Pontianak    

Midji Pastikan Tak Akan Koordinir Bantuan Banjir dari Perusahaan Sawit: Distribusikan Sendiri

Oleh : Redaksi KalbarOnline
Selasa, 16 November 2021
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Midji Pastikan Tak Akan Koordinir Bantuan Banjir dari Perusahaan Sawit: Distribusikan Sendiri

KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji memastikan tak akan mengkoordinir bantuan dari perusahaan perkebunan sawit untuk korban banjir. Hal itu disampaikannya kepada wartawan saat ditemui di Pendopo Gubernur Kalbar, Senin kemarin.

“Kemarin mereka bawa satu tronton bantuan ke sini, saya bilang silakan distribusikan sendiri. Kami (Pemprov) tidak mau mendistribusikan bantuan dari perkebunan, silakan mereka distribusikan sendirilah. Kita mengkoordinir yang lain saja. Jadi biar mereka sadar karena mereka punya tanggungjawab itu,” katanya.

Sejatinya, kata Midji, tujuan awal pihaknya mengumpulkan para pengusaha sawit beberapa waktu murni untuk menggalang bantuan untuk korban banjir. Sebab menurut Midji, di saat seperti inilah momentum menunjukan kepedulian terhadap masyarakat, sehingga perusahaan perkebunan sawit tak melulu dianggap sebagai pihak yang dipersalahkan.

“Tapi faktanya memang mereka harus disalahkan. Mereka ini alasannya itu yang saya tak terima. Dua alasan mereka yang tak bisa saya terima. Alasan pertama, perusahaan mereka tak ada di tempat banjir, apakah pantas ngomong seperti itu,” katanya.

“Alasan kedua, saat undangan itu kita minta yang hadir adalah orang yang bisa membuat keputusan atau menyampaikan keputusan. Tapi jawaban mereka, mohon maaf pak kami harus minta petunjuk atasan dulu. Lalu ngapain datang? Jadi perkebunan itu selama ini berpikir seperti kalau kita (Pemerintah) mau meras mereka, mau minta-minta sama mereka,” katanya lagi.

Midji pun menantang pihak perusahaan perkebunan untuk bicara terbuka ke publik, apakah dirinya pernah menerima uang dari pihak perkebunan atau sebagainya.

“Tanya saja, perkebunan mana yang pernah kasih uang ke saya? Tanya saja mereka dan ngomong saja mereka. Ada yang ngomong perkebunan mau buka-bukaan. Saya bilang buka saja. Buka. Yang mana. Perusahaan sawit mana yang pernah ngantar (uang) ke saya. Saya tak perlu mereka,” katanya tegas.

“Tapi mereka harus sadar dengan keberadaan mereka juga. CSR-nya kan ada. Kenapa tidak peduli dengan masyarakat. Tapi belakanganlah kita bicara soal kontribusi sawit karena banjir. Tapi anak kecil, anak TK, solidaritasnya saja ada. Masa perusahaan sawit tidak,” katanya lagi.

Atas dasar itu Midji enggan mengkoordinir bantuan dari pihak perkebunan untuk korban banjir di wilayah hulu Kalbar.

“Sekarang biar saja mereka bagikan sendiri. Ada juga yang sudah bagikan langsung ke Dinas Pangan. Tapi saya senyum-senyum saja baca beritanya. Ada perusahaan A bagikan 50 paket, buat apa tuh. Paling nilainya satu paket 50 ribu. 50 paket baru 2,5 juta. Tapi kalau orang mau nyumbang tak apalah. Tapi kan tak wajar juga. Itu tinggal kita doajan saja-lah,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengapresiasi semangat solidaritas masyarakat Kalbar terhadap korban banjir di daerah hulu Kalbar. Solidaritas itu dibuktikan dengan banjirnya bantuan yang terus berdatangan dari berbagai pihak.

Seakan menyindir perusahaan sawit, Midji menyebut bantuan yang disalurkan masyarakat melalui Pemerintah Provinsi Kalbar itu tanpa diminta.

“Inilah bentuk solidaritas masyarakat Kalbar tanpa diminta. Mereka ini tanpa diminta. Seperti anak-anak TK itu kan. Insya Allah semuanya akan kita salurkan secepatnya kepada yang membutuhkan," katanya.

Saat ini Pendopo Gubernur Kalbar dijadikan Midji sebagai Posko Bantuan Banjir yang akan didistribusikan ke berbagai daerah yang terdampak banjir.

Posko bantuan ini terbuka untuk para donatur yang ingin membantu masyarakat Kalbar yang tertimpa musibah bencana alam.

"Sebetulnya kita tidak berharap bantuan berupa uang. Tapi ada yang memberikan. Ada bantuan dari anak TK dan sebagainya. Artinya solidaritas masyarakat Kalbar itu luar biasa," katanya.

Midji juga mengatakan, sembako yang terkumpul di Pendopo Gubernur, seluruhnya merupakan bantuan dari masyarakat dan masih cukup banyak.

"Kita punya stok mie instan saja 5000-6000 kotak. Beras masih ada 40-50 ton. Kemarin kita kirim empat truk. Relawan dari Rumah Zakat juga saya minta bantu salurkan. Karena mereka lebih pengalaman," katanya.

Selain itu, kata Midji, solidaritas organisasi pemuda di daerah terdampak banjir sangat luar biasa. Sehingga mereka turut dilibatkan Midji untuk menyalurkan bantuan.

"TNI-Polri dan Pemda kita salurkan juga. Hari ini Sepauk, karena di sana dampaknya cukup besar, saya kirim khusus Sepauk satu truk, untuk keperluan dapur umum dua truk, satu truk lagi untuk mereka yang mengungsi di tempat keluarganya. Setiap hari kita akan kirim," katanya.

Midji juga mengatakan bahwa bantuan yang ada masih dapat bertahan satu sampai dua pekan. Sehingga, kata Midji, masyarakat tak perlu khawatir.

"Insya Allah masih mampu bertahan kita,” katanya.

Midji juga meminta para relawan tak menggunakan bantuan untuk kebutuhan konsumsi.

"Jangan konsumsi bantuan, kalau mau makan kita beli yang lain di luar bantuan. Mereka cicip bantuan pun tak boleh. Mau makan roti harus beli," katanya.

Seperti diketahui, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyatakan bahwa dirinya tak pernah berurusan dan berhubungan dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Sutarmidji menyebut, tak ada kontribusi yang diberikan GAPKI untuk Kalbar selain menyebabkan jalan rusak.

“Saya tidak kenal sama GAPKI, saya tak pernah berhubungan apapun. Masang orang bagaimana, orang mane yang dipasang. Apa manfaatnya saya masang orang di GAPKI? Justru saya tak mau kenal itu GAPKI. Apa yang sudah diberikan GAPKI selain jalan rusak?,” katanya kepada sejumlah wartawan, Kamis, 11 November 2021.

Midji memastikan tak pernah mengenal satu pu pengurus GAPKI. Apalagi minta-minta kepada GAPKI untuk kepentingan pribadi.

“Gak ada urusan saya yang gitu-gitu, saya gak kenal siapa pengurus GAPKI. Saya tak pernah minta apapun kecuali untuk kepentingan umum, tapi itu pun mereka tak bisa,” katanya.

“Memangnya Pemerintah Daerah tak bisa ngurus masyarakat yang terdampak banjir. Memangnya kita berharap sama mereka, ngemis sama mereka. Kasih tahu mereka tuh,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyebut pengusaha perkebunan sawit yang beroperasi di daerah yang dipimpinnya itu kurang ajar.

Bukan tanpa alasan, hal itu diutarakan Midji lantaran para pengusaha sawit dinilai tak peka terhadap bencana banjir yang melanda sejumlah daerah di hulu Kalbar.

Di mana diketahui pada Senin kemarin, Midji mengumpulkan asosiasi perkebunan sawit dalam rangka menagih kepedulian perusahaan terhadap masyarakat yang terdampak banjir. Dalam pertemuan itu menurut Midji, pihak pengusaha terlalu banyak alasan. Sehingga pertemuan itu pun tak menghasilkan keputusan apapun.

“Kemarin kita kumpulkan asosiasi perkebunan sawit, alasan mereka terlalu banyak. Bilang saja tidak mau banjir. Akhirnya saya usir mereka, jadi di pertemuan itu tidak ada keputusan, jadi saya usir dari Kantor Gubernur,” katanya, Selasa, 9 November 2021.

“Ada 20 pengusaha sawit. Itu pada kurang ajar semua itu yang seperti itu. Padahal mereka itu (pengusaha sawit) bagian yang membuat dampak sekarang (banjir). Jangan mereka seenaknya saja sekarang,” kata Midji.

Salah satu alasan pihak perusahaan yang makin membuat Midji dongkol yakni pihak perusahaan merasa lahan perkebunannya bukan di daerah yang terdampak banjir. Sehingga hal ini semakin memperkuat pernyataan Midji selama ini tentang perusahaan sawit yang menurutnya hanya ingin cari untung di Kalbar.

“Betul memang, tapi kan yang namanya ekosistem itu satu kesatuan. Bukan terpisah. Itu otak mereka itu cuma mau cari kaya di Kalbar. Tapi tak mau peduli tentang Kalbar,” katanya.

Yang lebih parahnya lagi, kata Midji, pihak perusahaan hanya mengutus anak buah yang hanya pandai bicara dan tak bisa mengambil keputusan.

“Yang datang itu cuma centeng-centeng saja tuh. Orang-orang yang cuma disuruh ngomong saja tapi tak bisa ambil keputusan. Mereka kira Pemerintah Daerah ini bisa dibuatnya main-main. Saya usir semua. Percayalah, selama yang nama Sutarmidji jadi Gubernur, tidak akan mau berhubungan lagi sama perusahaan sawit,” katanya dengan nada meledak-ledak.

Midji pun memastikan tak akan ambil pusing dengan permasalahan sawit. Justru Midji akan mengusulkan lahan konsesi sawit yang tak melaksanakan kewajibannya dengan baik untuk dicabut.

“Saya tak peduli. Mau mereka diprotes masyarakat terserah saja. Saya justru lahan-lahan konsesi mereka yang tidak mereka tanam, mau saya usulkan untuk dicabut,” katanya.

“Pajak Air Permukaan (PAP) mereka harus bayar. Saya mau audit Pajak Air Permukaan puluhan tahun yang lalu, dan mereka harus bayar,” katanya.

Termasuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan BBNKB kendaraan perusahaan sawit yang menurutnya tak membayar pajak. Pihaknya pun akan melakukan razia besar-besaran terhadap kendaraan truk bermuatan sawit.

“Coba saja nanti, mau saya razia semua tuh di tengah jalan. Percaya omongan saya, mau sawitnya ada di muatan truk, saya suruh turunkan. merusak jalan saja. Yang paling banyak merusak jalan itu kan perkebunan sawit. Tapi mereka begitu masyarakat butuh, mereka tidak berbuat,” katanya.

Midji pun tak peduli dengan upaya apapun yang dilakukan pihak perusahaan sawit untuk membantu Pemda menangani bencana. Di mana Midji mengaku, setelah dirinya marah-marah, pihak perusahaan sawit baru berencana mengumpulkan bantuan banjir.

“Sekarang katanya sudah kumpulkan bantuan, terserahlah mau kumpulkan apapun, kita tak peduli. Memangnya tidak ada perusahaan sawit, kita tidak bisa urus masyarakat. Lihat saja nanti apa yang saya buat, nangis mereka pasti, percayalah omongan saya. Saya doakan kebun mereka busuk semua,” katanya.

Seperti diketahui, banjir yang melanda sejumlah daerah di hulu Kalimantan Barat tak kunjung surut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, banjir terjadi lebih dari dua pekan atau sejak Kamis pagi, 21 Oktober 2021. Sejauh ini tercatat tiga warga dilaporkan meninggal dunia akibat banjir, dua di Kabupaten Sintang, satu antaranya di Kabupaten Sekadau.

Berdasarkan data yang didapat, sampai saat ini terdapat lebih dari 50 ribu kepala keluarga atau sekitar 180 ribu jiwa yang terdampak banjir dan diprediksi akan bertambah.

Kondisi banjir yang semula hanya melanda lima dari 14 kabupaten/kota se-Kalbar, kini semakin meluas dan bertambah satu kabupaten lain yang terdampak di antaranya Kabupaten Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau, Sanggau, dan Kabupaten Ketapang.

Melawi yang awalnya terdampak cukup parah, kini dikabarkan sudah sedikit surut, namun justru menyebabkan banjir kiriman ke Sintang. Di Kabupaten Sintang sendiri dikabarkan telah melanda 12 kecamatan, sehingga menyebabkan akses terputus.

Artikel Selanjutnya
Gubernur Apresiasi Solidaritas Masyarakat Kalbar Salurkan Bantuan Tanpa Diminta, Sindir Perusahaan Sawit?
Selasa, 16 November 2021
Artikel Sebelumnya
Midji Pastikan Tak Akan Koordinir Bantuan Banjir dari Perusahaan Sawit: Distribusikan Sendiri
Selasa, 16 November 2021

Berita terkait