KalbarOnline, Pontianak – Anggota DPRD Provinsi Kalbar, Suib meminta Balai Jalan Nasional mengevaluasi ulang kelayakan Jalan Trans Kalimantan di Kabupaten Kubu Raya. Hal itu menyusul banyaknya kasus kecelakaan di wilayah tersebut, hingga sebagiannya menyebabkan korban jiwa.
“Belakangan ini sangat pesat terjadi kecelakaan di Sungai Ambawang di jalur trans Kalimantan. Mulai dari simpang Ampar sampai ke daerah Ambawang Kuala itu rawan kecelakaan. Yang sangat sering terjadi itu di antara kilometer 20 sampai kilometer 50. Itu sering,” terang Suib kepada KalbarOnline, Minggu (23/07/2023).
“Intinya kecelakaan itu sering terjadi mulai dari Ambawang Kuala sampai kilometer 50 – 60. Ini saya kira harus jadi perhatian khusus,” sambungnya menekankan.
Suib tidak berharap, bahwa kasus-kasus kecelakaan yang terjadi selama ini hanya dipandang dari satu sisi saja, seperti kelalaian pengendara, mengantuk dan sebagainya. Namun perlu dilakukan kajian mendalam dengan mempertimbangkan faktor atau penyebab lainnya.
“Saya minta Balai Jalan, dari dulu sudah lama saya minta kroscek ulang jalur Trans Kalimantan itu. Ini bukan hanya sekali dua kali kecelakaan itu terjadi. Tolonglah cari penyebabnya, apakah jalan itu kurang lebar atau lalu lintas pengamanan jalur itu yang harus diperhatikan. Jangan tutup mata,” tegas Suib.
Dirinya mengaku cukup menyesalkan kinerja Balai Jalan Nasional yang seolah apatis atau masa bodoh dengan melempar faktor hanya pada penyebab kelalaian pengguna jalan.
“Kami betul-betul marah dengan Balai Jalan, andai kata ini wewenang provinsi, saya pasti pergi ke provinsi dan sampaikan ke kepala dinas. Tapi karena ini wewenang Balai Jalan, saya minta turun ke lapangan, tinjau ulang. Teliti dan sikapi. Jangan diam,” camnya.
Suib berharap, Balai Jalan benar-benar melakukan kajian, melakukan rumusan serta menyelesaikan permasalahan teknis yang memang menjadi kewenangannya. Bahkan jika terdapat hal-hal yang perlu dikoordinasikan, maka pihaknya sangat siap dan terbuka untuk membantu.
“Tolong (selesaikan masalahnya). Itukan jalur dengan mobilitas masyarakat yang cukup padat. Itu selain lintas nasional juga dilintasi masyarakat desa yang mungkin pergi ke kota untuk kerja dan keperluan lainnya. Sehingga sangat padat,” terangnya.
Terakhir, Suib kembali sangat berharap agar Jalan Trans Kalimantan benar-benar diperhatikan, mengingat fatalitas yang diakibatkan dari insiden-insiden yang terjadi cukup mengerikan. Ia berharap Balai Jalan cukup bijak dalam membaca kritikan masyarakat yang diwakilinya.
“Kalau memang kurang lebar, butuh pelebaran, inisiatif dong. Hargai nyawa manusia. Kami betul-betul marah dengan Balai Jalan, apa perlu saya bawa warga untuk demo ke Balai Jalan? Kan tidak perlu,” pungkas Suib. (Jau)
Comment