KalbarOnline.com – Tidak mudah menjual produk lokal seperti kebaya, bisa menembus pasar mancanegara.
Namun dengan tekad mengutamakan produk kebaya yang berkualitas, membuat merek lokal Didi Tukang Kebaya berhasil melakukan pengiriman ke Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Perancis, USA, Saudi Arabia, Swedia, Jepang, Hongkong, dll.
“Kami hanya menggunakan kain katun kualitas nomer satu, dan jenis bordir manual. Jadi saat dikenakan sangat nyaman di kulit,” ucap pengelola sekaligus admin Instagram dan Facebok Didi Tukang Kebaya, Anita Rachmad.
Menurut Anita, biasanya kebaya buatannya dibeli warga negara Indonesia yang sudah menetap di suatu negara atau staf di kedutaan.
Saat dikenakan di berbagai acara itulah, biasanya kebaya buatannya mendapat respons bagus dari berbagai pihak.
Dengan begitu, tidak sedikit yang menjadikan kebayanya sebagai hadiah.
Sedangkan untuk permintaan pasar dalam negeri, Didi Tukang Kebaya sudah menjangkau semua provinsi di Indonesia.
“Karena hingga saat ini, kami masih menggunakan sistem penjualan secara online di Instagram, Facebook, dan WA. Jadi masih belum punya toko atau butik,” sambung Anita.
Untuk pemilihan desain, pihaknya juga lebih mengutamakan kebaya yang tidak membentuk badan.
Salah satu model yang paling banyak disukai adalah kebaya yang diberi nama antul.
Berbentuk A line dan longgar dikenakan, cocok untuk acara resmi maupun tidak resmi.
Selain itu, andalan model lainnya adalah kebaya panjang yang bentuknya juga agak longgar.
Lebih jauh, Anita menjelaskan, di Indonesia begitu banyak sentra kerajinan bordir, salah satu yang terbaik ada di Tasikmalaya.
Pekerjanya rata-rata ibu rumah tangga yang sehari hari bekerja sebagi tukang bordir.
“Jadi ibu-ibu pembordir ini mengerjakan bordirannya di rumah masing masing-masing, karena mereka punya mesin bordir manual sendiri di rumah,” ucap Anita.
Selain menjual kebaya jenis bordir manual, pihaknya juga menerima pesanan kebaya jenis bordir komputer yang selesainya dalam kurun waktu sekitar dua minggu, sedangkan bordir manual bisa mencapai empat mingguan.
“Karena dengan bordir komputer, sekali bikin bisa mengerjakan lusinan kebaya,” papar Anita.
Disinggung apakah akan ada rencana penjualan secara offline atau mendirikan toko/butik, ia mengatakan belum ada.
Pihaknya saat ini masih fokus pada penjualan secara online yang bisa menjangkau pasar lebih luas hingga mancanegara. (*)
Comment