Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 17 September 2021 |
Indonesia Jadi Penentu Harga CPO Global pada 2045
KalbarOnline.com – Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia Emil Satria mengharapkan pada tahun 2045 Indonesia sudah bisa menjadi penentu harga minyak mentah sawit (CPO) global.
"Visi hilirisasi pemerintah, bahwa pada tahun 2045 Indonesia menjadi pusat produsen dan konsumen produk-produk turunan minyak sawit dunia. Sehingga mampu menjadi penentu harga CPO global," ujarnya saat webinar pengembangan ekonomi daerah dengan tema Akselerasi Pengembangan Industri Kelapa Sawit untuk Mendukung Ekonomi Berkelanjutan di Provinsi Kalbar, Kamis.
Emil Satria mengatakan Indonesia sangat beralasan bisa menjadi penentu harga CPO global karena saat ini sudah menguasai pasar sebesar 55 persen.
"Indonesia mengekspor tidak kurang dari 37,3 juta ton CPO. Sehingga mampu menempati 55 persen dari pangsa pasar global yang ada. Dengan angka tersebut Indonesia mampu dan bisa dikatakan sebagai penentu harga," jelas dia.
Terkait harga CPO saat ini menurutnya tren cukup tinggi mencapai 1.185 dolar AS/metrik ton.
Kenaikan harga menurutnya karena faktor kebijakan tarif pungutan ekspor Indonesia selaku produsen terbesar minyak sawit.
"Kemudian ada kebijakan mandatori biodiesel yang konsisten kami lakukan sejak tahun 2018. Kebijakan B30 tersebut juga menjadi Indonesia konsumen terbesar minyak sawit dunia," katanya.
Selain itu, saat pandemi COVID-19 ini Indonesia juga mendapat keuntungan dari faktor fundamental lain karena dari kebutuhan CPO untuk bahan hand sanitizer dan sabun meningkat.
"Faktor fundamental lain saat pandemi ini adalah lock down di negara-negara penghasil minyak nabati kompetitor Indonesia. Terdapat beberapa negara yang melakukan lock down. Sehingga kami dapat mengambil kesempatan itu serta karena meningkatnya kebutuhan bahan hand sanitizer dan sabun," ucapnya. (Antara)
Indonesia Jadi Penentu Harga CPO Global pada 2045
KalbarOnline.com – Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia Emil Satria mengharapkan pada tahun 2045 Indonesia sudah bisa menjadi penentu harga minyak mentah sawit (CPO) global.
"Visi hilirisasi pemerintah, bahwa pada tahun 2045 Indonesia menjadi pusat produsen dan konsumen produk-produk turunan minyak sawit dunia. Sehingga mampu menjadi penentu harga CPO global," ujarnya saat webinar pengembangan ekonomi daerah dengan tema Akselerasi Pengembangan Industri Kelapa Sawit untuk Mendukung Ekonomi Berkelanjutan di Provinsi Kalbar, Kamis.
Emil Satria mengatakan Indonesia sangat beralasan bisa menjadi penentu harga CPO global karena saat ini sudah menguasai pasar sebesar 55 persen.
"Indonesia mengekspor tidak kurang dari 37,3 juta ton CPO. Sehingga mampu menempati 55 persen dari pangsa pasar global yang ada. Dengan angka tersebut Indonesia mampu dan bisa dikatakan sebagai penentu harga," jelas dia.
Terkait harga CPO saat ini menurutnya tren cukup tinggi mencapai 1.185 dolar AS/metrik ton.
Kenaikan harga menurutnya karena faktor kebijakan tarif pungutan ekspor Indonesia selaku produsen terbesar minyak sawit.
"Kemudian ada kebijakan mandatori biodiesel yang konsisten kami lakukan sejak tahun 2018. Kebijakan B30 tersebut juga menjadi Indonesia konsumen terbesar minyak sawit dunia," katanya.
Selain itu, saat pandemi COVID-19 ini Indonesia juga mendapat keuntungan dari faktor fundamental lain karena dari kebutuhan CPO untuk bahan hand sanitizer dan sabun meningkat.
"Faktor fundamental lain saat pandemi ini adalah lock down di negara-negara penghasil minyak nabati kompetitor Indonesia. Terdapat beberapa negara yang melakukan lock down. Sehingga kami dapat mengambil kesempatan itu serta karena meningkatnya kebutuhan bahan hand sanitizer dan sabun," ucapnya. (Antara)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini