Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 11 April 2019 |
Edi Kamtono : Jangan
Sampai Kejadian Serupa Terulang Kembali
KalbarOnline,
Pontianak – Kasus dugaan penganiayaan oleh belasan siswi SMA terhadap
seorang siswi SMP di Kota Pontianak yang menyebabkan korban dirawat di rumah
sakit menjadi atensi publik, tidak hanya nasional bahkan mendunia.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono sudah membesuk korban
di rumah sakit tempat korban dirawat. Diakuinya, korban memang mengalami
traumatik ketika dirinya melihat langsung kondisi korban.
Menurut penjelasan dari pihak keluarga, memang ada penganiayaan
dan pengeroyokan oleh siswi-siswi SMA. Saat ini kasusnya tengah ditangani oleh
Polresta Pontianak didampingi Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah
(KPPAD) Kalimantan Barat.
“Langkah yang sudah kita ambil adalah berkoordinasi dengan
Dinas Pendidikan untuk menggali sebanyak-banyaknya tentang kondisi di
sekolahnya,” ujarnya saat menggelar konferensi pers di Hotel Kapuas Palace
Pontianak, Rabu (10/4/2019).
Selanjutnya, sambung Edi, pihaknya terus memonitor kondisi
kesehatan korban dengan melakukan pendampingan supaya cepat pulih, terutama
dari rasa traumatik yang dialami korban.
“Kita akan membebaskan biaya pengobatannya selama dirawat di
rumah sakit,” tuturnya.
Kendati adanya kejadian ini, Pemerintah Kota Pontianak
berupaya agar Pontianak tetap menjadi Kota Layak Anak, baik dari sisi regulasi
maupun sarana dan prasarana serta manajemennya.
Semua pihak tak ingin kasus serupa terjadi lagi. Karenanya,
pihaknya berupaya mengedukasi, baik terhadap siswa-siswi, orang tua dan dunia
pendidikan serta lingkungan.
“Jangan sampai kejadian ini terulang lagi,” tegas Edi.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak,
Darmanelly menuturkan, pihaknya memberikan pendampingan sesuai dengan kebutuhan
anak tersebut.
“Kita berikan pendampingan hingga korban pulih, terutama
dari traumatik yang dialaminya,” terangnya.
Ditambahkannya, kasus ini memang menyedot perhatian dari
berbagai pihak atas keprihatinan terhadap penganiayaan yang dialami korban.
Bahkan dari pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(PP-PA) datang langsung melihat kondisi korban.
“Tadi saya mendampingi utusan Kementerian PP-PA menjenguk ke
rumah sakit untuk melihat langsung kondisi korban yang dirawat intensif,”
pungkasnya. (jim)
Edi Kamtono : Jangan
Sampai Kejadian Serupa Terulang Kembali
KalbarOnline,
Pontianak – Kasus dugaan penganiayaan oleh belasan siswi SMA terhadap
seorang siswi SMP di Kota Pontianak yang menyebabkan korban dirawat di rumah
sakit menjadi atensi publik, tidak hanya nasional bahkan mendunia.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono sudah membesuk korban
di rumah sakit tempat korban dirawat. Diakuinya, korban memang mengalami
traumatik ketika dirinya melihat langsung kondisi korban.
Menurut penjelasan dari pihak keluarga, memang ada penganiayaan
dan pengeroyokan oleh siswi-siswi SMA. Saat ini kasusnya tengah ditangani oleh
Polresta Pontianak didampingi Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah
(KPPAD) Kalimantan Barat.
“Langkah yang sudah kita ambil adalah berkoordinasi dengan
Dinas Pendidikan untuk menggali sebanyak-banyaknya tentang kondisi di
sekolahnya,” ujarnya saat menggelar konferensi pers di Hotel Kapuas Palace
Pontianak, Rabu (10/4/2019).
Selanjutnya, sambung Edi, pihaknya terus memonitor kondisi
kesehatan korban dengan melakukan pendampingan supaya cepat pulih, terutama
dari rasa traumatik yang dialami korban.
“Kita akan membebaskan biaya pengobatannya selama dirawat di
rumah sakit,” tuturnya.
Kendati adanya kejadian ini, Pemerintah Kota Pontianak
berupaya agar Pontianak tetap menjadi Kota Layak Anak, baik dari sisi regulasi
maupun sarana dan prasarana serta manajemennya.
Semua pihak tak ingin kasus serupa terjadi lagi. Karenanya,
pihaknya berupaya mengedukasi, baik terhadap siswa-siswi, orang tua dan dunia
pendidikan serta lingkungan.
“Jangan sampai kejadian ini terulang lagi,” tegas Edi.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Pontianak,
Darmanelly menuturkan, pihaknya memberikan pendampingan sesuai dengan kebutuhan
anak tersebut.
“Kita berikan pendampingan hingga korban pulih, terutama
dari traumatik yang dialaminya,” terangnya.
Ditambahkannya, kasus ini memang menyedot perhatian dari
berbagai pihak atas keprihatinan terhadap penganiayaan yang dialami korban.
Bahkan dari pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(PP-PA) datang langsung melihat kondisi korban.
“Tadi saya mendampingi utusan Kementerian PP-PA menjenguk ke
rumah sakit untuk melihat langsung kondisi korban yang dirawat intensif,”
pungkasnya. (jim)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini