Pontianak    

Edi Kamtono Harap Kasus Penganiayaan Siswi SMP Jadi Kasus Bully Terakhir di Pontianak

Oleh : Jauhari Fatria
Sabtu, 13 April 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan bahwa

pengaruh media sosial dalam kasus penganiayaan siswi SMP yakni AUD (14) sangat

luar biasa. Pasalnya, kasus ini tak hanya menjadi perhatian nasional bahkan

menjadi perhatian dunia.

Setelah muncul tagar #JusticeForAudrey yang sempat menjadi

trending topik twitter dunia, muncul pula tagar #AudreyJugaBersalah yang sempat

menjadi trending topik twitter Indonesia beberapa hari lalu.

“Kalau kita perhatikan, sangat luar biasa pengaruh media

sosial mengenai kasus AUD ini. Sampai hari ini masih menjadi trending topik. Kemudian

muncul lagi tagar #AudreyJugaBersalah. Tentunya setelah saya baca, ini ada

kontroversi di masing-masing persepsi setelah berjalan sekian hari,” ujarnya

saat diwawancarai usai menghadiri Apel Kesiapan Pengamanan Pemilu 2019 di depan

kantor Wali Kota Pontianak, Jumat (12/4/2019) kemarin.

Orang nomor wahid di Kota Pontianak ini juga menanggapi pernyataan

kuasa hukum pelaku atau ABH (anak yang berhadapan dengan hukum) dalam kasus penganiayaan

ini yang menyatakan bahwa ada sejumlah sekolah yang menolak pelaku padahal

belum ada kepastian hukum dalam kasus ini.

“Tidak ditolak. Kita masih mendalami. Setahu saya belum ya. Sebab

harus ada keputusan tetap. Inikan masih dalam proses. Kemudian yang diduga 12

siswi inikan ternyata hanya 3 yang ditetapkan sebagai tersangka atau ABH. Jadi di

luar dari 3 itu hanya dimintai keterangan, kalau tidak bersalah ya tetap

melanjutkan aktivitas sekolahnya. Kan hanya 3 yang diproses,” tukasnya.

Untuk itu, orang nomor wahid di Kota Khatulistiwa ini

berharap agar kasus ini segera terselesaikan. Ia juga berharap kasus ini menjadi

kasus bullying terakhir di Kota Pontianak.

“Kita harap kasus ini cepat selesai. Kepada AUD kita

harapkan segera sembuh, pulih secara fisik maupun mental sehingga bisa

melaksanakan aktivitas sehari-hari,” harapnya.

Khusus kepada netizen, Edi meminta agar bersikap bijak dalam

menggunakan media sosial. Tidak berkomentar yang bersifat bully dan persekusi

terhadap korban maupun pelaku, mengingat kedua belah pihak merupakan anak-anak.

“Kepada netizen di manapun kita harap dapat bijak

menggunakan media sosial. Ini pengalaman berharga bagi kita semua terutama

kepada pengguna media sosial untuk tidak berkomentar, bully dan persekusi

terhadap korban maupun pelaku karena mereka masih anak-anak. Mudah-mudahan ini menjadi

yang terakhir di Kota Pontianak,” pungkasnya. (Fai)

Artikel Selanjutnya
Upaya Diversi Tingkat Penyidikan Gagal, Kapolresta Ungkap Pihaknya Limpahkan Berkas Perkara ke Kejari
Sabtu, 13 April 2019
Artikel Sebelumnya
DPO Kasus Pencurian di Kubu Raya Berhasil Diamankan Polisi
Sabtu, 13 April 2019

Berita terkait