Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 13 April 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan bahwa
pengaruh media sosial dalam kasus penganiayaan siswi SMP yakni AUD (14) sangat
luar biasa. Pasalnya, kasus ini tak hanya menjadi perhatian nasional bahkan
menjadi perhatian dunia.
Setelah muncul tagar #JusticeForAudrey yang sempat menjadi
trending topik twitter dunia, muncul pula tagar #AudreyJugaBersalah yang sempat
menjadi trending topik twitter Indonesia beberapa hari lalu.
“Kalau kita perhatikan, sangat luar biasa pengaruh media
sosial mengenai kasus AUD ini. Sampai hari ini masih menjadi trending topik. Kemudian
muncul lagi tagar #AudreyJugaBersalah. Tentunya setelah saya baca, ini ada
kontroversi di masing-masing persepsi setelah berjalan sekian hari,” ujarnya
saat diwawancarai usai menghadiri Apel Kesiapan Pengamanan Pemilu 2019 di depan
kantor Wali Kota Pontianak, Jumat (12/4/2019) kemarin.
Orang nomor wahid di Kota Pontianak ini juga menanggapi pernyataan
kuasa hukum pelaku atau ABH (anak yang berhadapan dengan hukum) dalam kasus penganiayaan
ini yang menyatakan bahwa ada sejumlah sekolah yang menolak pelaku padahal
belum ada kepastian hukum dalam kasus ini.
“Tidak ditolak. Kita masih mendalami. Setahu saya belum ya. Sebab
harus ada keputusan tetap. Inikan masih dalam proses. Kemudian yang diduga 12
siswi inikan ternyata hanya 3 yang ditetapkan sebagai tersangka atau ABH. Jadi di
luar dari 3 itu hanya dimintai keterangan, kalau tidak bersalah ya tetap
melanjutkan aktivitas sekolahnya. Kan hanya 3 yang diproses,” tukasnya.
Untuk itu, orang nomor wahid di Kota Khatulistiwa ini
berharap agar kasus ini segera terselesaikan. Ia juga berharap kasus ini menjadi
kasus bullying terakhir di Kota Pontianak.
“Kita harap kasus ini cepat selesai. Kepada AUD kita
harapkan segera sembuh, pulih secara fisik maupun mental sehingga bisa
melaksanakan aktivitas sehari-hari,” harapnya.
Khusus kepada netizen, Edi meminta agar bersikap bijak dalam
menggunakan media sosial. Tidak berkomentar yang bersifat bully dan persekusi
terhadap korban maupun pelaku, mengingat kedua belah pihak merupakan anak-anak.
“Kepada netizen di manapun kita harap dapat bijak
menggunakan media sosial. Ini pengalaman berharga bagi kita semua terutama
kepada pengguna media sosial untuk tidak berkomentar, bully dan persekusi
terhadap korban maupun pelaku karena mereka masih anak-anak. Mudah-mudahan ini menjadi
yang terakhir di Kota Pontianak,” pungkasnya. (Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan bahwa
pengaruh media sosial dalam kasus penganiayaan siswi SMP yakni AUD (14) sangat
luar biasa. Pasalnya, kasus ini tak hanya menjadi perhatian nasional bahkan
menjadi perhatian dunia.
Setelah muncul tagar #JusticeForAudrey yang sempat menjadi
trending topik twitter dunia, muncul pula tagar #AudreyJugaBersalah yang sempat
menjadi trending topik twitter Indonesia beberapa hari lalu.
“Kalau kita perhatikan, sangat luar biasa pengaruh media
sosial mengenai kasus AUD ini. Sampai hari ini masih menjadi trending topik. Kemudian
muncul lagi tagar #AudreyJugaBersalah. Tentunya setelah saya baca, ini ada
kontroversi di masing-masing persepsi setelah berjalan sekian hari,” ujarnya
saat diwawancarai usai menghadiri Apel Kesiapan Pengamanan Pemilu 2019 di depan
kantor Wali Kota Pontianak, Jumat (12/4/2019) kemarin.
Orang nomor wahid di Kota Pontianak ini juga menanggapi pernyataan
kuasa hukum pelaku atau ABH (anak yang berhadapan dengan hukum) dalam kasus penganiayaan
ini yang menyatakan bahwa ada sejumlah sekolah yang menolak pelaku padahal
belum ada kepastian hukum dalam kasus ini.
“Tidak ditolak. Kita masih mendalami. Setahu saya belum ya. Sebab
harus ada keputusan tetap. Inikan masih dalam proses. Kemudian yang diduga 12
siswi inikan ternyata hanya 3 yang ditetapkan sebagai tersangka atau ABH. Jadi di
luar dari 3 itu hanya dimintai keterangan, kalau tidak bersalah ya tetap
melanjutkan aktivitas sekolahnya. Kan hanya 3 yang diproses,” tukasnya.
Untuk itu, orang nomor wahid di Kota Khatulistiwa ini
berharap agar kasus ini segera terselesaikan. Ia juga berharap kasus ini menjadi
kasus bullying terakhir di Kota Pontianak.
“Kita harap kasus ini cepat selesai. Kepada AUD kita
harapkan segera sembuh, pulih secara fisik maupun mental sehingga bisa
melaksanakan aktivitas sehari-hari,” harapnya.
Khusus kepada netizen, Edi meminta agar bersikap bijak dalam
menggunakan media sosial. Tidak berkomentar yang bersifat bully dan persekusi
terhadap korban maupun pelaku, mengingat kedua belah pihak merupakan anak-anak.
“Kepada netizen di manapun kita harap dapat bijak
menggunakan media sosial. Ini pengalaman berharga bagi kita semua terutama
kepada pengguna media sosial untuk tidak berkomentar, bully dan persekusi
terhadap korban maupun pelaku karena mereka masih anak-anak. Mudah-mudahan ini menjadi
yang terakhir di Kota Pontianak,” pungkasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini