kata Midji saat diwawancarai wartawan usai melantik Bupati dan Wakil Bupati Sekadau, Aron-Subandrio di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Senin (26/4/2021).
Menurut dia, hal ini merupakan bukti bahwa warung kopi merupakan sumber penularan Covid-19.
“Jadi tempat nongkrong sekarang jadi sumber penularan, karena mereka pasti kalau ngobrol ndak pakai masker,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, 42 mahasiswa dan dosen Poltekkes Kemenkes Pontianak dinyatakan positif Covid-19. Hal ini sangat disesalkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson. Bahkan ia menyebut Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak tak serius dalam mencegah terjadi penyebaran Covid-19.
“Ini cukup mengejutkan, karena sebenarnya Poltekkes ini kan politekniknya kesehatan, sebenarnya mereka ini adalah orang-orang yang harusnya paling mengerti soal protokol kesehatan,” ujar Harisson kepada wartawan, Minggu (25/4/2021).
Poltekkes sendiri, jelas Harisson, melaksanakan pembelajaran tatap muka dan ada beberapa mahasiswa yang tinggal di asrama. Di mana, dia menduga, protokol kesehatan selama di asrama dan pelaksanaan pembelajaran tatap muka tidak dilakukan dengan baik.
“Kemudian kita lakukan penyelidikan epidemiologi, ternyata mahasiswanya ini ada yang mengerjakan tugas kelompok di salah satu kafe di Jalan Reformasi. Ini sangat disesalkan, Poltekkes sebagai institusi pendidikan yang seharusnya paling mengerti soal protokol kesehatan, bagaimana pencegahan covid, ternyata hampir semua mahasiswanya itu positif,” sesalnya.
“Dan yang paling mengejutkan itu bahwa mereka ini ternyata Cycle Threshold-nya sangat rendah, ada yang mencapai 12,58 dengan viral load (kandungan virus) 9,2 miliar. Bisa dibayangkan, mahasiswa ini kalau buka mulutnya saja, virusnya sudah kemana-mana. Sekali lagi sangat disesalkan, mereka tidak dapat menjaga protokol kesehatan,” timpalnya.
Bahkan diceritakan Harisson, beberapa waktu lalu Poltekkes Kemenkes Pontianak juga menyelenggarakan Dies Natalis dengan mengadakan kegiatan pertandingan olahraga dan sebagainya. Di mana, kegiatan tersebut dipastikan Harisson menimbulkan suatu kerumunan.
“Saya yakin ini ada kerumunan yang tidak terelakan, sehingga terjadi penularan covid-19, jadi CT-nya itu paling banyak yang rendah dan viral load banyak yang tinggi. Mereka semua saat ini kita lakukan isolasi di Upelkes,” kata Harisson.
Dalam kesempatan itu, Harisson mengingatkan kepada Direktur Poltekkes Pontianak untuk benar-benar serius dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.
“Jadi mereka harus benar-benar serius dalam pencegahan, penyebaran covid-19. Jangan lengah dan jangan abai, kalau menurut saya, Direktur Poltekkes ini abai dalam menjaga mahasiswanya untuk tidak tertular covid-19,” kata dia.
Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak lagi nongkrong atau kongkow-kongkow di kafe-kafe di Jalan Reformasi untuk sementara waktu ini. Mengingat, kafe-kafe di kawasan tersebut ditudingnya sebagai sumber penularan Covid-19.
“Sudah banyak bukti, bahwa sebenarnya penularan covid-19 itu berasal dari kafe-kafe di Jalan Reformasi. Di mana di sana, protokol kesehatannya tidak terjaga dengan baik, pengunjung tidak menjalankan disiplin protokol kesehatan dengan baik,” pungkasnya.
Comment