Strategi Hary Agung Tangani Covid-19 Pasca Resmi Jadi Kadiskes Kalbar

KalbarOnline, PontianakSetelah resmi menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Hary Agung Tjahyadi akan langsung tancap gas.

Jabatan yang diemban Hary Agung itu merupakan posisi sentral dan penting, terlebih dalam penanganan pandemi Covid-19 saat ini.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Hal itupun diamini Hary Agung. Penanganan Covid-19 masih jadi fokus utama di tubuh Dinas Kesehatan.

Meskipun kata Hary Agung, dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 tak bisa hanya dikerjakan oleh tenaga kesehatan semata.

Perlu kerjasama semua pihak, terutama dalam Satgas Covid-19 yang terdiri dari lintas sektor di dalamnya.

“Saya pikir upaya ke depan adalah memperkuat peran Dinkes dalam Satgas tersebut,” kata Hary Agung.

Terus Genjot Vaksinasi Covid-19

Hary Agung pun membeberkan beberapa strateginya dalam menangani Covid-19. Terpenting, kata Hary Agung, percepatan cakupan Vaksinasi Covid-19. Hal ini merupakan arahan Gubernur Sutarmidji di setiap kesempatan. Cakupan Vaksinasi Covid-19 perlu terus digenjot.

“Harus ada percepatan-percepatan, sekarang bukan hanya vaksinasi dosis pertama saja yang harus 70 persen, tapi juga vaksinasi dosis kedua harus kita kejar 70 persen ke atas. Karena masih ada sekitar 10 kabupaten/kota yang belum 70 persen untuk vaksinasi dosis kedua,” kata Hary Agung.

Kemudian percepatan cakupan vaksinasi bagi warga lanjut usia (lansia). Seperti diketahui, target vaksinasi Covid-19 yang menyasar lansia yang ditetapkan Pemerintah Pusat yakni 60 persen. Termasuk vaksinasi booster untuk semua sasaran.

Baca Juga :  Taksi Swa Kemudi Ini Tawarkan Solusi Transportasi Physical Distancing

“Vaksinasi ini adalah upaya-upaya untuk menekan jumlah hospitalisasi dan menekan jumlah angka kematian. Ini penting, jumlah hospitalisasi harus kita tekan, caranya dengan gencarkan vaksinasi,” kata Hary Agung.

Untuk mempercepat cakupan vaksinasi Covid-19 saat ini, menurutnya diperlukan pendekatan keluarga dan kearifan lokal dari level paling terkecil yakni di tingkat RT/RW, Dusun, dan Desa/Kelurahan.

Hal ini mengingat, cakupan vaksinasi Covid-19 daerah di Kalbar untuk dosis pertama saat ini rata-rata sudah berada di atas 70 persen. Sehingga diakuinya cukup sulit untuk mencari sasaran. Belum lagi dihadapkan pada kelompok masyarakat yang kontra dan sulit memahami pentingnya vaksinasi Covid-19.

“Ini perlu didorong. Strateginya dengan pendekatan keluarga. Entry point-nya bisa masuk dari kelompok terkecil yakni RT/RW, tapi memang harus pendekatan keluarga,” kata Hary Agung.

Kemudian dengan kearifan lokal. Menurutnya, strategi ini diperlukan, lantaran setiap daerah memiliki situasi dan kondisi yang berbeda. Demikian tantangan dan masalahnya yang berbeda pula. Sehingga cara-cara yang dilakukan juga mungkin berbeda. Sehingga masing-masing kabupaten/kota harus punya cara berbeda bagaimana mengajak masyarakat untuk mau divaksin.

“Local wisdom (kearifan lokal) ini bisa mengajak peran tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat. Tokoh ini dilibatkan dalam Satgas Covid-19 dalam rangka penguatan. Satgas Covid-19 itukan ada di level RT, dusun, desa/kelurahan. Nah dilibatkan,” kata Hary Agung.

Local wisdom ini tidak bisa digeneralisir, masing-masing daerah punya cara berbeda. Belum tentu diberikan iming-iming sembako atau paket masyarakat akan datang untuk divaksin, tapi kalau ada tokoh berpengaruh yang mengajak mereka, itu yang lebih efektif,” kata Hary Agung.

Baca Juga :  Pemkot Pontianak Gelar Rakor Penyusunan Ulang Pagu Bantuan Beras Sejahtera

Maksimalkan implementasi Peduli Lindungi

Hal lain yang terpenting dalam penanganan Covid-19 yakni pencegahan melalui disiplin protokol kesehatan yang ketat. Termasuk memaksimalkan implementasi penggunaan aplikasi Peduli Lindungi di tempat-tempat publik. Hal ini diakuinya memang belum maksimal diterapkan.

“Ke depannya implementasi penggunaan Peduli Lindungi harus dengan sanksi. Kan aturan sudah dibuat, ada Pergub dan aturan lainnya. Jadi kami bersama Satgas Covid-19 provinsi maupun kabupaten/kota akan memaksimalkan ini dan disertai dengan sanksi yang saya kira akan membantu menyadarkan masyarakat pentingnya prokes di masa pandemi ini,” kata Hary Agung.

Terlebih saat ini tren kasus masih terbilang naik. Meski kasus harian turun naik, akan tetapi positivity rate atau atau perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan di Kalbar juga masih cukup tinggi meski di bawah rata-rata nasional. Sehingga tren kasus diprediksi masih akan naik.

Jika berdasarkan prediksi dari Satgas Covid-19 Nasional, kasus Covid-19 di daerah luar Jawa Bali akan meningkat 3-4 minggu setelah peningkatan kasus corona di daerah Jawa Bali.

“Hal lain yang tidak boleh kendor adalah tracing dan testing. Saya ajak Satgas Covid-19 di kabupaten/kota jangan kendor. Ini perlu sebagai upaya deteksi dini. Ini harus terus dijalankan,” pungkas Hary Agung.

Comment