KalbarOnline, Pontianak – Selain memiliki kemampuan dalam manajerial, pemangku Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama juga penting menangani sosial kultur.
“Misalnya etnis A, alumni B. Kalau saudara berpikir dari sisi sosial kultur, belum baik atau masih terkotak-kotakkan dalam etnis, alumni, agama, maka saudara tidak akan mampu sebagai Top Management,” kata Gubernur Kalbar Sutarmidji.
Ia menyampaikan hal tersebut ketika Pengembangan Kompetensi Manajerial JPT Pratama Kalbar, di Hotel Mercure Pontianak, Kamis (24/3/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Sutarmidji mengimbau JPT Pratama untuk memahami tanggungjawabnya.
Jangan pernah membiarkan staf berpikir pimpinan bergantung padanya, dan jangan pernah membagi kewenangan yang melekat pada jabatan yang diamanahkan.
“Dengan saudara mendelegasikan pekerjaan kepada bawahan, secara tidak langsung dan tidak sadar saudara dinilai tidak mampu menjalani tugas,” ingat Sutarmidji.
JPT Pratama, menurut Sutarmidji, harus memahami betul lingkup tugas dan atur mekanisme pekerjaannya.
Bukan hal yang salah bagi JPT Pratama jika mampu berinovasi dan berkreatifitas untuk memudahkan capaian kinerja.
“Tetapi dengan panduan dan inovasi, kita bisa membuat capaian yang melebihi target, sepanjang tidak melanggar aturan yang membawa kerugian negara,” tegas Sutarmidji.
Manajemen tertinggi suatu instansi pemerintah, lanjut dia, diharapkan selalu peduli dengan tugas dan tanggungjawabnya.
“Saya berharap kita semua siap untuk menghadapi perubahan-perubahan dalam mekanisme kerja untuk capaian yang lebih baik dan buatlah suatu perubahan,” pinta Sutarmidji.
Kemudian, kata Sutarmidji, harus berinovasi. Dimulai dengan memahami Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi).
Ikuti semua perkembangan yang terjadi dan berupaya untuk cepat dalam mencari solusi suatu masalah yang berkaitan dengan Tupoksi.
“Insya Allah, akan sangat berkurang permasalahan yang bisa mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucap Sutarmidji.(*)
Comment