Kepala SMA Taruna Bumi Khatulistiwa yang Tampar Siswi Saat Apel Akui Kesalahan dan Mundur dari Jabatan

KalbarOnline, Pontianak – Kepala SMA Taruna Bumi Khatulistiwa berinisial AW dengan jantan mengakui kesalahannya dan menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya selaku kepala sekolah.

Melalui keterangan tertulis yang diterima oleh media ini, Minggu (14/05/2023), AW mengaku salah dan meminta maaf karena telah menampar salah seorang siswinya, saat apel Jumat (12/05/2023) pagi, sekitar pukul 07.30 WIB.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Pengunduran ini pun diakui AW sebagai bentuk pertanggungjawaban morilnya terhadap kekerasan yang telah dilakukannya kepada anak bawah umur tersebut. AW juga mengakui, bahwa siswi yang bersangkutan tidak melakukan kesalahan tata tertib maupun disiplin sekolah, baik sebelum maupun sesudah kejadian penamparan itu

“Atas Kesalahan yang saya lakukan tersebut saya memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada siswi yang bersangkutan, kepada orang tua serta keluarga besar siswi yang bersangkutan dan ini murni kesalahan saya pribadi,” kata AW di Kota Pontianak.

“Oleh karena itu, sebagai bentuk pertanggungjawaban saya mengundurkan diri dari jabatan saya dan tenaga pendidik. Saya berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi kemudian hari,” tutup AW.

Pihak Yayasan Pendidikan Adijanto yang menaungi SMA Taruna Bumi Khatulistiwa Pontianak melalui perwakilannya berinisial KW menyampaikan sudah menerima pengunduran diri AW. Dia pun mengapresiasi AW yang sudah berani mengambil sikap jantan untuk mengakui kesalahannya.

Baca Juga :  Miris! Kepala SMA Taruna Bumi Khatulistiwa Pontianak Tampar Siswi, Keluarga Lapor ke Polda Kalbar

“Kami sudah terima surat pengunduran diri dari saudara AW pada Jumat kemarin mengingat investigasi internal dilakukan secara sigap, jadi dari yayasan kami pun langsung mengambil sikap dan menerima keputusan saudara AW tersebut,” ungkap KW selaku salah seorang pengurus Yayasan Pendidikan Adijanto.

Sedangkan terkait dengan pelanggaran hukum oleh AW, kata KW, yayasan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwenang.

“Jadi, untuk proses hukum yang sudah berjalan kami dari yayasan sepenuhnya percayakan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Kalimantan Barat (Polda Kalbar) dan besar harapan kami persoalan pemukulan ini dapat segera diselesaikan,” kata dia.

Tim kuasa hukum korban. (Foto: Jauhari)
Tim kuasa hukum korban. (Foto: Jauhari)

Diberitakan sebelumnya, bahwa pemukulan tersebut dilakukan AW di hadapan banyak siswa-siswi serta para guru peserta apel pagi kala itu. Orang tua anak yang tidak terima atas kejadian itu telah melaporkan kasus ini ke Polda Kalbar.

Pihak orang tua berharap kepolisian dapat memberikan tindakan tegas sesegera mungkin sesuai semangat presisi yang dikangkangkan oleh Kapolri.

“Sudah jelas ada dugaan kuat tindak pidana di sini, kami akan melaporkan juga ke Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah Provinsi Kalimantan Barat (KPPAD Kalbar) dan ke Dinas Pendidikan Provinsi, karena faktanya ketika kejadian pemukulan itu terjadi saat apel pagi di SMA Taruna Bumi Khatulistiwa, disaksikan oleh banyak siswa dan siswi dan beberapa guru,” terang Maria Putri Anggraini Saragi, salah satu dari tim pengacara korban anak tersebut, Jumat (12/05/2023) di Mapolda Kalbar.

Baca Juga :  Bikin Emak-emak Histeris, Bang Sandi: Pontianak Luar Biasa

“Kejadian ini juga membuat anak korban mengalami trauma sehingga merasa malu bertemu teman-temannya dan hari ini masuk ke rumah sakit karena kondisi tidak stabil,” tambahnya.

Maria juga menyampaikan, bahwa kejadian ini patut menjadi atensi semua stakeholder yang berkepentingan, mengingat anak adalah aset bangsa dan negara, sudah sepatutnya tindak kekerasan di lingkungan sekolah tidak perlu terulang kembali. Jadi, pihaknya meminta pihak kepolisian untuk mengawal perkara ini bersama-sama.

“Perlu saya ingatkan kembali kekerasan di lingkungan sekolah itu sudah tidak jaman. Mari kita kawal proses hukum yang sudah berjalan ini bersama-sama agar kejadian seperti ini tidak pernah terulang kembali ke anak-anak kita,” tutupnya. (Jau)

Comment