Sutarmidji Protes Menkes Soal Vaksin: Kerjanya Merampot

Sutarmidji Protes Menkes Soal Vaksin: Kerjanya Merampot

KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyampaikan protes keras kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyebut bahwa daerahnya memiliki capaian vaksinasi yang rendah. Padahal menurut Midji, rendahnya capaian vaksinasi itu karena kiriman vaksin dari pusat yang juga rendah.

IKLANSUMPAHPEMUDA

“Saya mau klarifikasi Pak Menteri masalah vaksin. Vaksin Kalbar selalu disebut terkecil capaiannya. Bukan capaiannya yang rendah, tapi vaksin yang tidak dikirim ke Kalbar. Apa yang mau disuntikan? Air hujan?,” kata Midji kepada wartawan, Kamis, 26 Agustus 2021.

Dijelaskan Midji, target vaksinasi Kalbar sebesar 3,8 juta orang. Artinya membutuhkan 7,6 juta dosis vaksin. Sementara vaksin yang baru dikirimkan, kata Midji, baru sekitar 1,3 juta dosis vaksin. Dari total vaksin yang sudah dikirimkan, sudah 1,03 juta dosis vaksin yang sudah digunakan. Sampai dengan 25 Agustus 2021, 633.419 orang sudah disuntikan vaksin dosis pertama atau sebesar 16,36 persen, 411.236 orang yang sudah menjalani penyuntikan vaksin dosis kedua atau sebesar 10,62 persen.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Kalbar Online (@kalbaronline)

“Artinya kita sudah menggunakan vaksin itu sekitar 90 persen lebih. Tapi Menteri ngomong seakan-akan Kalbar capaiannya rendah. Jadi pusat itu harusnya bicara supaya daerah jangan jadi masalah, harusnya mereka pakai data, bukan ngomong. Saya protes Pak Menteri kalau ngomong seperti itu. Kecuali Kemenkes sudah kirimkan kita dua juta dosis vaksin, tapi yang baru kita pakai hanya satu juta,” tegasnya.

Kata orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura ini, jatah vaksin yang diterima Kalbar hampir semuanya sudah disuntikan. Sisa stok vaksin yang ada saat ini kata Midji, disiagakan untuk pelaksanaan vaksinasi dosis kedua bagi masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi dosis pertama.

“Untuk vaksin pertama kita masih hitung-hitung, bisa apa tidak digunakan untuk vaksinasi pertama, karena kita khawatir tidak ada vaksin untuk kedua. Nanti masyarakat salahkan kita lagi. Cobalah kalau mau capaiannya tinggi, distribusinya merata, kalau yang lain 40 persen, semua daerah se-Indonesia juga harus 40 persen juga. Jangan sampai seperti misalnya Jakarta 70 persen, Kalbar cuma 16 persen, pasti tidak nyampailah,” kata Midji.

“Kalau orang Pontianak bilang, kerjanya merampot. Tidak adil. Setelah itu baru ngomong capaian vaksinasi Kalbar rendah. Bagaimana tidak rendah kalau vaksinnya tidak dikirim. Setiap pertemuan saya selalu sampaikan, jangan ngomong begitu,” timpalnya.

“Harusnya, berapa yang mereka berikan ke kita, berapa persen yang sudah kita gunakan. Harusnya begitu. Capaian dari vaksin yang sudah digunakan, bukan persentase dari yang sudah divaksin. Itu yang salah dari Menkes. Merusak kredibilitas daerah, bisa menghambat masyarakat dan menjadi apriori seakan-akan Pemerintah Daerah tidak bekerja,” tegasnya lagi.

Menurut Midji, di masa pandemi ini tak baik bekerja asal-asalan dan serba pencitraan. Midji bilang, suatu pekerjaan yang dilandasi dengan pencitraan tentu tidak akan menghasilkan hal yang benar. Bersifat semu.

“Saya tidak mau kerja pencitraan. Apa yang ada sampaikan saja, supaya semua terselesaikan dengan baik. Kalau kerja pencitraan selalu menutupi kelemahan, akhirnya tidak genah. Kelemahan pasti terungkap, tidak mungkin tidak, kalau ditutupi terus, suatu waktu pasti terungkap. Tak mungkin bisa dipertahankan. Makanya kerja jangan pencitraan, kerja saja,” tutupnya.

Comment