Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Kamis, 21 Juli 2022 |
KalbarOnline, Pontianak - Teater Mendu Pontianak kembali mementaskan lakonnya melalui naskah Putri Cahaya karya Jerie Anwar dengan sutradara Evi Yulianti alias Uli Topeng di Taman Budaya Kalbar, Pontianak, pada tanggal 29 - 30 Juli 2022, pukul 19.30 WIB.
Menurut Jerie Anwar, yang juga tokoh Mendu sejak berdiri tahun 1979, pementasan ini merupakan upaya untuk tetap melestarikan dan mengembangkan keberadaan teater Mendu, khususnya di Kalimantan Barat, sekaligus regenerasi pelakunya.
“Di tengah zaman milenial ini, Mendu sebagai teater tradisional tetap kita upayakan eksis tak lekang dimakan zaman. Karenanya, setiap pementasan Mendu kita selalu berusaha melibatkan aktor lintas generasi, yang tua berkolaborasi dengan yang muda, agar Teater Mendu tidak kehilangan rohnya sekaligus menyiapkan generasi penerusnya,” ujar Jerie.
Kali ini, Teater Mendu menghadirkan aktor seperti Kamil Ibrahim (Khadam), Pradono (Ahli Nujum), Yuniarsih PJI (Permaisuri), Budi Kk (Raja), Solihin (Perdana Menteri), BebenMC (Panglima Boga) berkolaborasi dengan Nadila Husein (Tuan Putri), Gusti Fajar (Datok Penasihat), Pontigile (Mak Dayang), Surya Ramdhani (Jaya Prana), Zakaria (Hulubalang), dan Muhammad Rizqi Meshoria (Hulubalang) serta diperkuat dengan para pemusik dan penari dari Sanggar Andari Pontianak, termasuk penari awal Mendu seperti Kusmindari Triwati dan Sri Surikanti.
Sementara itu, Ketua Teater Mendu Pontianak sekaligus Pemimpin Produksi, Kusmindari Triwati menjelaskan, kalau pementasan ini dibagi dua segmen penonton.
Malam pertama, yakni tanggal 29 Juli, khusus untuk penonton dari pihak pemain dan tim produksi serta beberapa pejabat dan tokoh masyarakat. Tiketnya sudah sold out (habis). Sedangkan malam kedua, tanggal 30 Juli, baru dengan tiket untuk umum.

“Saat ini, kita telah kehilangan banyak tokoh Teater Mendu Pontianak. Tinggal beberapa yang bisa disebut sebagai orang tua kita yang masih eksis," jelas pimpro yang juga koreografer tari, Andari–atau yang akrab disapa Dai ini.
Beberapa yang masih eksis tersebut diantaranya Jerie Anwar, Burhan HG, Kamil Ibrahim, Syarifah Sylviana Almuthahar, Syarifah Marlyna Almuthahar, Sri Surikanti, Ardiansyah Ibrahim, dan lain-lain.
"Karenanya, pada malam pertama kita akan melaksanakan seremonial untuk mengenang para tokoh Teater Mendu Pontianak, di antaranya AA Kamaruddin BA, A Muin Ikram, Sataruddin Ramli, Yusuf ABA, Matsye Yacoub, Victor Hermanto, Latif Simanjuntak, Herman AR, Benny Hasan, Husni Asra, Syarif Ibrahim, Musa Saleh, dan lain-lain,” terangnya.
Sedangkan sang sutradara, Uli Topeng, menuturkan, Putri Cahaya bercerita tentang keadaan Kerajaan Bukit Semenanjung yang tengah chaos dilanda bencana. Terjadi intrik di antara pejabat tinggi istana. Maka timbul silang sengketa di antara mereka hingga akhirnya mengakibatkan Sri Baginda Raja terbunuh.
“Nah, bagaimana keseruan kisah lengkapnya, bagi masyarakat umum yang penasaran, silakan segera pesan tiketnya dan saksikan pada Sabtu, 30 Juli 2022, pukul 19.30 WIB di Taman Budaya Kalbar,” tutur Uli berpromosi. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak - Teater Mendu Pontianak kembali mementaskan lakonnya melalui naskah Putri Cahaya karya Jerie Anwar dengan sutradara Evi Yulianti alias Uli Topeng di Taman Budaya Kalbar, Pontianak, pada tanggal 29 - 30 Juli 2022, pukul 19.30 WIB.
Menurut Jerie Anwar, yang juga tokoh Mendu sejak berdiri tahun 1979, pementasan ini merupakan upaya untuk tetap melestarikan dan mengembangkan keberadaan teater Mendu, khususnya di Kalimantan Barat, sekaligus regenerasi pelakunya.
“Di tengah zaman milenial ini, Mendu sebagai teater tradisional tetap kita upayakan eksis tak lekang dimakan zaman. Karenanya, setiap pementasan Mendu kita selalu berusaha melibatkan aktor lintas generasi, yang tua berkolaborasi dengan yang muda, agar Teater Mendu tidak kehilangan rohnya sekaligus menyiapkan generasi penerusnya,” ujar Jerie.
Kali ini, Teater Mendu menghadirkan aktor seperti Kamil Ibrahim (Khadam), Pradono (Ahli Nujum), Yuniarsih PJI (Permaisuri), Budi Kk (Raja), Solihin (Perdana Menteri), BebenMC (Panglima Boga) berkolaborasi dengan Nadila Husein (Tuan Putri), Gusti Fajar (Datok Penasihat), Pontigile (Mak Dayang), Surya Ramdhani (Jaya Prana), Zakaria (Hulubalang), dan Muhammad Rizqi Meshoria (Hulubalang) serta diperkuat dengan para pemusik dan penari dari Sanggar Andari Pontianak, termasuk penari awal Mendu seperti Kusmindari Triwati dan Sri Surikanti.
Sementara itu, Ketua Teater Mendu Pontianak sekaligus Pemimpin Produksi, Kusmindari Triwati menjelaskan, kalau pementasan ini dibagi dua segmen penonton.
Malam pertama, yakni tanggal 29 Juli, khusus untuk penonton dari pihak pemain dan tim produksi serta beberapa pejabat dan tokoh masyarakat. Tiketnya sudah sold out (habis). Sedangkan malam kedua, tanggal 30 Juli, baru dengan tiket untuk umum.

“Saat ini, kita telah kehilangan banyak tokoh Teater Mendu Pontianak. Tinggal beberapa yang bisa disebut sebagai orang tua kita yang masih eksis," jelas pimpro yang juga koreografer tari, Andari–atau yang akrab disapa Dai ini.
Beberapa yang masih eksis tersebut diantaranya Jerie Anwar, Burhan HG, Kamil Ibrahim, Syarifah Sylviana Almuthahar, Syarifah Marlyna Almuthahar, Sri Surikanti, Ardiansyah Ibrahim, dan lain-lain.
"Karenanya, pada malam pertama kita akan melaksanakan seremonial untuk mengenang para tokoh Teater Mendu Pontianak, di antaranya AA Kamaruddin BA, A Muin Ikram, Sataruddin Ramli, Yusuf ABA, Matsye Yacoub, Victor Hermanto, Latif Simanjuntak, Herman AR, Benny Hasan, Husni Asra, Syarif Ibrahim, Musa Saleh, dan lain-lain,” terangnya.
Sedangkan sang sutradara, Uli Topeng, menuturkan, Putri Cahaya bercerita tentang keadaan Kerajaan Bukit Semenanjung yang tengah chaos dilanda bencana. Terjadi intrik di antara pejabat tinggi istana. Maka timbul silang sengketa di antara mereka hingga akhirnya mengakibatkan Sri Baginda Raja terbunuh.
“Nah, bagaimana keseruan kisah lengkapnya, bagi masyarakat umum yang penasaran, silakan segera pesan tiketnya dan saksikan pada Sabtu, 30 Juli 2022, pukul 19.30 WIB di Taman Budaya Kalbar,” tutur Uli berpromosi. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini