Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 08 April 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono meminta agar pihak
Kepolisian dan Dinas Pendidikan serta pihak sekolah untuk melakukan investigasi
mengenai kasus penganiayaan yang dilakukan 12 siswi SMA Pontianak terhadap
seorang siswi SMP Pontianak.
Hal itu disampaikan Edi, menanggapi kasus penganiayaan dan
pengeroyokan yang dialami AUD (14) yang merupakan seorang siswi SMP di Kota
Pontianak yang terjadi pada 29 Maret 2019 kemarin.
“Kasus pengeroyokan siswi SMP ini sudah viral beberapa hari
yang lalu. Ini sudah sangat viral di media sosial. Saya berharap pihak
Kepolisian bersama Dinas Pendidikan dan sekolah untuk melakukan investigasi
penyebab pengeroyokan ini,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Senin
(8/4/2019).
Sebab, dirinya tak menginginkan ada pelajar di Kota Pontianak
yang melakukan tindak kriminal. Apalagi, lanjutnya, sampai menimbulkan korban
jiwa, traumatik yang sangat dalam.
“Kita tidak inginkan di Kota Pontianak terutama dilakukan
para pelajar yang nge-genk ini melakukan
tindakan kriminal. Apalagi sampai menimbulkan korban jiwa, traumatik yang cukup
dalam,” tukasnya.
Orang nomor wahid di Kota Khatulistiwa ini mengaku bahwa
dirinya telah menjenguk korban (AUD) di rumah sakit tempat AUD dirawat. Dalam kesempatan
itu, ungkap Edi, dirinya mendengar cerita dari orang tua korban AUD bahwa AUD mendapat
perlakuan yang tak sepatutnya dilakukan oleh pelajar.
“Saya kemarin membesuk korban di rumah sakit tempat dia dirawat.
Saya mendengar cerita orang tuanya, sudah luar biasa penganiayaannya, sampai
ada hal-hal yang tak sepatutnya dilakukan oleh pelajar. Oleh sebab itu ini
harus diusut tuntas bersama KPPAD,” tegasnya.
Kendati demikian, pihaknya juga akan terus melakukan
pembinaan dan sosialisasi di bidang pendidikan dan kepada orang tua agar
kejadian serupa tak lagi terulang.
“Karena gejala-gejala ini bisa memberikan dampak negatif,
terutama terhadap korban. Apalagi yang dianiaya adalah siswi SMP dan yang
menganiaya adalah siswi di berbagai SMA di Kota Pontianak kurang lebih ada 12
orang. Kita harapkan ini tidak terulang lagi. Mereka ini rata-rata di bawah
umur,” tukasnya.
“Untuk itu kita dorong agar dilakukan investigasi dan
penyelidikan agar kita cepat memberikan pembinaan kepada yang bersangkutan,”
timpalnya.
Kendati demikian, Edi menegaskan, para pelaku mesti diberikan
efek jera dan edukasi agar kejadian serupa tak lagi terulang.
“Kita berikan efek jera dan edukasi supaya tidak terulang
lagi,” tegasnya.
Berdasarkan informasi yang ia terima, penyebab penganiayaan
ini didasari komentar-komentar di media sosial Instagram. Yang mana komentar tersebut,
lanjutnya, menimbulkan ketidaksenangan dari lawan bicara (pelaku).
“Untuk itu, orang tua harus mengawasi anak-anak ini
menggunakan media sosial,” pungkasnya. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono meminta agar pihak
Kepolisian dan Dinas Pendidikan serta pihak sekolah untuk melakukan investigasi
mengenai kasus penganiayaan yang dilakukan 12 siswi SMA Pontianak terhadap
seorang siswi SMP Pontianak.
Hal itu disampaikan Edi, menanggapi kasus penganiayaan dan
pengeroyokan yang dialami AUD (14) yang merupakan seorang siswi SMP di Kota
Pontianak yang terjadi pada 29 Maret 2019 kemarin.
“Kasus pengeroyokan siswi SMP ini sudah viral beberapa hari
yang lalu. Ini sudah sangat viral di media sosial. Saya berharap pihak
Kepolisian bersama Dinas Pendidikan dan sekolah untuk melakukan investigasi
penyebab pengeroyokan ini,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Senin
(8/4/2019).
Sebab, dirinya tak menginginkan ada pelajar di Kota Pontianak
yang melakukan tindak kriminal. Apalagi, lanjutnya, sampai menimbulkan korban
jiwa, traumatik yang sangat dalam.
“Kita tidak inginkan di Kota Pontianak terutama dilakukan
para pelajar yang nge-genk ini melakukan
tindakan kriminal. Apalagi sampai menimbulkan korban jiwa, traumatik yang cukup
dalam,” tukasnya.
Orang nomor wahid di Kota Khatulistiwa ini mengaku bahwa
dirinya telah menjenguk korban (AUD) di rumah sakit tempat AUD dirawat. Dalam kesempatan
itu, ungkap Edi, dirinya mendengar cerita dari orang tua korban AUD bahwa AUD mendapat
perlakuan yang tak sepatutnya dilakukan oleh pelajar.
“Saya kemarin membesuk korban di rumah sakit tempat dia dirawat.
Saya mendengar cerita orang tuanya, sudah luar biasa penganiayaannya, sampai
ada hal-hal yang tak sepatutnya dilakukan oleh pelajar. Oleh sebab itu ini
harus diusut tuntas bersama KPPAD,” tegasnya.
Kendati demikian, pihaknya juga akan terus melakukan
pembinaan dan sosialisasi di bidang pendidikan dan kepada orang tua agar
kejadian serupa tak lagi terulang.
“Karena gejala-gejala ini bisa memberikan dampak negatif,
terutama terhadap korban. Apalagi yang dianiaya adalah siswi SMP dan yang
menganiaya adalah siswi di berbagai SMA di Kota Pontianak kurang lebih ada 12
orang. Kita harapkan ini tidak terulang lagi. Mereka ini rata-rata di bawah
umur,” tukasnya.
“Untuk itu kita dorong agar dilakukan investigasi dan
penyelidikan agar kita cepat memberikan pembinaan kepada yang bersangkutan,”
timpalnya.
Kendati demikian, Edi menegaskan, para pelaku mesti diberikan
efek jera dan edukasi agar kejadian serupa tak lagi terulang.
“Kita berikan efek jera dan edukasi supaya tidak terulang
lagi,” tegasnya.
Berdasarkan informasi yang ia terima, penyebab penganiayaan
ini didasari komentar-komentar di media sosial Instagram. Yang mana komentar tersebut,
lanjutnya, menimbulkan ketidaksenangan dari lawan bicara (pelaku).
“Untuk itu, orang tua harus mengawasi anak-anak ini
menggunakan media sosial,” pungkasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini