Kalbar Siap Implementasikan 12 Agenda FOLU Net Sink 2030, Adi Yani: Seluruh Bidang DLHK Bakal Terlibat

KalbarOnline, Pontianak – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kalimantan Barat berkomitmen menyukseskan 12 agenda FOLU Net Sink 2030 melalui serangkaian agenda iklim.

Hal itu terungkap dalam Inception Meeting (Pertemuan Awal) Penguatan Keterlibatan Pemangku Kepentingan di Provinsi Kalbar dalam Mendukung Implementasi FOLU Net Sink 2030 di Hotel Golden Tulip Pontianak, Senin (10/04/2023).

IKLANSUMPAHPEMUDA

Kegiatan yang mendapat dukungan penuh dari Yayasan PRCF Indonesia dan Yayasan IDH ini akan mengorkestrasi 12 agenda iklim. Agenda itu meliputi pengembangan aplikasi Sippohon Kalbar, peningkatan kapasitas dan pengembangan jaringan bisnis di unit usaha perhutanan sosial, peningkatan kapasitas inventarisasi gas rumah kaca, program kampung iklim, dan lain-lain.

Kepala Dinas LHK Kalbar Adi Yani mengatakan, Pemerintah Indonesia telah menyusun peta jalan baru penurunan emisi gas rumah kaca melalui pendekatan net sink.

“Ini tertuang dalam Indonesia’s Forestry and Other Land Use Net Sink 2030 atau IFNET 2030,” katanya di Pontianak.

Menurut Adi Yani, IFNET 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai melalui tingkat serapan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan pada tahun 2030 akan seimbang atau bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi.

Baca Juga :  Orang Tua Harus Pintar dan Kreatif Edukasi Anak di Masa Pandemi

Lebih jauh dia menjelaskan, bahwa sektor kehutanan memiliki porsi terbesar di dalam target penurunan emisi gas rumah kaca. Sektor ini berkontribusi sekitar 60% dalam pemenuhan target netral karbon atau net-zero emission.

“Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat berkomitmen dan mengambil peran dalam upaya pengendalian perubahan iklim. Kita telah mengembangkan strategi yurisdiksi untuk FOLU Net Sink 2030 untuk memperkuat strategi yurisdiksi REDD+ dan implementasi REDD+,” sebutnya.

Tutupan hutan yang perlu dipertahankan oleh Pemprov Kalbar untuk berkontribusi pada IFNET 2030 dengan asumsi emisi bersih per kapita sebesar 4,23 ton CO₂e, sebut Adi Yani, adalah 7,6 juta hektare dengan total target pengurangan sebesar 32,1 mtCO₂ atau setara dengan 12% dari total kontribusi nasional.

Program ini, kata Adi Yani, merupakan wujud nyata dari komitmen sektor kehutanan Indonesia, tidak hanya untuk kepentingan nasional, tetapi juga untuk berkontribusi kepada masyarakat global menuju pemulihan hijau, sekaligus membangun ekonomi yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.

Baca Juga :  Pemerintah Cabut Konsesi 11 Perusahaan di Kalbar

Aksi-aksi di dalam program FOLU Net Sink 2030 Kalbar ini, kata Adi Yani, sudah sejalan dengan program kerja di lingkup dinas yang dipimpinnya.

“DLHK adalah tulang punggung pencapaian FOLU Net Sink 2030 Pemprov Kalbar. Kita perlu bersinergi, saling sokong dalam implementasinya,” katanya.

Seluruh bidang di dalam struktur DLHK Kalbar akan terlibat. Bidang-bidang itu meliputi Bidang Penanganan Sampah Limbah Bahan Berbahaya, Beracun, dan Pengendalian Pencemaran; Bidang Penataan dan Pengawasan Lingkungan Hidup; Bidang Rehabilitasi dan Pemberdayaan Masyarakat; Bidang Perlindungan Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem; serta Bidang Penatagunaan dan Pengelolaan Hutan.

Adi Yani berharap, kegiatan yang akan dilaksanakan ke depan dapat berjalan dengan baik, dan sesuai rencana yang disusun bersama.

“Ini perlu saya tekankan mengingat batas waktu pelaksanaan kegiatannya hanya sampai bulan Juni 2023,” harapnya. (Jau)

Comment